Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi salah satu relawan dalam uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac beberapa waktu lalu. Mengingat sudah mendapat 2 kali suntikan, dan relawan tidak tahu mendapat suntikan vaksin atau plasebo, status Ridwan Kamil termasuk sudah divaksin atau belum sih?
Ketua tim uji klinis vaksin COVID-19 dari Universitas Padjajaran Kusnandi Rusmil menyebut belum bisa memastikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil disuntik vaksin atau plasebo. Sebab, data uji klinis vaksin belum dibuka.
"Ya memang sudah disuntik, tapi apakah disuntiknya plasebo atau vaksin kita nggak tahu," ujar Kusnandi saat dihubungi, Jumat (5/3/2021).
Kendati demikian, kata Kusnandi, bila Kang Emil sapaan Ridwan Kamil merasa nyeri, bisa juga kemungkinan mendapatkan vaksin.
"Tapi kalau pak gubernur merasa dia dapat vaksin bisa-bisa saja, karena disuntiknya itu kan dibandingin yang dapat vaksin dan yang dapat cairan. Kalau dia merasa agak nyeri ya itu kali vaksin. Kan boleh-boleh saja," kata dia.
Pihaknya belum bisa memastikan yang disuntikan ke Emil itu vaksin atau plasebo. Sebab, data uji klinis belum dibuka. Pihaknya belum mengetahui kapan data uji klinis Ridwan Kamil akan dibuka oleh Puskesmas Garuda tempat Ridwan Kamil disuntik.
"Kan dia dapatnya di Puskesmas Garuda, nah puskesmas Garuda dibukanya besok atau kapan saya kurang tahu kan ada panitianya," tutur dia.
https://nonton08.com/movies/underwater-3/
Pakar IDI Yakini Vaksin Sinovac Bisa Tangkal Corona B117
- Vaksin COVID-19 Sinovac sebagaimana yang tersedia di Indonesia disebut belum terbukti secara ilmiah 'mempan' melawan varian baru virus Corona B117 asal Inggris.
"Kalau di Inggris sih vaksinnya terbukti efektif menangkal varian itu. Mereka memakai Pfizer. Bagaimana Indonesia? Belum ada bukti Sinocac bisa menangkal B.1.1..7. Kita tunggu saja bukti ilmiahnya," ujar Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban, dikutip detikcom dari akun Twitter @ProfZubairi atas izin yang bersangkutan.
Namun saat dikonfirmasi lebih lanjut oleh detikcom, Prof Zubairi menyebut, bukan berarti tertutup kemungkinan Sinovac gagal melawan varian Corona B117.
Bahkan menurutnya, lebih besar potensi Sinovac mempan melawan B117 dibanding kemungkinan gagalnya.
"Ya, memang ada (potensi Sinovac tak mempan melawan B117), tapi kecil. Karena kalau divaksinasi itu kekebalan yang muncul itu tidak hanya di 1 bidang saja, namun ada beberapa bagian dari kekebalan yang muncul setelah divaksinasi. Sedangkan kalau ada mutasi virus seperti B117 ini dia akan menganulir, tidak semua kekebalan yang muncul akibat vaksin, namun hanya sebagian," terangnya pada detikcom, Kamis (4/3/2021).
Menurutnya, riset ilmiah tetap dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan Sinovac melawan B117. Sebab, B117 bersifat amat mudah menular.
Meski tak terbukti memicu gejala lebih berat pada pasien COVID-19, risiko yang ditakutkan dari penularannya yang cepat adalah peningkatan beban rumah sakit.
"Kemungkinan terbesar adalah Sinovac tetap mampu menangkal B117. Kita menunggu data ilmiahnya, namun dari beberapa analisa tadi dan juga contoh keberhasilan di Inggris, masih sangat amat mungkin (berhasil). Skenario terbesar adalah Sinovac akan berhasil menangkal B117," imbuhnya.