Rabu, 28 Oktober 2020

Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov Positif Terinfeksi COVID-19

  Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov positif terinfeksi virus Corona COVID-19. Hal ini disampaikan oleh Borissov pada Minggu (25/10/2020).

"Setelah dua kali tes PCR, mulai hari ini saya positif COVID-19," tulis Borissov di halaman Facebook-nya. Selain itu, ia mengatakan bahwa dirinya hanya mengalami gejala ringan dan akan melakukan karantina di rumah.


Seperti dikutip dari laman Reuters, Borissov (61), mengisolasi diri pada Jumat malam setelah wakil menteri yang sempat ia temui positif terkena virus COVID-19.


Namun, otoritas kesehatan setempat mencabut karantina Perdana Menteri pada Sabtu malam setelah dua tes hasil PCR menunjukkan negatif Corona. Tes pertama dilakukan pada Jumat pagi sebelum Borisov bertemu dengan Wakil Menteri Amerika Serikat Keith Krach. Tes Corona kedua, dilakukan keesokan harinya. Tetapi pada Minggu dia dinyatakan positif terinfeksi Corona.


Borisov mengatakan bahwa dia tetap mengisolasi diri, menunda semua pertemuan publik sejak Jumat lalu.


Bulgaria, negara berpenduduk tidak lebih dari 7 juta orang, berhasil melewati gelombang pertama virus Corona dengan baik. Namun, jumlah kasus dan rawat inap melonjak dalam beberapa pekan terakhir, hingga mencapai lebih dari 37.500 kasus dan 1.084 kematian pada hari Minggu.


Pada hari Kamis, pemerintah mewajibkan masker di luar ruangan yang banyak orang, di samping penggunaan di dalam area publik dan transportasi.


Sebelum Boyko, sejumlah kepala negara telah dinyatakan positif Corona, yang terbaru Presiden Polandia, Andrzej Duda. Presiden AS Donald Trump dan Presiden Brasil juga sempat dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Sebelumnya juga ada PM Inggris Boris Johnson dan Presiden Bolivia Jeanine Anez.

https://nonton08.com/young-wife-in-a-bus/


Alat Deteksi COVID-19 GeNose Buatan UGM Diuji, Target 3 Pekan Selesai


Alat deteksi corona lewat embusan napas yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) yaitu GeNose terus berprogres. Teknologi Pengendus COVID-19 ini saat ini memasuki tahap uji diagnostik.

Peneliti GeNose, dr Dian Kesumapramudya Nurputra menjelaskan target uji diagnostik ini bisa tercapai dalam waktu 3 pekan dengan kerjasama 9 rumah sakit. Nantinya, setiap subjek diambil 2 kali sampel nafas.


"Uji diagnostik ini targetnya 3 minggu selesai dengan 9 rumah sakit. Kalau misalnya setiap rumah sakit mengumpulkan 200 subjek dengan pengambilan 2 kali sampel nafas menjadi 400 sampel nafas dalam waktu tiga minggu bisa tercapai," kata dr Dian usai acara Kick Off Uji Deagnostik GeNose di RSUP Dr Sardjito, Senin (26/10/2020).


Adapun 9 rumah sakit yang menyatakan bersedia untuk ikut dalam uji diagnostik ini meliputi RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito, RS Bhayangkara, RSLKC Bambanglipuro, RSA UGM, RST Soetarto. Kemudian beberapa rumah sakit di luar DIY meliputi RST Dr Soedjono (Magelang), RSUD Syaiful Anwar (Malang), dan RS Bhayangkara (Jakarta).


Menurut dr Dian, dalam uji diagnostik ini pihaknya menguji mesin dengan kondisi sekarang apakah bisa atau tidak mendeteksi COVID-19. Tentu hasilnya akan dibamdingkan dengan uji swab PCR.


"Jadi uji diagnostik ini kita menguji mesin dengan kondisi otaknya yang sekarang untuk bisa atau tidak secara akurat mendeteksi pasien COVID-19 dan uji nya itu dibandingkan kemampuannya dengan PCR," paparnya.


Proses validasi mesin ini juga terus berjalan. Ia menjelaskan setiap saat akan ada update pada perangkat ini.


"Sementara itu validasi tetap jalan terus dan diupdate terus. Mesin yang sama yang beroperasi di dua rs terdahulu masih jalan terus untuk menghimpun data dan meningkatkan kapasitas otak," terangnya.


"Nanti akan ada update terus berdasarkan hasil pengambilan data yang diambil terus menerus," sambungnya.


Namun, yang menjadi tujuan utama dalam uji diagnostik ini adalah mengukur tingkat akurasi alat.


