Sabtu, 05 Juni 2021

Karantina Pelaku Perjalanan Internasional Jadi 14 Hari Belum Final

 Pemerintah memastikan perpanjangan durasi karantina pelaku perjalanan internasional dari 5x24 jam menjadi 14x24 jam untuk beberapa negara belum final. Itu disampaikan oleh Sekretaris Eksekutif Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Susiwijono Moegiarso.

"Saat ini sesuai SE Satgas dan beberapa ketentuan lain, karantina untuk pelaku perjalanan internasional masih 5x24 jam, hanya pelaku perjalanan yang dari India atau melewati India saja yang ditetapkan karantina selama 14x24 jam," kata dia dikutip detikcom, Sabtu (5/6/2021).


Dijelaskannya, eskalasi kenaikan kasus COVID-19 di beberapa negara membuat pemerintah harus menyiapkan antisipasi kebijakan, termasuk penerapan karantina untuk pelaku perjalanan internasional dari beberapa negara.


Kementerian Kesehatan sudah menyampaikan data beberapa negara yang mengalami eskalasi kasus cukup tinggi. Itu perlu segera diantisipasi dengan pengetatan, termasuk dalam penerapan karantina.


Namun, untuk pelaku perjalanan dari negara lain, termasuk Pakistan dan Filipina masih belum diputuskan untuk karantina 14x24 jam. Susi menerangkan keputusan penerapan karantina untuk pelaku perjalanan internasional harus mempertimbangkan semua aspek, baik dari sisi pengendalian COVID-19, dari sisi ekonomi, maupun hubungan kenegaraan.


"Karena itu, pemerintah sedang membahas dan masih belum memutuskan kebijakan perpanjangan durasi karantina dari 5x24 jam menjadi 14x24 jam bagi pelaku perjalanan dari negara yang sedang mengalami krisis COVID-19," paparnya.


Lanjut Susi, keputusan tersebut masih dibahas lebih lanjut dalam rapat rutin di Komite PCPEN yang setiap minggu dilaporkan di rapat terbatas (ratas) Kabinet untuk mendapatkan arahan.


"Banyak aspek yang harus dipertimbangkan, yang utama dan prioritas tetap untuk pengendalian COVID-19, namun juga harus mempertimbangkan aspek pemulihan ekonomi ke depan," tambahnya

https://cinemamovie28.com/movies/from-riches-to-rags/


China dan Amerika Makin Tegang Gegara Sampah Antariksa


Sebagai respons atas jatuhnya puing roket China baru-baru ini, sejumlah ahli dan pengamat menilai sampah luar angkasa berpotensi meningkatkan ketegangan di antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Militer AS menyebut sisa-sisa roket Long March 5B yang besarnya seukuran gedung 10 lantai tersebut merupakan ancaman. NASA pun mengkritik keras China dan menudingnya tidak bertanggung jawab atas sampah luar angkasanya.


Dikutip dari South China Morning Post, roket Long March 5B akhirnya jatuh tak terkendali di Samudera Hindia dekat Maladewa pada hari Minggu (9/5) waktu setempat.


Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan setelah roket tersebut jatuh, Administrator NASA Bill Nelson mengatakan, negara yang terlibat dalam penjelajahan luar angkasa harus meminimalisir risiko terhadap penduduk dan properti di Bumi saat ada objek yang akan kembali memasuki atmosfer.


Sampah luar angkasa memang menjadi isu penting yang sedang disorot terkait kemajuan teknologi luar angkasa. Kurang dari sebulan sebelumnya, lengan robot Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) melakukan ayunan lebar melintasi langit sebelum melepaskan paket berisi tiga ton baterai mati dan limbah lainnya.


Badan antariksa nasional China CNSA segera memberikan peringatan dalam sebuah siaran pers yang memperingatkan tentang risiko tindakan semacam itu. "Mari berdoa agar tidak kembali dan menabrak stasiun luar angkasa," tulis mereka.

https://cinemamovie28.com/movies/by-hook-or-by-crook/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar