Kamis, 03 Juni 2021

Wakil Kepala BSSN Sebut HP 'Merusak Sel Tubuh', Benarkah Radiasi Bikin Kanker?

 Wakil ketua Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Pol. Dharma Pongrekun sontak menjadi perbincangan di dunia maya. Pasalnya dalam sebuah video viral bincang-bincang, ia menyebut ponsel (telepon seluler) bisa merusak sel tubuh manusia.

"Kenapa handphone disebut cellular phone? Karena dia menghancurkan sel. Begitu Bapak touch, sel kita lemah. Makanya kita gampang sakit, panas, cepat puyeng. Tangan kayak kesemutan, kenapa? Darah jadi kental. Dia berpengaruh langsung pada tubuh," sambungnya.


Saat diwawancarai langsung detikcom, Dharma Pongrekun mengklaim sebagai seorang praktisi saat menjelaskan soal dampak HP terhadap tubuh tersebut. Ia juga menyebut beberapa referensi yang menguatkan pendapatnya, salah satunya dari WHO.


"Referensi, boleh baca jurnalnya WHO tahun 2011. Dikatakan bahwa radiasi HP termasuk 1 dari 28 penyebab kanker," sebutnya.


Radiasi ponsel dan risiko kanker


Beberapa orang khawatir bahwa energi frekuensi radio dari ponsel akan menyebabkan kanker atau bahaya kesehatan serius lainnya.


Sejumlah besar penelitian telah dilakukan selama dua dekade terakhir untuk menilai apakah ponsel menimbulkan risiko kesehatan potensial. Sampai saat ini, tidak ada efek kesehatan yang merugikan yang disebabkan oleh penggunaan ponsel.


Dikutip dari laman resmi WHO, penelitian epidemiologis yang meneliti potensi risiko jangka panjang dari paparan frekuensi radio sebagian besar mencari hubungan antara tumor otak dan penggunaan ponsel.


Namun, karena banyak kanker tidak terdeteksi sampai bertahun-tahun setelah interaksi yang menyebabkan tumor, dan karena ponsel tidak digunakan secara luas hingga awal 1990-an, studi epidemiologi saat ini hanya dapat menilai kanker yang menjadi jelas dalam periode waktu yang lebih singkat.


Namun, hasil penelitian pada hewan secara konsisten menunjukkan tidak ada peningkatan risiko kanker untuk paparan jangka panjang dan kaitannya dengan frekuensi radio.


Sementara peningkatan risiko tumor otak tidak dapat dipastikan, peningkatan penggunaan ponsel dan kurangnya data untuk penggunaan ponsel selama periode waktu lebih dari 15 tahun memerlukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan ponsel dan risiko kanker otak. Khususnya, dengan popularitas penggunaan ponsel baru-baru ini di kalangan orang muda.


Ponsel memancarkan radiasi non-pengion tingkat rendah saat digunakan. Jenis radiasi yang dipancarkan oleh telepon seluler disebut juga sebagai energi frekuensi radio (RF).


Sebagaimana dinyatakan oleh National Cancer Institute, "saat ini tidak ada bukti yang konsisten bahwa radiasi non-pengion meningkatkan risiko kanker pada manusia. Satu-satunya efek biologis yang diakui secara konsisten dari radiasi frekuensi radio pada manusia adalah pemanasan."

https://maymovie98.com/movies/magic-cop/


Mewabah di India, dari Mana 'Jamur Hitam-Putih-Kuning' Mendapat Namanya?


Belakangan heboh infeksi jamur hitam, jamur kuning, hingga jamur putih yang dikaitkan dengan penyakit mukormikosis. Menteri Pupuk dan Kimia India Sadananda Gowda meluruskan, penamaan warna-warni infeksi jamur tersebut tampak tidak pas karena menimbulkan kerancuan.

Diakuinya, tak sedikit yang akhirnya salah menilai jamur hitam atau jamur putih yang dimaksud adalah jamur golongan lain. Sebenarnya dari mana sih awal mulanya penamaan infeksi jamur hitam, jamur putih, hingga jamur kuning?


"Nah kelihatannya istilah jamur, kuning, hitam, dan putih itu dikaitkan dengan warna cairan, warna cairan tubuh yang keluar dari rongga sinus pasien yang mengalami mukormikosis," jelas Sadananda, dalam konferensi pers Black Fungus PDPI, Kamis (3/6/2021).


"Ada periode ketika pasien itu mengeluarkan cairan atau kita bilang seperti lendir gitu ya, semacam lendir dari rongga hidung atau rongga sinus," sambungnya.


Lebih lanjut, ia menjelaskan ada masa di mana warna putih tersebut berubah menjadi kuning hingga di periode tertentu berubah lagi menjadi warna hitam. Maka dari itu, ia menjelaskan infeksi jamur hitam lebih tepat disebut dengan jamur yang menyebabkan kelainan berwarna hitam.


Menurutnya, di Indonesia sudah pernah terjadi laporan infeksi mukormikosis. Namun, jumlahnya tidak signifikan seperti yang terjadi di India dan tercatat sebelum pandemi Corona.


"Pernah ada laporan kasus tetapi memang kita temukan sebelum pandemi, jumlahnya tidak banyak mungkin setahun itu kalau dikumpulkan seluruh indonesia tidak sampai 50," kata dia.


Ia tetap mewanti-wanti jika penyakit ini sangat fatal karena angka kematian sangat tinggi. Bagi yang terpapar dan tidak segera mendapat pertolongan, di banyak kasus, nyawanya tidak bisa tertolong.

https://maymovie98.com/movies/temporary-family/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar