Jumat, 12 Juni 2020

Separuh Lebih Populasi di Hotspot Corona Italia Kembangkan Antibodi

 Lebih separuh warga Bergamo yang diambil sampel darahnya, menunjukkan tes positif antibodi SARS-Cov-2. Demikian pejabat kesehatan di provinsi utara Italia itu Senin.
Dari sekitar 10.000 penduduk Bergamo yang dites darahnya antara 23 April hingga 3 Juni, lebih 57 persen memiliki antibodi, yang merupakan indikasi bahwa mereka terpapar virus corona dan mengembangkan respons kekebalan tubuh.

Pejabat kesehatan Italia menyebut, besaran sampel cukup luas dan bisa merepresentasikan seluruh provinsi Bergamo. Ini merupakan indikator yang dapat dipercaya dari keberadaan SARS-Cov-2 dalam populasi warga provinsi di utara Italia itu.

Bergamo adalah kota di Italia yang jadi episentrum pandemi Covid-19 paling parah. Citra rumah sakit yang kewalahan menangani pasien dan puluhan mayat yang terpaksa diangkut truk militer, menjadi ilustrasi dari impak mengerikan pandemi corona.

Italy National Institute of Statistics (ISTAT) melaporkan, saat puncak pendemi Covid-19 pada bulan Maret lalu, jumlah warga yang meninggal di Bergamo naik 6 kali lipat dibanding angka kematian pada bulan yang sama dari tahun 2015 hingga 2019. Kota Bergamo dan kawasan sekitarnya di provinsi itu melaporkan total 13.600 kasus Covid-19.

Kampanye pengujian di seluruh negara

Tes antibodi tidak mengecek keberadaan virus bersangkutan, melainkan mendeteksi apakah sistem kekebalan tubuh seseorang bereaksi pada keberadaan virus patogen dalam tubuhnya.

Jika antibodi SARS-CoV-2 ditemukan, artinya uji sampel darah positif, orang yang bersangkutan dikarantina sampai dilakukan uji swab, untuk memastikan apakah yang bersangkutan juga positif Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu.

Para ilmuwan di seluruh dunia kini sedang meneliti intensif terapi antibodi untuk mengobati pasien Covid-19. Salah satu metodenya adalah menggunakan serum plasma darah dari orang yang sembuh kembali.

Karena itu Kementerian Kesehatan Italia bekerjasama dengan ISTAT, meluncurkan kampanye antibodi massal secara nasional, untuk membuat peta keparahan dari tiap kawasan epidemi Covid-19 di Italia. Tujuannya untuk mendapatkan sampel yang representatif dari sekitar 150.000 warga.

IHSG Anjlok, Rupiah Kembali Terperosok ke Rp 14.253/US$

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini kembali menguat. Dolar AS berhasil menekuk rupiah dan kembali merangsek ke level Rp 14.000-an.
Mengutip data perdagangan Reuters, Jumat (12/6/2020), nilai tukar dolar AS pada pukul 09.15 WIB berada di level Rp 14.253. Hingga pagi ini, mata uang Paman Sam terpantau bergerak di level Rp 14.002 hingga Rp 14.253.

Penguatan nilai tukar dolar AS terpantau sejak awal pekan ini. Dolar AS kembali menguat terhadap rupiah setelah sempat ditekan hingga ke bawah level Rp 14.000.

Dari data RTI, dolar AS pagi ini ada di level Rp 14.052. Angka ini menguat 50 poin atau 0,36% pada pagi ini.

Dolar AS tercatat menguat 1,3% pada sepekan terakhir. Namun dibandingkan sebulan yang lalu, masih kalah unggul 5,4% terhadap rupiah.

Selain menekan rupiah, dolar AS pagi ini juga menekan yuan China. Namun tertekan oleh dolar Australia, euro, poundsterling, yen Jepang, dan dolar Singapura.

Sementara rupiah meskipun kalah dari dolar AS, pagi ini berhasil menguat terhadap dolar Australia, euro, yuan China, dan dolar Singapura.

Rabu, 10 Juni 2020

Catatkan Angka Terbanyak dalam Sehari, Ini Sebaran Pasien Sembuh Corona

Pemerintah mengumumkan jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia pada Rabu (10/6/2020) telah mencapai 34.316 kasus. Per hari ini, penambahan kasus positif terbanyak sekitar 1.241.
Penambahan jumlah pasien sembuh kali ini mencatatkan rekor sebanyak 715 kasus. Total sebanyak 12.129 pasien dinyatakan sembuh sementara 1.959 pasien lainnya meninggal dunia.

"Konfirmasi COVID-19 positif yang kita dapatkan sebanyak 1.241 orang, sehingga totalnya menjadi 34.316 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (10/6/2020).

Berikut sebaran pasien yang sembuh dan meninggal hingga saat ini.

SEMBUH
Aceh 18
Bali 412
Banten 401
Bangka Belitung 42
Bengkulu 47
DI Yogyakarta 194
DKI Jakarta 3.517
Jambi 27
Jawa Barat 995
Jawa Tengah 626
Jawa Timur 1.681
Kalimantan Barat 138
Kalimantan Timur 221
Kalimantan Tengah 213
Kalimantan Selatan 128
Kalimantan Utara 133
Kepulauan Riau 123
Nusa Tenggara Barat 404
Sumatera Selatan 405
Sumatera Barat 389
Sulawesi Utara 80
Sumatera Utara 193
Sulawesi Tenggara 174
Sulawesi Selatan 757
Sulawesi Tengah 94
Lampung 108
Riau 107
Maluku Utara 37
Maluku 89
Papua Barat 84
Papua 78
Sulawesi Barat 63
Nusa Tenggara Timur 37
Gorontalo 69

MENINGGAL
Aceh 1
Bali 5
Banten 73
Bangka Belitung 1
Bengkulu 4
DI Yogyakarta 8
DKI Jakarta 535
Jawa Barat 161
Jawa Tengah 103
Jawa Timur 530
Kalimantan Barat 4
Kalimantan Timur 3
Kalimantan Tengah 29
Kalimantan Selatan 108
Kalimantan Utara 2
Kepulauan Riau 16
Nusa Tenggara Barat 28
Sumatera Selatan 46
Sumatera Barat 29
Sulawesi Utara 50
Sumatera Utara 53
Sulawesi Tenggara 5
Sulawesi Selatan 98
Sulawesi Tengah 4
Lampung 11
Riau 6
Maluku Utara 19
Maluku 8
Papua Barat 2
Papua 7
Sulawesi Barat 2
Nusa Tenggara Timur 1
Gorontalo 7

Tembus 1.241 Kasus Baru, Ini Alasan Penambahan Kasus Corona RI Tinggi

Pada Rabu (10/6/2020), Indonesia kembali mengumumkan adanya penambahan kasus baru positif Corona. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 1.241 kasus sehingga totalnya menjadi 34.316 kasus.
"Kasus konfirmasi positif ada 1.241 sehingga totalnya menjadi 34.316 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (10/6/2020).

Menurut Yuri, penambahan kasus tinggi ini disebabkan oleh tracing atau pelacakan yang agresif. Sehingga jumlah kasus positif Corona yang terdeteksi pun semakin banyak.

"Penambahan kasus positif ini disebabkan karena tracing yang agresif dilakukan, sehingga bisa kita lihat bahwa sebagian besar penambahan kasus ini adalah spesimen yang dikirim oleh puskesmas atau dinas kesehatan. Tidak didominasi oleh spesimen yang dikirim oleh rumah sakit," jelas Yuri.

"Ini adalah bukti bahwa memang tracing yang agresif akan menangkap begitu banyak kasus positif," lanjutnya.

Selain itu, Yuri menjelaskan masih adanya masyarakat yang kurang patuh terhadap protokol pencegahan COVID-19 juga menjadi penyebab tingginya jumlah kasus positif Corona di Indonesia.

"Masih ada orang yang sakit yang tidak melakukan isolasi diri dengan baik, yang berada di tengah masyarakat. Serta masih ada masyarakat yang perilakunya belum menjalankan secara disiplin, secara benar protokol kesehatan untuk menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan," pungkasnya.
https://nonton08.com/black-clover-episode-25-subtitle-indonesia/