Senin, 01 Februari 2021

Spotify Bakal Punya Pengenalan Suara yang Deteksi Mood

 - Spotify baru saja dibekali paten sebuah teknologi baru berupa voice recognition atau pengenalan suara. Bukan sembarang pengenalan suara, teknologi ini bisa mendeteksi mood atau suasana hati pengguna.

Paten ini pertama kali diajukan pada Februari 2018 dan dikabulkan pada Januari 2021. Dalam pengajuan paten tersebut, tertulis bahwa Spotify bermaksud menggunakan teknologi pengenalan suara mengidentifikasi hal-hal seperti kondisi emosi, gender, usia atau aksen dari si pembicara untuk kemudian merekomendasikan konten berdasarkan informasi-informasi tersebut


Dikutip dari TechRadar, Minggu (31/1/2021) lebih jauh lagi, Spotify ingin menyajikan konten yang lebih relevan dan sesuai bagi para penggunanya dengan memanfaatkan teknologi ini, entah untuk konten musik, rekomendasi podcast, bahkan iklan potensial.


Selama ini, Spotify menggunakan algoritma yang memperkenalkan konten audio baru berdasarkan kebiasaan mendengarkan penggunanya. Jadi tidak mengherankan jika raksasa streaming musik tersebut ingin menambahkan metrik lain untuk meningkatkan akurasi dan kemampuan rekomendasi konten di platformnya.


Di sisi lain, teknologi semacam ini akan bersinggungan dengan privasi pengguna. Seiring perusahaan teknologi kian berkembang dan mengoptimalkan platform mereka untuk pengguna maupun pengiklan, privasi data menjadi poin penting yang menjadi sorotan.


Untuk teknologi pengenalan suara, kekhawatiran ini ditambah dengan isu bahwa speaker pintar menguping suara di sekelilingnya bahkan ketika sedang tidak digunakan.


Jadi, sementara para pendengar Spotify akan merasakan manfaat dari algoritma yang lebih canggih dari penerapan teknologi pengenalan suara tersebut, di sisi lain mereka harus rela menjadi 'korban' pengumpulan data yang lebih masif, sama seperti platform lainnya.

https://cinemamovie28.com/movies/brian-banks/


Es Antartika Bisa Ungkap Misteri di Mars


Para peneliti menemukan komponen mineral yang mirip dengan yang ditemukan di Mars pada inti es dari Antartika. Penemuan ini dinilai bisa mengungkap misteri di Mars.

Dikutip dari ScienceSlashdot.org, Minggu (31/1/2021) hasil temuan para peneliti menunjukkan bahwa mineral tersebut, berwujud zat rapuh berwarna kuning kecokelatan yang dikenal sebagai jarosite, ditempa dengan cara yang sama di Bumi maupun di Mars, dari debu yang terperangkap di dalam endapan es purba.


"Ini juga mengungkapkan betapa pentingnya gletser ini di Mars. Mereka tidak hanya mengukir lembah, tetapi juga membantu menciptakan material dari Mars," kata para peneliti.


Jarosite pertama kali ditemukan di Mars pada tahun 2004, ketika robot penjelajah Opportunity milik NASA menggulung lapisan halusnya. Penemuan itu menjadi berita besar, mengingat jarosit membutuhkan air untuk terbentuk, bersama dengan zat besi, sulfat, kalium, dan kondisi asam.


"Jarosite di dalam endapan es purba di Antartika terbentuk melalui cara yang sama dengan yang terbentuk di Mars," kata Megan Elwood Madden, ahli geokimia dari University of Oklahoma yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.


Namun dia bertanya-tanya apakah proses itu bisa menjelaskan kondisi berlimpahnya jarosite di Mars. "Di Mars, ini bukan hanya lapisan tipis, melainkan endapan setebal beberapa meter," tambahnya.


Giovanni Baccolo, seorang ahli geologi di Milan-Bicocca University mengakui bahwa inti es hanya mengandung sejumlah kecil jarosit, partikel yang lebih kecil dari helaian bulu mata atau butiran pasir.


Tapi dia menjelaskan bahwa ada lebih banyak debu di Mars daripada di Antartika, yang hanya menerima sedikit abu dan kotoran di udara dari benua utara.