"Tapi dalam uji diagnostik ini kita basic-nya menguji dan mengomparasikan kemampuan akurasi alat ini dengan PCR," tegasnya.

https://nonton08.com/sule-ay-need-you/

Rapid Test GeNose UGM Diklaim Efektif Deteksi Virus 97% Lewat Napas

 Konsorsium riset inovasi yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi/badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah menghasilkan sejumlah inovasi untuk penanganan COVID-19. Inovasi yang telah dihasilkan tersebut, antara lain rapid diagnostic test, polymerase chain reaction (PCR) test kit, dan ventilator.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan konsorsium yang dinaungi orang-orang dari unsur perguruan tinggi, lembaga penelitian, dunia usaha, industri swasta, BUMN, serta berbagai unsur pemerintah itu juga tengah mendalami riset Vaksin Merah Putih.


Bambang menerangkan alat tes cepat (rapid test) COVID-19 yang dinamai GeNose hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta telah diproduksi. Alat tersebut dapat mendeteksi virus Corona lewat hembusan napas. Bambang menyebut GeNose memiliki tingkat akurasi hingga 97 persen mendekati hasil tes PCR yang menjadi gold standard pengetesan COVID-19. Kelebihan lainnya, biaya pengetesan dengan GeNose lebih murah.


"Rapid test atau tes cepat berbasis antibodi produksinya sudah mencapai 350 ribu unit per bulan. Diperkirakan dalam beberapa bulan mendatang jumlahnya bertambah mencapai satu juta unit per bulan," jelas Bambang dikutip dari situs covid19.go.id, Senin (26/10/2020).


Sementara itu, alat rapid test berbasis antigen atau rapid swab test dengan teknologi RT Lamp yang dikembangkan oleh LIPI diupayakan selesai pada akhir 2020.


Bambang menambahkan produk inovasi lain yang telah diproduksi yaitu PCR test kit hasil kerja sama dengan PT Bio Farma. Ia mengatakan produksinya sudah mencapai satu setengah juta unit per bulan.


Selain itu, lanjut Bambang, ada pula produk inovasi Mobile Lab BSL 2. Alat tersebut kini dalam tahap modifikasi agar tidak hanya berbentuk kontainer. Alat tersebut membantu meningkatkan jumlah testing di berbagai daerah yang mengalami lonjakan kasus dan sudah dipakai di beberapa rumah sakit.


Sementara itu, produk ventilator sudah diproduksi oleh industri, dan telah dipakai di berbagai rumah sakit di Indonesia. Produk ini mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan.

https://nonton08.com/with/


Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov Positif Terinfeksi COVID-19


 Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov positif terinfeksi virus Corona COVID-19. Hal ini disampaikan oleh Borissov pada Minggu (25/10/2020).

"Setelah dua kali tes PCR, mulai hari ini saya positif COVID-19," tulis Borissov di halaman Facebook-nya. Selain itu, ia mengatakan bahwa dirinya hanya mengalami gejala ringan dan akan melakukan karantina di rumah.


Seperti dikutip dari laman Reuters, Borissov (61), mengisolasi diri pada Jumat malam setelah wakil menteri yang sempat ia temui positif terkena virus COVID-19.


Namun, otoritas kesehatan setempat mencabut karantina Perdana Menteri pada Sabtu malam setelah dua tes hasil PCR menunjukkan negatif Corona. Tes pertama dilakukan pada Jumat pagi sebelum Borisov bertemu dengan Wakil Menteri Amerika Serikat Keith Krach. Tes Corona kedua, dilakukan keesokan harinya. Tetapi pada Minggu dia dinyatakan positif terinfeksi Corona.


Borisov mengatakan bahwa dia tetap mengisolasi diri, menunda semua pertemuan publik sejak Jumat lalu.


Bulgaria, negara berpenduduk tidak lebih dari 7 juta orang, berhasil melewati gelombang pertama virus Corona dengan baik. Namun, jumlah kasus dan rawat inap melonjak dalam beberapa pekan terakhir, hingga mencapai lebih dari 37.500 kasus dan 1.084 kematian pada hari Minggu.


Pada hari Kamis, pemerintah mewajibkan masker di luar ruangan yang banyak orang, di samping penggunaan di dalam area publik dan transportasi.


Sebelum Boyko, sejumlah kepala negara telah dinyatakan positif Corona, yang terbaru Presiden Polandia, Andrzej Duda. Presiden AS Donald Trump dan Presiden Brasil juga sempat dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Sebelumnya juga ada PM Inggris Boris Johnson dan Presiden Bolivia Jeanine Anez.

https://nonton08.com/tiran-mati-di-ranjang/