Selasa, 09 Februari 2021

Perbandingan Efikasi Berbagai Vaksin COVID-19 terhadap Varian Corona Afsel

 - Varian baru virus Corona di Afrika Selatan (Afsel) disebut bisa lebih kuat melawan vaksin. Alasannya varian bernama 501.V2 atau B1351 tersebut memiliki mutasi yang membuatnya kemungkinan bisa menghindari imunitas yang terbentuk dari varian lain atau vaksin saat ini.

Otoritas di Afrika Selatan mengaku untuk sementara akan menahan program vaksinasi sementara para ilmuwan merumuskan strategi.


Uji klinis berbagai vaksin COVID-19 diketahui sudah dilakukan terhadap varian baru Corona Afsel. Berikut rangkuman hasilnya:


1. AstraZeneca

Uji awal vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca-Oxford terhadap varian Corona B1351 menemukan efek perlindungan yang terbatas. Seorang juru bicara untuk AstraZeneca mengatakan hal itu diketahui dari data studi yang melibatkan 2.000 partisipan.


"Hanya saja kami belum bisa memastikan bagaimana efeknya terhadap kasus parah dan kejadian membutuhkan perawatan di rumah sakit, karena sebagian besar subjek penelitian adalah orang dewasa sehat. Kampus Oxford dan AstraZeneca akan memodifikasi vaksin untuk varian ini dengan cepat sehingga diprediksi bisa siap di musim gugur," kata sang juru bicara seperti dikutip dari DW News, Selasa (9/2/2021).


Dikutip dari The Guardian, efikasi vaksin COVID-19 Astrazenca terhadap varian Corona Afsel dilaporkan hanya sampai 10 persen.


2. Pfizer

Studi yang dipublikasi di jurnal Nature Medicine melaporkan vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech masih cukup efektif melawan varian virus dengan mutasi yang sama seperti varian Corona di Afsel. Efikasi dilaporkan ada di angka 81 persen, lebih rendah daripada efikasi terhadap varian yang umum mencapai 95 persen.

https://cinemamovie28.com/movies/the-truth-beneath/


3. Moderna

Vaksin COVID-19 buatan Moderna dilaporkan dalam bioRXiv bisa menghasilkan antibodi yang mengenali varian baru virus Corona Afsel. Artinya ada kemungkinan bahwa vaksin masih bisa efektif meski efek netralisasi antibodinya mungkin memang tidak sekuat bila dibandingkan dengan varian umum.


Dikutip dari BBC, Moderna saat ini sedang menguji apakah diperlukan dosis ketiga vaksin untuk memperkuat imun terhadap varian Afsel. Moderna juga menginvestigasi apakah perlu memodifikasi vaksin khusus untuk varian tersebut.


4. Novavax

Vaksin COVID-19 buatan Novavax disebut memiliki efikasi sampai 95,6 persen terhadap varian Corona yang umum. Terhadap varian Corona yang baru studi, menemukan penurunan efektivitas jadi 86 persen terhadap varian Corona di Inggris dan 60 persen terhadap varian Corona di Afsel.


"Ini luar biasa... Jauh di atas harapan orang-orang," kata kepala eksekutif Novavax, Stan Erck, seperti dikutip dari BBC.


5. Johnson & Johnson

Johnson & Johnson (J&J) melaporkan vaksin COVID-19 yang dikembangkan perusahaannya 66 persen efektif terhadap COVID-19 secara umum. Vaksin ini menarik perhatian karena jadi yang pertama menerapkan pemberian satu dosis atau sekali suntik.


Hanya saja terhadap varian baru Corona Afsel memang dilaporkan ada penurunan efektivitas. Dikutip dari BBC, Dr Mathai Mammen dari Janssen Pharmaceuticals, anak perusahaan J&J, menyebut efektivitas vaksin terhadap varian Afsel sekitar 57 persen.

https://cinemamovie28.com/movies/blood-of-the-vampire/

Ciri-ciri TB Usus, Infeksi yang Diidap Ustadz Maaher Sebelum Meninggal

 Soni Ernata atau Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia di Rutan Mabes Polri, Senin (8/2/2021) pukul 19.45 WIB. Menurut keterangan sang istri, Iqlima Ayu, Ustadz Maaher sempat mengalami infeksi TB usus.