"Mars adalah tempat yang sangat berdebu, semuanya tertutup debu. Lebih banyak abu akan mendukung lebih banyak pembentukan jarosit di bawah kondisi yang tepat," katanya.

https://cinemamovie28.com/movies/wrongfully-accused/


Cerita Bill Gates Mengkhianati Paul Allen

 Berbicara tentang para pendiri Microsoft, Paul Allen sering berada di bawah bayang-bayang Bill Gates. Padahal, perannya di Microsoft tak kalah penting.

Gates dan Allen awalnya bertemu di SMP Lakeside di Seattle. Keduanya sama-sama gila komputer, sama-sama jenius pula, sehingga merasa cocok dan menjadi teman dekat.


"Rambut pirangnya semrawut. Kamu bisa mengatakan 3 hal soal Bill Gates dengan cepat. Dia sungguh pintar. Dia sungguh kompetitif, dia ingin menunjukkan padamu seberapa pintar dirinya. Dan dia sangat sangat gigih," kata Allen dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Guardian, Minggu (31/1/2021)


Pada usia 13 tahun, Gates sudah bermimpi mendirikan perusahaan sendiri. Ketika Gates masuk ke Harvard University, Allen menyusulnya dan keduanya banyak menghabiskan waktu merancang software.


Pada tahun 1972, mereka mendirikan perusahaan pertama bernama Traf-O-Data yang menganalisis data lalu lintas. Nah, terobosan baru terjadi di tahun 1975 yang menjadi cikal bakal perusahaan bernama Microsoft.


Kala itu, Allen menunjukkan majalah Popular Electronic pada Gates. Media itu membahas komputer mikro buatan Micro Instrumentation and Telemetry Systems's (MITS) yaitu Altair 8800. Allen mengusulkan agar mereka membuat implementasi software penerjemah bahasa pemrograman BASIC di sistem tersebut.


Pihak MITS pun memberi mereka kesempatan demonstrasi dan ternyata, penerjemah BASIC itu dapat bekerja dengan sempurna. MITS pun setuju mendistribusikannya dengan nama Altair BASIC.


Begitulah, keberhasilan proyek itu menjadi awal kelahiran Microsoft pada 4 April 1975. Paul Allen juga yang memberikan nama Microsoft. Sayang, seiring berjalannya waktu hubungan Allen dan Gates malah retak.

https://cinemamovie28.com/movies/falsely-accused-2/


Selanjutnya: Rusaknya persahabatan...


Rusaknya Persahabatan


Allen dan Gates dekat sejak SMA dan bersama-sama mendirikan Microsoft. Namun hubungan keduanya retak. Allen mengklaim semuanya karena ulah Gates.


Cerita rusaknya hubungan Gates dan Allen terungkap dalam buku biografi Allen berjudul Idea Man: A Memoir. Di situ Allen banyak menceritakan kedekatannya dengan Gates sekaligus bagaimana berakhirnya hubungan baik mereka.


Seperti dikisahkan sebelumnya, Gates dan Allen awalnya bertemu di SMA Lakeside di Seattle. Tahun 1975 saat masih kuliah di Harvard, keduanya mendirikan Microsoft yang lantas berkembang luar biasa. Pembagian saham pun dilakukan. Gates meminta bagian lebih banyak karena merasa bekerja lebih keras.


"Aku berasumsi kemitraan kami 50-50. Tapi Bill punya ide lain," tulis Allen. Gates meminta bagian saham Microsoft lebih besar, 64-36. Allen akhirnya setuju karena merasa Gates sangat bawel dan dia tak ingin berkonflik.


Sayang, relasi mereka makin buruk seiring bertambah besarnya Microsoft. Allen dan Gates sering adu argumentasi selama berjam-jam. Kemudian puncaknya, Gates merekrut temannya Steve Ballmer yang di kemudian hari menjadi CEO Microsoft.


Gates langsung menawari bagian saham 8,75% ke Ballmer, yang membuat Allen marah. Selain itu, kemalangan lain datang di tahun 1982, Allen sakit kanker dan absen bekerja.


Saat kembali ke Microsoft, dia merasa tak dianggap lagi. Tak hanya itu, Allen juga mendengar kalau Gates dan Ballmer ingin mengurangi jatah sahamnya.

https://cinemamovie28.com/movies/falsely-accused/