Jumat, 05 Juni 2020

CDC Tegaskan Tetap Kerjasama dengan WHO Meski Trump Putuskan Kemitraan

Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian AS (CDC) mengatakan akan terus memiliki kerjasama yang erat dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meski baru-baru ini ada pengumuman dari Presiden AS Donald Trump bahwa ia mengakhiri hubungan dengan WHO.

"Kita memiliki wabah Ebola baru sekarang di Kongo Barat dan kami telah bergabung dengan WHO dan Kementerian Kesehatan untuk menghadapi wabah Ebola itu," kata Direktur CDC Robert Redfield dikutip dari CNN.

"Saya yakin bahwa kemitraan kesehatan masyarakat yang kami miliki, meskipun mungkin dimodifikasi dalam beberapa cara di tingkat politik, tidak akan mengganggu upaya penanganan kesehatan kami," tambahnya.

Sebelumnya Presiden Donald Trump menyebut Amerika Serikat (AS) akan keluar dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Alasannya karena WHO dinilai telah gagal menghadapi virus Corona COVID-19 dan terlalu 'membela' China.

"Karena mereka telah gagal untuk melakukan reformasi yang diminta dan sangat dibutuhkan, kami hari ini akan mengakhiri hubungan dengan WHO dan mengarahkan dana ke kebutuhan kesehatan global lain yang mendesak," tutur Trump.

Sekolah Belum Buka, Bagaimana Cara Bikin Anak Nyaman Belajar di Rumah?

DKI Jakarta kini mulai memberlakukan masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Jumat (5/6/2020). Kebijakan ini juga berdampak pada ditundanya kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

"Kami di gugus tugas memutuskan bahwa belajar-mengajar di sekolah belum dimulai dahulu. Tidak akan dimulai sampai kondisinya aman. Jadi bila kondisi belum bisa dianggap aman, maka kegiatan belajar-mengajar masih belum kita lakukan," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, Kamis (4/6/2020).

Lantas bagaimana caranya agar anak tetap nyaman dan tidak stres selama belajar di rumah?

Psikolog Ghianina Armand dari Personal Growth mengatakan banyaknya tugas yang diberikan kepada anak semasa belajar di rumah bisa mempengaruhi kondisi psikologisnya.

"Seperti stres, frustasi yang menyebabkan anak tidak termotivasi dan proses pembelajaran menjadi tidak efektif," kata Ghianina, Kamis (4/6/2020).

Oleh karena itu, berikut ini adalah enam cara untuk membuat anak tetap nyaman belajar di rumah.

1. Buat jadwal belajar
Menurut Ghianina, jadwal belajar yang jelas dan terstruktur bisa membuat anak lebih fokus dalam belajar.

"Dengan memiliki jadwal belajar yang jelas dan terstruktur setiap harinya, anak akan memiliki mindset bahwa dalam jangka waktu tersebut adalah waktu untuk belajar walaupun proses pembelajaran dilakukan di rumah," ujar Ghianina.

2. Buat ruangan khusus belajar
Ruangan khusus belajar bisa membuat anak merasa nyaman dan merasa seolah-olah ia sedang berada di sekolah. Sehingga aktivitas belajar pun menjadi lebih menyenangkan.

"Misalnya menyiapkan meja khusus belajar di kamar, ruang belajar, atau ruang keluarga. Sehingga di saat jadwal belajar tiba, anak secara otomatis langsung melakukan kegiatan belajar di area yang sudah ditentukan," kata Gracia.

Erick Thohir Rombak Direksi PTPP, Novel Arsyad Ditunjuk Jadi Dirut

Menteri BUMN Erick Thohir merombak susunan pengurus PT PP (Persero) Tbk atau PTPP. Perombakan termasuk pada posisi direktur utamanya, di mana Lukman Hidayat digantikan Novel Arsyad. Perombakan ini telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar Kamis kemarin (4/6/2020).
PTPP membukukan pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp 24,65 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun. Selain menyetujui perubahan pengurus, pemegang saham juga menyetujui pembagian dividen tunai (dividend payout ratio) sebesar 22,5% dari laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau setara dengan Rp 33,842 per lembar saham untuk tahun buku 2019.

