Seharusnya, tubuh terasa bugar dan prima setelah tidur semalaman. Tapi tak jarang, seseorang bangun dengan kondisi lemah dan lesu. Pasti ada yang salah!
Saat tidur, tubuh melakukan recovery untuk mengembalikan kondisi kebugaran. Sel-sel yang rusak karena kelelahan diperbaiki saat seseorang tidur.
Nah jika proses recovery tidak optimal, maka tubuh tidak akan terasa bugar meski sudah merasa tidur lelap sepanjang malam.
Berikut 4 penyebab bangun tidur terasa lelah, seperti dikutip dari berbagai sumber:
1. Kasur
Sebuah penelitian dikutip dari Greatist, menunjukkan bahwa kualitas tidur dan rasa lelah pada tubuh di pagi hari disebabkan oleh kasur yang digunakan. Selain itu, penelitian menemukan kasur yang keras bisa mencegah dari rasa lelah setelah bangun tidur.
2. Suhu ruangan di kamar tidur
Suhu ruangan terlalu panas atau terlalu dingin dapat menyebabkan kegelisahan dan membuat kamu sulit tidur. Suhu ruangan berperan penting dalam kenyamanan saat tidur. Jika kamu gelisah dan sulit tidur, menyebabkan tubuh terasa lelah dan pegal saat bangun tidur.
3. Pola tidur buruk
Membayar hutang tidur saat hari libur merupakan kebiasaan buruk. Ketika kamu mengubah rutinitas tidur, akan mengalami gejala kelelahan seperti jet-lag, mudah mengantuk, dan kebingungan. Jika kamu memiliki hutang tidur, cobalah tidur siang selama 20 menit sehingga tidak mengubah waktu tidur.
4. Tidur dengan mulut terbuka
Jika kamu bangun dengan rasa lelah dan mulut kering, kemungkinan besar disebabkan oleh tidur dengan mulut terbuka. Pernapasan mulut dapat menyebabkan mendengkur dan menghabiskan pasokan oksigen selama tidur. Kadar oksigen yang rendah dapat menyebabkan kelelahan.
Masker Scuba dan Buff Tak Disarankan Saat di KRL, Ini Suara Warga
PT KCI sedang melakukan sosialisasi kepada pengguna KRL untuk menghindari pemakaian masker buff dan masker scuba. Menurut VP Corporate Communications PT KCIL, Anne Purba, kedua jenis masker ini dapat berpotensi menyebarkan droplet. Anne menyarankan agar pengguna KRL memakai masker kain berlapis dan masker kesehatan.
Rupanya, banyak juga warga yang sependapat. Beberapa pengguna KRL yang ditemui detikcom mendukung imbauan tersebut.
Lenny seorang pengguna KRL yang menyebut bahwa penggunaan masker buff dan scuba memang lebih berisiko menularkan virus. Karena itu, tak ada ruginya bila adanya aturan pelarangan menggunakan masker tersebut.
"Menurutku memang jangan pakai masker buff dan scuba sih. Karena tipis dan useless juga jadinya," ucap Lenny kepada detikcom, Selasa (15/09/2020).
Pendapat senada disampaikan Cristine Natalie, seorang 'anker' alias anak kereta yang menganggap sangat logis bila ada larangan penggunaan masker scuba dan buff di KRL. Sebab, masker itu memungkinkan virus lebih mudah tersebar. Menurut Cristine, memang lebih baik menggunakan masker yang berlapis.
"Mungkin bisa dari PT KAI-nya yang sediakan masker buat dibeli atau bisa disarankan penggunanya beli dulu kalau memang di sekitar stasiun ada yang jual," ujarnya.
Pengguna KRL lainnya, Claudia, juga menilai aturan tersebut adalah bagian dari upaya positif untuk mengurangi paparan virus Corona.
"Masker scuba dan buff kan tipis karena cuma satu lapisan. Jadi kemungkinan besar bisa menyebarkan droplet. Toh, kalau mau pakai scuba dan buff pun emang harusnya dilapisin tissue lagi," jelasnya.
Sementara itu, seorang pedagang mengaku penjualan masker scuba sudah menurun belakangan ini. Lebih banyak pembeli mencari masker kain, bahkan seringkali sampai kehabisan stok.
"Iya sekarang sudah jarang lagi yang nyari masker scuba. Makannya nih saya mulai stok-stok masker kain lagi," kata Muhidin, seorang pedagang masker di Tangerang.
https://nonton08.com/challenge-game/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar