Minggu, 07 Juni 2020

Cara Adaptasi agar Tak Stres Ngantor Lagi di Masa Transisi PSBB Corona

Memasuki transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kegiatan perkantoran di Jakarta sudah mulai bisa beroperasi lagi Senin besok (8/6/2020). Namun, hanya 50 persen karyawan saja yang diperbolehkan ke kantor.
"Proporsi karyawan adalah separuh dari seluruh karyawan. Jadi 50 persen harus kerja di rumah," kata Gubernur DKI Jakarta dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, Kamis (4/6/2020).

Oleh karena itu, segala persiapan pencegahan penularan COVID-19 dari masker, hand sanitizer, hingga sarung tangan harus disiapkan dengan baik. Namun, dari semua itu yang tidak kalah penting adalah persiapan mental.

Psikiater dari RS Siloam Bogor, dr Lahargo Kembaren, SpkJ, menjelaskan merubah pola perilaku agar bisa beradaptasi memang tidaklah mudah.


"Merubah pola perilaku kita bukanlah hal yang mudah, tetapi mungkin untuk dilakukan, karena kita tahu perubahan ini untuk dunia yang lebih baik," kata dr Lahargo dalam pesan singkat yang diterima detikcom beberapa waktu lalu.

Berikut ini adalah langkah-langkah dilakukan untuk mempersiapkan mental sebelum kembali masuk kerja di kantor.

- Pikirkan kebiasaan baru yang akan dilakukan.
- Lalu lakukan kebiasaan tersebut sebagai rutinitas baru, seperti pakai masker, cuci tangan serta jaga jarak.
- Lakukan secara konsisten.
- Jangan putus asa bila ada kendala atau hambatan.
- Jangan lupa beri apresiasi pada diri sendiri karena sudah berhasil adaptasi.

dr Lahargo juga mengatakan wajar jika penerapan kebiasaan baru tak semulus yang dibayangkan, karena akan timbul banyak tantangan dan hambatan. Jadi tetap yakinkan diri untuk sesuatu hal yang lebih baik ke depannya.

RI Catatkan Penambahan Kasus Sembuh Corona Tertinggi di ASEAN 7 Juni

 Pemerintah kembali mengumumkan penambahan kasus virus Corona di Indonesia. Hingga Minggu (7/6/2020) terdapat 31.186 kasus Corona positif. 10.498 orang berhasil dinyatakan sembuh, sementara 1.851 orang meninggal dunia.
Terjadi penambahan 591 orang yang sembuh dari virus Corona. Hal ini menjadikan rekor sembuh tertinggi di Indonesia, bahkan total kumulatifnya menembus 10 ribu orang. Sebelumnya rekor sembuh tertinggi terjadi pada 5 Juni dengan 551 orang.

"Kasus sembuh hari ini naik 591 orang sehingga totalnya menjadi 10.498," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Minggu (7/6/2020).

Selain itu, penambahan kasus sembuh Indonesia hari ini menjadi yang tertinggi se-ASEAN. Melampaui Singapura yang hanya mencatatkan penambahan 350 sembuh dan Filipina dengan 89 orang.

Beberapa negara ASEAN dengan penambahan kasus sembuh:

Indonesia 551 kasus sembuh baru
Singapura 350 kasus sembuh baru
Filipina 89 kasus sembuh baru
Malaysia 39 kasus sembuh baru
Myanmar 5 kasus sembuh baru
Thailand 1 kasus sembuh baru

Berikut lima negara ASEAN yang tidak melaporkan penambahan kasus sembuh baru.

Vietnam
Brunei Darussalam
Kamboja
Timor Leste
Laos
https://nonton08.com/black-clover-episode-18-subtitle-indonesia/

Pakar UI Ingatkan Gejala Pertama Corona Seperti Gangguan Pencernaan

Gejala virus Corona COVID-19 tak lagi batuk, demam atau sesak napas. Banyak gejala yang baru-baru ini ditemukan pada pasien Corona termasuk gangguan pencernaan.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD- KGEH, MMB, mengingatkan terkait gejala pencernaan yang ditemukan pada pasien-pasien virus Corona COVID-19. Termasuk pada pasien Corona di Indonesia.

