Minggu, 05 Juli 2020

Bagaimana Permintaan Properti di Masa Pandemi?

 Pandemi virus Corona atau COVID-19 telah membuat permintaan properti mengalami penurunan drastis. Meski begitu masih ada secercah harapan, permintaan hunian masih ada meski tak sebesar seperti biasanya.
Kondisi saat ini seharusnya dianggap sebagai tantangan bagi pelaku industri properti. Jika pintar mencari celah maka tentu masih bisa bertahan.

"Dalam kondisi saat ini, semua pelaku bisnis properti dihadapkan pada sebuah tantangan untuk dapat beradaptasi mengikuti kondisi dunia yang berubah sangat cepat. Kita dipaksa untuk lebih cepat lagi menyesuaikan diri. Perubahan yang terjadi membuat sebuah kondisi normal yang tidak normal lagi atau yang biasa disebut the new normal," kata CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda.

Dari sisi pelaku usaha juga harus selalu berusaha untuk berinovasi khususnya dalam hal kegiatan sales marketing. Misalnya dengan memanfaatkan jaringan media sosial dan kemajuan teknologi informasi dalam memperkenalkan dan memasarkan produk seperti yang dialkukan PT Repower Asia Indonesia Tbk (Repower) misalnya,

"Selain itu, dalam menghadapi kebijakan work from home, perseroan hingga sekarang terus melakukan terobosan dalam hal teknologi informasi agar aktivitas perkantoran bisa tetap berjalan dan ter-update dalam menghadapi era new normal," kata Direktur Utama PT Repower Asia Indonesia Tbk Aulia Firdaus.

Perusahaan ini mengaku optimistis mampu menjaga penjualan sepanjang 2020 seiring masih tingginya kebutuhan akan hunian. Sepanjang triwulan I-2020, penjualan hunian perseroan melonjak 142% dari Rp 1,68 miliar menjadi Rp 4,07 miliar per akhir Maret 2020..

Meski dalam situasi pandemi, perusahaan yakin bisa mendapatkan penjualan dengan menargetkan segmen end user atau konsumen akhir yang dipandang tetap membutuhkan rumah.

Repower mengklaim bahwa konsep dan produk perumahan yang disodorkan sangat menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dari rumah di tengah pandemi Covid-19.

Peneliti Kementan Akui Kalung 'Antivirus' Bukan Obat Corona, Tapi...

Kementerian Pertanian (Kementan) buka suara soal kalung 'antivirus' Corona yang kini jadi sorotan publik. Kalung tersebut diklaim bukan obat.
Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian Pertanian, Indi Dharmayanti menjelaskan semua inovasi yang dilakukan Kementan masih dalam tahap invitro dengan proses riset dan penelitian yang masih panjang.

"Sebenarnya bukan obat untuk Corona, karena riset masih terus berjalan. Tapi ini adalah ekstrak dengan metode desilasi untuk bisa membunuh virus yang kita gunakan di laboratorium. Toh sesudah kita lakukan screening ternyata eucalyptus ini memiliki kemampuan membunuh virus influenza bahkan Corona," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (5/7/2020).

Dalam keterangan tersebut, kata Indi, produk ini tetap akan dipasarkan melalui pihak ketiga, dalam hal ini perusahaan yang bergerak di bidang minyak berbahan dasar tanaman eucalyptus.

"Dalam waktu dekat mungkin akan dipasarkan melalui perusahaan swasta," katanya.

Saat dikonfirmasi, Indi menjelaskan jika kalung ini merupakan pengembangan dari beberapa produk yang diluncurkan sebelumnya seperti roll on, balsem, minyak aroma terapi dan lain-lain. Dia menyatakan, memang itu bukanlah obat untuk Corona.

"Bukan, klaim kita yang di BPOM adalah jamu melegakan saluran pernapasan, mengurangi sesak tapi punya konten teknologi di mana kita buktikan invitro bisa membunuh Corona model dan influenza, cenderung mengurangi paparan," ujarnya.

Dia mengatakan, hal itu masih potensi. Dirinya juga tak pernah menyebutkan jika itu sebagai antivirus Corona.

"Iya, masih potensi COVID. Saya selalu bilang itu potensi semua wawancara tidak klaim itu antivirus kok. Itu berpotensi karena kita akan buktikan pengobatan COVID," jelasnya.

Ia menambahkan, kalung ini bukan obat. Sebab, untuk menjadi obat butuh proses yang panjang. Dari uji klinis hingga beberapa uji klinis lainnya.

"Nah ini bukan obat, karena memang untuk mengklaim suatu obat itu kan harus melalui prosedur yang sangat panjang, jadi harus uji-uji kita lakukan uji misanya pra klinis, klinis 1, klinis 2 apalagi untuk COVID seperti itu. Kemudian kita riset ini masih on going masih berlanjut akan kita lakukan uji klinis dnegan Rumah Sakit Hasanudin milik Unhas yang di Makassar.
https://kamumovie28.com/temptation-of-aunt-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar