Sabtu, 06 Februari 2021

6 Tempat Berisiko Tinggi Penularan COVID-19 Menurut WHO

 Hingga kini, kasus COVID-19 di Indonesia masih terus meningkat setiap hari. Meski proses vaksinasi dilaporkan terus berjalan, langkah pencegahan tetap wajib dilakukan untuk meminimalkan risiko penyebaran virus. Salah satunya, dengan menghindari keramaian di luar rumah.

Menurut World Health Organization (WHO), virus Corona sangat mudah menyebar di tempat dengan banyak orang berkumpul, berbicara keras, berteriak, dan bernyanyi.


Pasalnya selain menular lewat droplet, virus Corona bisa menyebar lewat udara sehingga penggunaan masker pun tak menjamin seseorang bebas dari infeksi COVID-19. WHO turut meluruskan, Corona bisa menyebar lewat partikel-partikel kecil yang melayang di udara.


Dengan begitu, menghindari tempat ramai juga perlu dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19. Berikut 6 tempat dengan risiko penularan COVID-19 yang tinggi menurut WHO:


1. Restoran

2. Tempat latihan paduan suara

3. Gym dan kelas kebugaran

4. Klub malam

5. Tempat kerja

6. Tempat ibadah


Dalam laporan lainnya, WHO juga menyebutkan bahwa virus Corona bisa tersebar melalui permukaan barang yang terkontaminasi. Virus bisa berpindah melalui tangan orang yang batuk atau bersin, kemudian menyentuh benda.


Upaya pencegahan COVID-19 perlu dimaksimalkan dengan protokol kesehatan mencakup pakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak fisik minimal satu meter dengan orang lain, menghindari tempat ramai atau tempat tertutup dengan ventilasi yang buruk, dan jika diperlukan gunakan face shield.


WHO menegaskan, COVID-19 bukanlah penyakit main-main. Langkah-langkah pencegahan perlu dilakukan untuk melindungi diri dan orang-orang terdekat dari risiko penularan COVID-19.


"Jika COVID-19 ada di lingkungan Anda, lakukan tindakan pencegahan mulai dari jaga jarak, pakai masker, usahakan ruang berventilasi baik, hindari keramaian, rajin cuci tangan, dan tutup mulut dengan siku atau tisu saat batuk," tulis WHO dalam laman resminya.

https://cinemamovie28.com/movies/sacrifice-3/


Dialami Prof Firmanzah Sebelum Wafat, Benarkah Vertigo Mematikan?


Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah meninggal dunia pagi ini. Ia disebut mengalami vertigo sebelum meninggal.

Hal ini disampaikan salah satu dosen Paramadina, Hendri Satrio. "Benar, meninggal pagi ini. Kabar dari pihak keluarga karena vertigo," kata Hendri, dikutip dari CNNIndonesia.


Lantas, benarkah vertigo berbahaya hingga memicu kematian?

Dokter spesialis saraf Rimawati Tedjasukmana menjelaskan, sebenarnya vertigo adalah gejala bukan penyakit.


Vertigo yang bisa berujung kematian adalah jenis vertigo sentral, yang biasanya disebabkan oleh stroke karena sumbatan pembuluh darah, pendarahan atau pecah pembuluh darah, tumor, infeksi, atau peradangan.


Vertigo sentral disebabkan kelainan di otak kecil (cerebellum) atau batang otak.


"Biasanya vertigo sentral lebih lama (berlangsungnya). Mual atau muntah jarang, tidak tergantung perubahan posisi tubuh. Bisa ada kelainan saraf lain seperti kelemahan lengan, tungkai, baal, kesemutan, dan gangguan keseimbangan," terang dr Rimawati saat dihubungi detikcom, Sabtu (6/2/2021).


Gejala pada vertigo sentral memang mirip dengan jenis vertigo yang lebih ringan yakni vertigo perifer. Akan tetapi, vertigo sentral berlangsung lebih lama.


Vertigo sentral sebagai gejala stroke ini bisa timbul tiba-tiba, tanpa perkiraan batas waktu sebelum stroke terjadi. Vertigo ini timbul sebagai gejala sehingga bisa terjadi walaupun seseorang belum pernah memiliki riwayat stroke sebelumnya.


"Bisa gejala stroke berupa vertigo. Jadi bisa sebelumnya tidak pernah stroke," ujar dr Rimawati.


dr Rimawati menambahkan, orang yang mengalami vertigo sentral harus cepat ditangani dengan tepat. Pasalnya, vertigo sentral ini kerap merupakan gejala stroke sehingga bisa berujung fatal jika penanganan terlambat.


"Jenis vertigo yang berdampak fatal adalah vertigo sentral. Jadi harus cepat didiagnosis supaya bisa cepat ditangani," imbuhnya.


Berbeda halnya dengan vertigo perifer yang mungkin dialami anak muda atau orang dewasa. Vertigo ini bukanlah gejala stroke, melainkan disebabkan oleh trauma kepala atau infeksi telinga.


Sedangkan pada lansia, vertigo perifer bisa disebabkan oleh faktor degeneratif atau perubahan fungsi organ karena proses penuaan.

https://cinemamovie28.com/movies/sacrifice-2/

Kenali Gejala Awal Vertigo, Diidap Rektor Paramadina Firmanzah Sebelum Wafat

 Rektor Universitas Paramadina Firmanzah meninggal dunia pada Sabtu (6/2/2021). Ia diketahui pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bidang Ekonomi.