TB atau tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Umumnya, bakteri ini menyerang sistem pernapasan, khususnya paru-paru.


Namun, menurut dokter spesialis penyakit dalam dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, penyakit TB juga bisa menginfeksi organ lain atau kerap disebut sebagai TB ekstra paru (extra pulmonary TB).


"TB ekstra paru itu istilahnya bisa terjadi dari ujung rambut sampai ujung kaki kejadiannya. Misalnya, bisa ke otak (meningitis TB), mata (TB mata), kulit (TB kulit)," kata Prof Ari saat dihubungi detikcom, Selasa (9/2/2021).


"Kemudian di kelenjar getah bening itu juga bisa, kemudian bisa di liver, bisa di ginjal, dan bisa mengenai usus," lanjutnya.


Meski begitu, kata Prof Ari, kejadian ini hanya terjadi sekitar 20 persen dari kasus TB secara umum. "Tidak ada secara spesifik berapanya (TB usus), karena kita selalu bilangnya 20 persen akan berada di luar paru," jelasnya.


Bagaimana ciri-ciri TB usus?

Menurut Prof Ari, ada beberapa tanda umum jika terkena TB, misalnya, mengalami demam sekitar 37,5 derajat celcius, meriang dan berkeringat di malam hari, dan berat badan menurun.


"(gejala) Lokalnya kalau dia TB usus, dia diare, mencret. Diarenya kronik lebih dari 2 minggu," kata Prof Ari.


"(diarenya) Bisa darah lendir. Mencretnya sedikit-sedikit, tapi ada darah lendir," ungkapnya.


Kenapa TB bisa menyerang usus?

Prof Ari menjelaskan, pada dasarnya TB akan menginfeksi paru-paru, namun bakterinya juga bisa menginfeksi organ lain melalui darah dan kelenjar getah bening.


"Bisa juga beberapa pasien mungkin di parunya tidak ketemu penyakitnya, jadi cuma numpang lewat saja dan ternyata ada di organ lain," jelasnya.


"Tetap prosesnya dia masuk lewat paru, tapi dia tidak menunjukkan gejala di paru, tapi langsung menyebar ke seluruh tubuh," tuturnya.

https://cinemamovie28.com/movies/vampire-resurrection/


Perbandingan Efikasi Berbagai Vaksin COVID-19 terhadap Varian Corona Afsel


- Varian baru virus Corona di Afrika Selatan (Afsel) disebut bisa lebih kuat melawan vaksin. Alasannya varian bernama 501.V2 atau B1351 tersebut memiliki mutasi yang membuatnya kemungkinan bisa menghindari imunitas yang terbentuk dari varian lain atau vaksin saat ini.

Otoritas di Afrika Selatan mengaku untuk sementara akan menahan program vaksinasi sementara para ilmuwan merumuskan strategi.


Uji klinis berbagai vaksin COVID-19 diketahui sudah dilakukan terhadap varian baru Corona Afsel. Berikut rangkuman hasilnya:


1. AstraZeneca

Uji awal vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca-Oxford terhadap varian Corona B1351 menemukan efek perlindungan yang terbatas. Seorang juru bicara untuk AstraZeneca mengatakan hal itu diketahui dari data studi yang melibatkan 2.000 partisipan.


"Hanya saja kami belum bisa memastikan bagaimana efeknya terhadap kasus parah dan kejadian membutuhkan perawatan di rumah sakit, karena sebagian besar subjek penelitian adalah orang dewasa sehat. Kampus Oxford dan AstraZeneca akan memodifikasi vaksin untuk varian ini dengan cepat sehingga diprediksi bisa siap di musim gugur," kata sang juru bicara seperti dikutip dari DW News, Selasa (9/2/2021).


Dikutip dari The Guardian, efikasi vaksin COVID-19 Astrazenca terhadap varian Corona Afsel dilaporkan hanya sampai 10 persen.

https://cinemamovie28.com/movies/the-slaughter-of-the-vampires/