Sebuah konvensi swinger di New Orleans, Amerika Serikat, berbuntut jadi acara penyebar virus Corona setelah 41 orang dinyatakan positif COVID-19.
Bob Hannaford, pemilik Naughty Events dan penyelenggara acara menulis dalam postingan blognya bahwa setidaknya ada 41 dari 300 orang yang datang di acara tersebut dinyatakan positif COVID-19.
Hannaford mengatakan ia tak menyangka pesta swinger atau tukar pasangan yang dilangsungkan lima hari di awal November ini akan menjadi bencana, sebab penyelenggara telah melakukan tindakan pencegahan COVID-19.
Salah satu pendatang bahkan dilaporkan dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius setelah tertular virus.
"Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya tidak akan mengadakan acara ini lagi. Padahal sebagian besar dari 41 kasus positif sebagian besar merupakan kasus asimtomatik atau sangat ringan," kata Hannaford dikutip dari Fox Live, Rabu (2/12/2020).
"Alasan saya tidak akan melakukannya adalah karena saya mengenal dua orang yang memiliki waktu lebih sulit dan mereka menderita. Salah satunya, seorang teman baik saya, dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius," lanjutnya.
Mengaku menyesal dan tidak menyangka, Hannaford mengatakan ia melakukan tindakan yang cukup baik seperti menyediakan gelang yang menunjukkan seseorang telah memiliki dokumen untuk membuktikan bahwa mereka punya antibodi.
Ada juga gelang yang memiliki tanggal hasil COVID-19 negatif sebagai salah satu persyaratan jika ingin ikut acara tersebut. Para peserta juga diharuskan untuk menjaga jarak dalam antrean dan mengenakan masker di ruang publik.
Hannaford bahkan ingat pergi makan malam dengan teman-teman untuk merayakan klimaks ekstravaganza X-rated - yang ternyata terlalu dini.
"Saya tidak akan melakukannya lagi jika saya tahu, apa yang saya tahu sekarang. Itu membebani saya dan akan terus membebani saya sampai semua orang 100% lebih baik," ujar Hannaford.
https://nonton08.com/movies/juliet-naked/
Gejala COVID-19 Terbaru yang Kerap Tak Disadari Selain Batuk dan Pilek
Pandemi Virus Corona COVID-19 saat ini tengah melanda dunia. Sudah lebih dari 10 bulan virus Corona bertahan, dan banyak hal yang telah diketahui soal virus COVID-19.
Namun, meski sudah melanda dunia cukup lama, masih banyak yang harus diungkap. Terutama, dalam memahami dan mengidentifikasi gejala COVID-19, masih banyak yang belum diketahui oleh masyarakat.
Banyak pasien Corona yang mengeluhkan gejala COVID-19 yang beragam. Namun, ada beberapa gejala yang tetap menjadi paling umum yang dikeluhkan di antara yang terinfeksi Corona.
Adapun gejala COVID-19 yang paling umum adalah batuk kering, demam, sakit tenggorokan, hidung berarir dan tersumbat, nyeri dada dan sesak napas, kelelahan, hilangnya indra penciuman, infeksi saluran pencernaan.
Meskipun batuk, demam, dan sesak napas merupakan gejala COVID-19 yang paling umum dirasakan, banyak orang tampaknya mengabaikan gejala yang tidak umum pada pasien yang terinfeksi virus COVID-19.
Berikut beberapa gejala COVID-19 terbaru yang kerap tak disadari oleh masyarakat. Apa saja?
1. Sakit perut dan masalah gastrointestinal
Gejala COVID-19 terbaru yang pertama adalah sakit perut. Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh American Journal of Gastroenterology, virus COVID-19 dapat menyebabkan masalah gastrointestinal yang parah pada pasien.
Dalam data yang mengamati sekitar 204 pasien di China, 48,5 persen mengidap masalah perut. Pasien dengan COVID-19 mengeluh sakit perut sebelum mengembangkan gejala lain yang lazim untuk penyakit tersebut.
Masalah gastrointestinal lainnya termasuk diare, mual dan sembelit.
2. Mata merah
Gejala COVID-19 terbaru yang kedua, adalah kasus infeksi mata pada banyak pasien COVID-19 juga meningkat belakangan ini. Konjungtivitis seperti kemerahan dan pembengkakan jaringan putih di mata, telah diidentifikasi sebagai gejala yang jarang tetapi lazim pada pasien virus Corona.
Ini dapat menyebabkan rasa gatal dan kemerahan yang hebat pada mata, setelah itu dapat menyebabkan komplikasi yang parah.
3. Brain fog atau kabut otak
Gejala COVID-19 terbaru berikutnya brain fog atau sering disebut kabut otak. Walaupun kelelahan dan rasa lelah telah diakui sebagai gejala umum pada pasien COVID-19, beberapa orang juga melaporkan keluhan kelelahan mental, yang juga dikenal sebagai kabut otak.
Meskipun kita harus waspada terhadap tanda-tanda paling umum dari virus mematikan, tanda dan gejala lain yang kurang dikenal tidak boleh diabaikan.
Semua harus tetap waspada dan melakukan tes diri segera setelah mereka mengembangkan gejala potensial.