"PTPP akan membayar dividen tunai tahun buku 2019 sebesar Rp 209 miliar atau setara dengan Rp 33,842 per lembar saham kepada para pemegang saham. Usulan tersebut telah disetujui dan disahkan dalam RUPS Tahunan sehingga dapat dibayarkan oleh perusahaan pada awal bulan Juli 2020," kata Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PTPP Agus Purbianto dalam keterangannya, Jumat (5/6/2020).

Dari laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 930 miliar di tahun buku 2019, PTPP mencadangkan sebesar Rp 721 miliar untuk penguatan ekuitas perusahaan.

Per tanggal 31 Desember 2019, PTPP memiliki total ekuitas sebesar Rp 17,32 triliun meningkat 6,2% dibandingkan tahun buku 2018 sebesar Rp. 16,31 triliun. Aset perusahaan meningkat sebesar 12,6% menjadi Rp 59,16 triliun dibandingkan tahun buku 2019 sebesar Rp 52,54 triliun.

Susunan komisaris dan direksi terbaru PTPP:

Komisaris

Komisaris Utama/Independen: Andi Gani Nena Wea

Komisaris Independen: Nur Rochmad

Komisaris: Sumardi

Komisaris: Ernadhi Sudarmanto

Komisaris: Loso Judijanto

Komisaris: Hedy Rahardian


Direksi

Direktur Utama: Novel Arsyad

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Agus Purbianto

Direktur Strategi Korporasi dan HCM : Yul Ari Pramuraharjo

Direktur Operasi 1: Anton Satyo Hendriatmo

Direktur Operasi 2 : M Toha Fauzi

Direktur Operasi 3 : Eddy Herman Harun.

Susunan komisaris dan direksi sebelumnya:

Komisaris

Komisaris Utama/Independen: Andi Gani Nena Wea

Komisaris Independen: Nur Rochmad

Komisaris: Sumardi

Komisaris: Arie Setiadi Moerwanto

Komisaris: Wismana Adi Suryabrata

Komisaris: Ernadhi Sudarmanto


Direksi

Direktur Utama: Lukman Hidayat

Direktur Strategi Korporasi dan HCM: M Aprindy

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Agus Purbianto

Direktur Operasi 1: Anton Satyo Hendriatmo

Direktur Operasi 2 : M Toha Fauzi

Direktur Operasi 3 : Abdul Haris Tatang.

CDC Tegaskan Tetap Kerjasama dengan WHO Meski Trump Putuskan Kemitraan

Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian AS (CDC) mengatakan akan terus memiliki kerjasama yang erat dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meski baru-baru ini ada pengumuman dari Presiden AS Donald Trump bahwa ia mengakhiri hubungan dengan WHO.

"Kita memiliki wabah Ebola baru sekarang di Kongo Barat dan kami telah bergabung dengan WHO dan Kementerian Kesehatan untuk menghadapi wabah Ebola itu," kata Direktur CDC Robert Redfield dikutip dari CNN.

"Saya yakin bahwa kemitraan kesehatan masyarakat yang kami miliki, meskipun mungkin dimodifikasi dalam beberapa cara di tingkat politik, tidak akan mengganggu upaya penanganan kesehatan kami," tambahnya.

Sebelumnya Presiden Donald Trump menyebut Amerika Serikat (AS) akan keluar dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Alasannya karena WHO dinilai telah gagal menghadapi virus Corona COVID-19 dan terlalu 'membela' China.

"Karena mereka telah gagal untuk melakukan reformasi yang diminta dan sangat dibutuhkan, kami hari ini akan mengakhiri hubungan dengan WHO dan mengarahkan dana ke kebutuhan kesehatan global lain yang mendesak," tutur Trump.
http://indomovie28.com/my-generation-2/