Semenjak wabah virus corona menghebohkan masyarakat, hoax terkait virus ini pun semakin tak terkendali. Tak sedikit juga orang yang sudah merasa gerah atas aksi dari oknum tidak bertanggung jawab ini.
Menanggapi hal ini, Direktur Pelayanan Sekunder dan Unggulan, dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Dr dr Sukanto, SpPD, K-AI, mengatakan perlunya pemberian hukuman terhadap oknum penyebar hoax.
"Sebenarnya paling gampang ya hukum saja kalau dia menyebarkan sesuatu yang tidak benar," kata dr Sukanto kepada detikcom, Selasa (4/2/2020).
Menurutnya hukuman yang pantas untuk diberikan kepada oknum tersebut ialah sanksi moral. dr Sukanto pun memberikan contoh salah satu sanksi moral kepada oknum penyebar hoax di media sosial.
"Kalau di media sosial kan gampang banget diberikan sanksi moral. Bareng-bareng kita bilang bahwa yang bersangkutan tuh nggak benar, sehingga opini tentang yang disampaikan bersangkutan, orang akan jadi ragu-ragu," ucap dr Susanto.
"Sampai akhirnya orang-orang sadar, ternyata orang ini mengatakan hoax," pungkasnya.
Kira-kira, cukupkah hanya dengan saksi moral?
Respons Kemenkes Soal WNI Tertular Virus Corona di Singapura
Seorang warga negara Indonesia (WNI) positif tertular virus corona di Singapura. Hal ini diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada Selasa (4/2/2020) sore yang baru menemukan empat kasus transmisi lokal.
Dalam keterangan pers dari MOH, WNI tersebut diketahui berjenis kelamin perempuan dan berusia 44 tahun. Ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk seorang warga setempat yang juga positif terjangkit virus corona.
Terkait hal tersebut Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Sesditjen P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, dr Achmad Yurianto, mengatakan kasus ini akan ditangani oleh pemerintah Singapura. Hal ini sesuai dengan prosedur internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Regulasi dunia, protokolnya WHO mengatakan orang sakit itu tidak boleh dikemana-manain, orang sakit itu harus diisolasi, kalau jelas sakit harus diisolasi. Nggak boleh dipindahin ke mana-mana yang harus dilakukan adalah isolasi," kata pria yang akrab disapa Yuri ini pada detikcom.
"Protokolnya harus diisolasi, mau warga negara mana pun protokolnya harus diisolasi," jelasnya.
Namun demikian Yuri mengatakan Kemenkes akan tetap berkoordinasi dengan KBRI Singapura.
"Koordinasi dan pendampingan oleh KBRI Singapura," pungkas dr Yuri.
Justin Bieber Cari Terapi Depresi, Apa Penyebabnya?
 Justin Bieber dikabarkan sedang mencari pengobatan untuk depresi. Beberapa sumber termasuk majalah People membenarkan kabar tersebut. Sebagian mengira hal ini terjadi karena ia sedang ada masalah bersama Hailey.
Namun belakangan diketahui bahwa rumor tersebut tidak benar. Justin Bieber disebut kelelahan karena menghadapi ketenaran selama bertahun-tahun. Hal ini lah yang mempengaruhi kesehatan mentalnya.
"Dia emosional dan banyak berjuang karena ketenarannya selama ini, setiap gerakannya selalu diintai oleh penggemar, kamera di wajahnya," katanya, mengutip dari Elle.
Dalam wawancaranya bersama Vogue, Justin Bieber mengaku ia merasa sangat tertekan, terutama saat sedang melakukan tour album Purpose.
"Aku benar-benar tertekan saat tur," katanya.
"Saya belum berbicara banyak soal ini, dan masih begitu banyak hal yang belum saya bicarakan. Saya kesepian. Saya butuh waktu, " tambahnya.
https://nonton08.com/chinese-puzzle/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar