Barangkali kamu salah satu karyawan yang sedang galau ingin banting setir menjadi pengusaha atau tetap menjadi anak buah dari si bos. Nah, beberapa hal ini bisa membantu kamu memecah kebuntuan itu.
Bisa saja kamu galau untuk hijrah menjadi pebisnis karena dihantui oleh rasa takut. Menurut Coach Yohanes, apa yang kita pikirkan itulah yang akan kita dapatkan. Jika kamu takut akan sesuatu ketika memulai bisnis maka itulah yang akan didapat.
"Jadi, kalau kita takut saya selalu percaya kalimat in this like, we get what we believe, dalam hidup ini ya kita dapat apa yang kita percayai. Kalau percayanya bangkrut ya bangkrut," kata dia dalam program dMentor: 'Business is Fun!' yang tayang kemarin Selasa (2/3/2021).
Jangan khawatir, Coach Yohanes punya sudut pandang lain untuk meredam ketakutan-ketakutan semacam itu. Bila kami menilai menjadi pebisnis atau pengusaha lebih berisiko ketimbang jadi karyawan, menurutnya justru sebaliknya.
"Kalau yang namanya jadi karyawan, customernya karyawan itu ada berapa orang? customernya karyawan cuman satu, yaitu bosnya langsung. Berarti kalau customernya pecat dia berarti dia kehilangan customer semua kan langsung 100%," jelasnya.
Sedangkan menjadi pebisnis, kamu bakal memiliki peluang mendapatkan lebih dari satu customer. Ada satu customer yang pergi? jangan khawatir, masih banyak calon customer yang bisa dirangkul.
"Waktu kita bangun bisnis customer kita satu atau banyak? ada banyak. Satu customer tidak suka produk atau jasa kita, mungkin dia pindah atau dia apa, masih ada customer yang lain atau nggak? resikonya besaran di mana? jadi semua tinggal cara pandang kita melihat," ujar Coach Yohanes.
Dia memahami, menjadi karyawan mungkin relatif lebih nyaman karena penghasilannya pasti. Itu membuat mereka tetap betah berada di zona nyaman alias comfort zone.
"Tapi kan ada kalimat yang bilang gini 'there is no growth on comfort zone' 'tidak ada pertumbuhan di zona nyaman'. Tapi tidak ada kenyamanan di zona pertumbuhan. Pilih yang mana kalau pilihannya cuma dua?," tanyanya.
Pesan dari dia bahwa dirinya tidak menyarankan semua karyawan menjadi entrepreneur, kecuali jika hatinya terpanggil untuk menjadi pengusaha.
"Kalau ada di hatinya Tuhan taruh 'saya mau jadi enterpreneur' ayo bangun bisnis dari nol, belajar dari pengalaman banyak orang lain. Jangan coba-coba sendiri lah karena hidup ini kan singkat," tambah Coach Yohanes.
https://indomovie28.net/movies/the-old-guard/
4 Pantangan Sebelum Bercinta Agar Kuat Sampai Ronde Kedua
Testosteron memiliki peran penting untuk meningkatkan dorongan seksual seseorang. Seiring bertambahnya usia, kadar hormon testosteron akan terus berkurang, sehingga libido pun menjadi ikut menurun.
Namun, terdapat cara alami yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kadar testosteron, seperti rutin berolahraga dan menjaga keseimbangan berat badan. Di sisi lain, makanan yang dikonsumsi setiap harinya ternyata juga dapat memengaruhi testosteron, lho.
Pasalnya, makanan yang dikonsumsi tidak hanya berdampak bagi kesehatan tubuh, tetapi juga komponen lainnya, termasuk hormon seperti testosteron. Mengonsumsi terlalu banyak makanan tertentu dapat memengaruhi keseimbangan hormon seseorang.
Meski pria lebih banyak memproduksi testosteron, hormon ini juga sama pentingnya bagi wanita. Sebab, testosteron dapat meningkatkan massa otot, tulang, dan memengaruhi reproduksi. Dikutip dari laman Medical News Today, berikut 4 jenis makanan yang dapat mengurangi tingkat testosteron dalam tubuh.
1. Produk kedelai
Makanan dengan bahan dasar kedelai, seperti tahu, edamame, dan protein kedelai mengandung fitoestrogen, yaitu senyawa yang mirip dengan estrogen yang terdapat dalam tubuh. Sebuah studi pada jurnal German Medical Science menyatakan, belum terdapat penjelasan mengenai hubungan antara mengonsumsi kedelai dengan tingkat testosteron.
Namun, para ahli mengatakan bahwa fitoestrogen yang terkandung pada kedelai dapat memengaruhi tubuh tanpa mengubah tingkat hormon dalam tubuh, sehingga bisa menyebabkan tingginya kadar estrogen.