Jumat, 26 Februari 2021

Catat, Ini Persyaratan untuk Dapat Kompensasi atas KIPI Vaksin COVID-19

 Menteri Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Pasal 37 Permenkes menyebutkan bahwa masyarakat yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang disebabkan vaksin COVID-19 bisa mendapatkan kompensasi dari pemerintah. Kejadian yang dimaksud berupa kecacatan ataupun kematian akibat vaksin COVID-19.


Adapun persyaratan yang harus dilengkapi untuk bisa mendapatkan kompensasi dalam bentuk santunan kecacatan, yaitu dengan menyertakan surat permohonan paling sedikit memuat:


Identitas pemohon, keluarga, atau kuasanya

Uraian tentang kasus kejadian ikutan pasca vaksinasi COVID-19 yang dialami

Dalam surat permohonan tersebut, harus disertakan beberapa lampiran yang meliputi:


Fotokopi identitas pemohon

Bukti lapor kasus yang dialami ke fasilitas pelayanan kesehatan tempat dilakukannya vaksinasi COVID-19

Surat keterangan kecacatan dari dokter

Surat keterangan hubungan keluarga, jika permohonan diajukan oleh keluarga

Surat kuasa khusus, jika permohonan kompensasi diajukan oleh kuasa pemohon


Selain untuk kecacatan, santunan tersebut juga diberikan pada masyarakat yang mengalami kematian akibat vaksin COVID-19 dan harus membawa surat permohonan yang meliputi:


Identitas ahli waris atau kuasanya

Uraian tentang kasus kejadian ikutan pasca vaksinasi COVID-19 yang dialami

Surat permohonan santunan kematian yang berkaitan dengan vaksin COVID-19, wajib melampirkan:


Fotokopi identitas pemohon

Surat keterangan kematian dari fasilitas pelayanan kesehatan dan ditandatangani oleh dokter

Surat keterangan waris yang dibuat atau disahkan oleh pejabat yang berwenang, jika permohonan diajukan oleh ahli waris

Surat kuasa khusus, jika permohonan diajukan oleh kuasa ahli waris

Besaran santunan kecacatan maupun kematian akan ditetapkan oleh menteri, setelah mendapat persetujuan dari menteri keuangan.

https://movieon28.com/movies/the-last-kung-fu-monk/


Tak Harus Nol Kasus, Ini Maksud Satgas Targetkan 17 Agustus 'Bebas' COVID-19


Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menargetkan Indonesia bebas COVID-19 pada 17 Agustus mendatang. Menurutnya, hal ini harus sejalan dengan kebijakan yang tepat serta kepatuhan masyarakat dalam mencegah penularan.

"Target kita adalah pada perayaan 17 Agustus yang akan datang, maka kita harus betul-betul terbebas dari COVID. Artinya, COVID betul-betul pada posisi yang dapat dikendalikan," ujarnya.


Menurut juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, arti bebas Corona atau terkendali yang dimaksud adalah penanganan di lingkup mikro seperti desa dan kelurahan. Menurutnya, COVID-19 bisa terkendali jika tata kelola di tingkat RT hingga RW berjalan baik.


"Jadi kondisi yang ideal tapi realistis adalah dengan penanganannya itu terdesentralisasi sampai tata kelola pemerintahannya yaitu desa dan kelurahan karena mereka itu yang akan menangani di RT RW," sebut Wiku dalam temu media Jumat (26/2/2021).


Wiku menyebut pengadaan posko-posko dalam pelaksanaan PPKM mikro membantu penanganan kasus Corona lebih efektif. Adanya posko-posko tersebut juga melibatkan seluruh masyarakat.


Menurutnya, pengendalian konsep tersebut belum tentu bisa menekan kasus COVID-19 di Indonesia menjadi nol kasus. Selama seluruh wilayah di Indonesia dengan kasus tinggi bisa dikendalikan, menurutnya Corona bisa terus teratasi.


"Belum tentu (nol kasus) kan kemampuan mengendalikan lain-lain dan dinamis, sekarang nol kasus besok bisa ada lagi, dikendalikan, nol kasus lalu kemudian aktivitas, ada lagi kasus, bisa dikendalikan," beber Wiku.


"Terkendalinya tuh terkendali oleh protokoler yang paling mikro," pungkasnya.

https://movieon28.com/movies/batman-vs-teenage-mutant-ninja-turtles/

Pengalaman Lansia Vaksin COVID-19, Sudah Daftar Online Tapi Tak Tercatat

 Sejumlah keluhan mewarnai vaksinasi COVID-19 tahap kedua, khususnya untuk lansia. Pendaftaran secara online dinilai membingungkan karena tidak ada kejelasan soal pencatatannya.

Ditemui detikcom di RSUD Kramat Jati, seorang lansia membagikan pengalamannya mendaftar secara online. Lansia yang tak ingin disebut namanya ini sudah daftar beberapa hari lalu, namun notifikasi untuk pendaftaran ulang tak kunjung ia terima.