"Dari data yang ada ternyata terdapat perbedaan dari gejala yang ditemukan pasien-pasien COVID-19 di China jika dibandingkan dengan pasien COVID-19 di Indonesia. Pada kasus-kasus di Indonesia demam hanya terjadi 80 persen sedang di China demam sampai 95 persen. Gangguan pencernaan lebih menonjol pada pasien Indonesia daripada pasien-pasien China," ungkapnya melalui pesan singkat kepada detikcom Sabtu (7/6/2020).

Berdasarkan penelitian dari China, Prof Ari menjelaskan sepertiga kasus COVID-19 yang ditemukan mempunyai keluhan diare. Pasien Corona datang dengan keluhan demam dan diare sementara gejala batuk dan sesak muncul setelahnya.

"Pada pasien yang mempunyai gejala pencernaan dan usus atau gastrointestinal, disertai diare, pada feses juga dapat ditemukan adanya virus COVID-19. Walaupun demikian sampai saat ini penyebaran virus COVID-19 ini belum terjadi secara fecal oral atau melalui makanan, seperti pada penyakit demam thypoid atau pada infeksi rotavirus pada saluran cerna," jelas Prof Ari.

"Tetapi ada catatan menarik, pada pasien yang gejala awalnya diare, hilangnya virus dari tubuh akan lebih lama dibandingkan pada pasien yang tidak mempunyai gejala gastrointestinal," pungkasnya.

Menurut Prof Ari hal ini perlu diwaspadai guna mengenali gejala awal Corona yang tidak terjadi pada infeksi paru. Terlebih jika pasien Corona sudah dirawat di rumah sakit namun tidak ditangani dengan perawatan khusus pasien COVID-19.

"Hal ini yang menjadi malapetaka buat petugas kesehatan baik dokter maupun merawat yang tidak mengantisipasi bahwa pasien dengan gejala awal bukan infeksi paru ternyata pada akhirnya mengalami infeksi COVID-19," ungkap prof Ari.

Weekend Pertama Masa Transisi PSBB, GBK Dipadati 28 Ribu Lebih Pengunjung

Weekend pertama di masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dihabiskan banyak orang untuk berolahraga. Salah satu fasilitas umum yang ramai dikunjungi adalah komplek olahraga Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Dari pantauan detikcom pada Minggu (7/6/2020), terlihat keramaian masyarakat yang melakukan olahraga di SUGBK. Salah seorang petugas menyebut terjadi peningkatan jumlah pengunjung melalui pintu 5 dan 10. Tercatat 28 ribu pengunjung masuk melalui kedua pintu tersebut.

"Total sampai saat ini dari laporan sudah 28 ribuan," kata Dimas, salah satu petugas di pintu masuk 5 GBK, saat ditemui detikcom pada Minggu (7/6/2020).

"Untuk pintu 5 saja yang masuk ada 14.514 sampai sekarang (12 siang)," sambungnya.

Sebelumnya pada Sabtu, (6/6/2020) di rentang waktu yang hampir sama, pukul sejak 07.30 hingga 10.30 WIB jumlah pengunjung GBK hanya mencapai 1.630 pengunjung.

Sementara itu, salah satu pengunjung, bernama Agus (33) tahun mengaku masa transisi PSBB ini merupakan waktu yang tepat untuk berolahraga ke luar rumah.

"Satu, memang sudah rada bosan juga di rumah. Kedua ini mulai pelonggaran di masa transisi ini ya. Jadi mulai diberanikan aja untuk saat ini," kata Agus di kawasan GBK kepada detikcom pada Minggu (7/6/2020).

Meskipun begitu, ia tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk kawasan ini, pengukuran suhu tubuh hingga menjaga jarak.
http://nonton08.com/kembalinya-anak-iblis/