Salah satu dosen Paramadina, Hendri Satrio membenarkan kabar tersebut. Menurutnya, berdasarkan kabar pihak keluarga, ia sempat mengalami vertigo sebelum meninggal dunia.


"Benar, meninggal pagi ini. Kabar dari pihak keluarga karena vertigo," kata Hendri, dikutip dari laman CNNIndonesia.


Untuk mengetahui keluhan awal gejala awal vertigo, ahli neurologi dr Ilan Danan menyebut waspadai keluhan pusing yang parah saat menggerakkan kepala. Hal ini dideskripsikan oleh pasien sebagai sensasi berputar di ruangan atau benda di sekitar mereka seperti terus bergerak.


Selain pusing, gejala vertigo awal umumnya meliputi:


Mual

Keringat berlebihan

Muntah.

Dikutip dari laman Healthline, selain gejala vertigo awal, penyebab umum vertigo biasanya dipicu beberapa hal seperti berikut:


Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV), penyebab paling umum dari vertigo. Gejala vertigo ini menciptakan sensasi singkat yang intens seperti berputar atau bergerak. Kondisi ini dipicu oleh perubahan cepat gerakan kepala.


Vertigo akibat migrain yang dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam.


Infeksi virus pada saraf vestibular, yang disebut neuritis vestibular dapat menyebabkan gejala vertigo konstan dan intens.


Penyakit meniere, yaitu saat cairan menumpuk di telinga bagian dalam, menyebabkan vertigo mendadak yang berlangsung selama beberapa jam.


Stres dapat memperburuk gejala vertigo awal, namun bukan penyebab utamanya.


"Tetapi stres berat dapat meningkatkan risiko stroke, yang dapat menyebabkan vertigo," jelas asisten profesor di Department of Hygiene and Epidemiology Muscle and Brawn, dr Dimitar Marinov.


dr Danan menyebut pengobatan untuk gejala vertigo awal tergantung pada penyebabnya. Menurutnya, untuk meredakan gejala, terapi rehabilitasi vestibular serta obat-obatan, seperti meclizine selama ini telah terbukti efektif.


dr Marinov mengatakan bahwa meclizine adalah antihistamin atau sekelompok obat yang digunakan untuk mengobati alergi. Obat ini juga efektif dalam mengobati mabuk perjalanan atau gejala vertigo awal yang disebabkan oleh penyakit meniere.


Namun, pada lansia, efek samping dari obat tersebut dapat menyebabkan kebingungan bahkan amnesia. Perlu diketahui jika ingin mengonsumsi obat untuk meredakan gejala vertigo awal agar mendiskusikannya dengan ahli medis, supaya diberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi kesehatan.

https://cinemamovie28.com/movies/sacrifice/


6 Tempat Berisiko Tinggi Penularan COVID-19 Menurut WHO


Hingga kini, kasus COVID-19 di Indonesia masih terus meningkat setiap hari. Meski proses vaksinasi dilaporkan terus berjalan, langkah pencegahan tetap wajib dilakukan untuk meminimalkan risiko penyebaran virus. Salah satunya, dengan menghindari keramaian di luar rumah.

Menurut World Health Organization (WHO), virus Corona sangat mudah menyebar di tempat dengan banyak orang berkumpul, berbicara keras, berteriak, dan bernyanyi.


Pasalnya selain menular lewat droplet, virus Corona bisa menyebar lewat udara sehingga penggunaan masker pun tak menjamin seseorang bebas dari infeksi COVID-19. WHO turut meluruskan, Corona bisa menyebar lewat partikel-partikel kecil yang melayang di udara.


Dengan begitu, menghindari tempat ramai juga perlu dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19. Berikut 6 tempat dengan risiko penularan COVID-19 yang tinggi menurut WHO:


1. Restoran

2. Tempat latihan paduan suara

3. Gym dan kelas kebugaran

4. Klub malam

5. Tempat kerja

6. Tempat ibadah


Dalam laporan lainnya, WHO juga menyebutkan bahwa virus Corona bisa tersebar melalui permukaan barang yang terkontaminasi. Virus bisa berpindah melalui tangan orang yang batuk atau bersin, kemudian menyentuh benda.


Upaya pencegahan COVID-19 perlu dimaksimalkan dengan protokol kesehatan mencakup pakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak fisik minimal satu meter dengan orang lain, menghindari tempat ramai atau tempat tertutup dengan ventilasi yang buruk, dan jika diperlukan gunakan face shield.


WHO menegaskan, COVID-19 bukanlah penyakit main-main. Langkah-langkah pencegahan perlu dilakukan untuk melindungi diri dan orang-orang terdekat dari risiko penularan COVID-19.


"Jika COVID-19 ada di lingkungan Anda, lakukan tindakan pencegahan mulai dari jaga jarak, pakai masker, usahakan ruang berventilasi baik, hindari keramaian, rajin cuci tangan, dan tutup mulut dengan siku atau tisu saat batuk," tulis WHO dalam laman resminya.

https://cinemamovie28.com/movies/rush-hour-2-2/