Hari ini, ia mencoba mendatangi RSUD Kramat Jati, lokasi yang ia pilih untuk menerima vaksin COVID-19. Akan tetapi, namanya belum terdata sehingga ia batal divaksin dan harus pulang kembali.


"Nggak ada info apa-apa. Tadi tanya petugas, cuma disuruh nunggu aja. Untung-untungan kayaknya di sini. Sudah datang taunya nggak bisa," ujarnya pada detikcom, Jumat (26/2/2021).


Direktur RSUD Kramat Jati Dr Friana Asmely, MARS menjelaskan, pendaftaran online vaksinasi COVID-19 untuk lansia memang membutuhkan waktu. Setelah mendaftar di kemenkes.go.id, lansia akan menerima pesan WhatsApp atau SMS berisi link pendaftaran ulang dari RS atau puskemas yang dipilih.


Setelah memilih hari vaksinasi, lansia akan mendapat pesan konfirmasi, lansia dipersilakan datang ke lokasi vaksinasi yang telah dipilih.


Data yang sampai ke Kemenkes membutuhkan waktu sehari untuk diolah oleh pihak rs dan puskesmas. 2 - 3 hari kemudian, pendaftar baru menerima notifikasi via WhatsApp atau SMS.


"Data dari Kemenkes itu biasanya ditariknya malam. Kalau daftar hari ini, kita nggak langsung nge-link. Itu dapat datanya malam. Besok paginya, data yang didapat baru diproses. Itu kita beri nama Kode Tiket," terangnya pada detikcom saat ditemui di RSUD Kramat Jati, Jumat (26/2/2021).


Perihal lansia yang sudah datang namun tidak bisa menerima vaksin, Dr Friana menyebutkan, kemungkinan disebabkan pendaftaran baru dilakukan kemarin sehingga notifikasi SMS dan WhatsApp belum dikirim.


Pengalaman berbeda dikisahkan oleh Endang, lansia yang mendapatkan vaksinasi di RSUD Kramat Jati. Ia justru merasa terbantu dengan sistem pendaftaran online. Selain mempercepat prosedur vaksinasi, sistem ini dinilainya bisa mencegah antrean panjang dan kerumunan.


"Datang tadi jam 8. Ngantre ya satu-satu, skriningnya yang lama. Suntiknya cepat, evaluasi setengah jam, sudah. Pendaftaran gampanglah orang online, jadi kita nggak pake antre," jelas Endang pada detikcom.


Ia jelaskan, pendaftaran online ia lakukan 2 hari lalu. Sedangkan jadwal dan jam vaksinasi di RSUD Kramat Jati ia terima tadi malam.

https://movieon28.com/movies/bigfoot-horror-camp/


Catat, Ini Persyaratan untuk Dapat Kompensasi atas KIPI Vaksin COVID-19


Menteri Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Pasal 37 Permenkes menyebutkan bahwa masyarakat yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang disebabkan vaksin COVID-19 bisa mendapatkan kompensasi dari pemerintah. Kejadian yang dimaksud berupa kecacatan ataupun kematian akibat vaksin COVID-19.


Adapun persyaratan yang harus dilengkapi untuk bisa mendapatkan kompensasi dalam bentuk santunan kecacatan, yaitu dengan menyertakan surat permohonan paling sedikit memuat:


Identitas pemohon, keluarga, atau kuasanya

Uraian tentang kasus kejadian ikutan pasca vaksinasi COVID-19 yang dialami

Dalam surat permohonan tersebut, harus disertakan beberapa lampiran yang meliputi:


Fotokopi identitas pemohon

Bukti lapor kasus yang dialami ke fasilitas pelayanan kesehatan tempat dilakukannya vaksinasi COVID-19

Surat keterangan kecacatan dari dokter

Surat keterangan hubungan keluarga, jika permohonan diajukan oleh keluarga

Surat kuasa khusus, jika permohonan kompensasi diajukan oleh kuasa pemohon


Selain untuk kecacatan, santunan tersebut juga diberikan pada masyarakat yang mengalami kematian akibat vaksin COVID-19 dan harus membawa surat permohonan yang meliputi:


Identitas ahli waris atau kuasanya

Uraian tentang kasus kejadian ikutan pasca vaksinasi COVID-19 yang dialami

Surat permohonan santunan kematian yang berkaitan dengan vaksin COVID-19, wajib melampirkan:


Fotokopi identitas pemohon

Surat keterangan kematian dari fasilitas pelayanan kesehatan dan ditandatangani oleh dokter

Surat keterangan waris yang dibuat atau disahkan oleh pejabat yang berwenang, jika permohonan diajukan oleh ahli waris

Surat kuasa khusus, jika permohonan diajukan oleh kuasa ahli waris

Besaran santunan kecacatan maupun kematian akan ditetapkan oleh menteri, setelah mendapat persetujuan dari menteri keuangan.

https://movieon28.com/movies/bakuman/