Rabu, 06 Mei 2020

Klaim Berhasil Perangi Corona, China Siap Berbagi ke Dunia

Pemerintah China menganggap pengalamannya dalam menangani penyebaran virus corona (Covid-19) sangat penting untuk membantu dunia memerangi pandemi tersebut.

Melalui perwakilan di Jakarta, China mengatakan telah berhasil mengendalikan wabah corona yang pertama kali terdeteksi dan muncul di Kota Wuhan, Hubei, sekitar Desember lalu itu.

Menurut Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian, sejak merebaknya wabah Covid-19, situasi pengendalian wabah di Wuhan, Hubei, maupun di seluruh Tiongkok telah mencapai hasil strategi yang signifikan di bawah komando Presiden Xi Jinping.

Xiao juga tak luput menuturkan sikap kooperatif pemerintah daerah dan seluruh masyarakat China turut membantu Negeri Tirai Bambu memerangi penyebaran corona.

"Pencapaian Tiongkok ini telah mengumpulkan pengalaman penting bagi negara seluruh dunia untuk memenangkan perang global melawan pandemi, dan meningkatkan kepercayaan global dalam kemenangan akhir," kata Xiao dalam jumpa pers virtual pada Selasa (5/5).

Sejak tren penularan corona menurun di China, pemerintahan Xi mulai mencabut serangkaian kebijakan penguncian wilayah (lockdown) dan pembatasan pergerakan. Sebagian tempat wisata bahkan telah dibuka kembali di China meski dengan serangkaian peraturan baru terkait kebijakan menjaga jarak.

Berdasarkan data Kementerian Budaya dan Pariwisata China, sebanyak 104 juta turis telah memenuhi sejumlah situs wisata China selama lima hari terakhir sejak libur panjang nasional berlangsung pada 1 Mei lalu.

"Pembukaan kembali ekonomi meredakan pasokan medis global yang tegang secara signifikan, dan membantu ekonomi global kembali ke jalur normal dengan sesegera mungkin," tutur Xiao.

Meski begitu, Xiao tak menampik bahwa China masih dihantui risiko gelombang kedua pandemi setelah penularan kasus Covid-19 impor terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Xiao mengatakan pemerintah China tak henti-hentinya mengkonsolidasikan upaya pencegahan dan pengendalian wabah demi mencegah hal tersebut terjadi.

"Kami memiliki kepercayaan, kemampuan, dan kekuasaan untuk memenangkan wabah Covid-19," kata Xiao.

Berdasarkan data Worldometer, per hari ini China tercatat memiliki 82.881 kasus corona dengan 4.633 kematian. Sebanyak 77.853 pasien telah dinyatakan sembuh sehingga China masih memiliki 395 kasus corona aktif hingga saat ini.

Sebelum Iran Pergi, Israel Tak Mau Berhenti Serang Suriah

Pemerintah Israel menyatakan tak bakal berhenti melakukan operasi di Suriah hingga milisi Iran benar-benar meninggalkan negara tersebut. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennet.

Mengutip AFP, Bennet menyampaikan itu beberapa jam setelah Iran dan sekutunya menewaskan 14 pejuang Israel.

"Iran tak punya kepentingan di Suriah, dan kami tidak akan berhenti sebelum mereka meninggalkan Suriah," ucap Bennet mengutip AFP, Rabu (6/5).

Konflik di Iran belum mereda. Termutakhir, militer Suriah melaporkan berhasil mencegat sejumlah peluru kendali Israel yang dilepaskan ke arah sebuah fasilitas penelitian di Provinsi Aleppo pada Senin (4/5).


Mengutip sumber militer Suriah, SANA menuturkan rudal-rudal itu ditembakkan ke arah sejumlah situs militer di daerah Al-Safira, tenggara Aleppo.

"Pertahanan udara Suriah mencegat serangan Israel yang mengarah ke pusat penelitian di Provinsi Aleppo," demikian laporan kantor berita Suriah, SANA, pada Selasa (5/5).

Trump Klaim Tak Terlibat dalam Misi Penculikan Maduro

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki kaitan dengan sekelompok tentara yang ditangkap di Venezuela. Diketahui, tentara tersebut diduga ingin menangkap Presiden Nicolas Maduro.

"Itu tidak ada hubungannya dengan pemerintah kita," kata Trump di Gedung Putih, mengutip AFP, Selasa (5/5).

Sejauh ini, Trump mau pun pejabat pemerintah AS lainnya belum menjelaskan lebih lanjut ihwal tudingan pemerintah Venezuela.


Sebelumnya, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengklaim pihaknya telah menangkap sekelompok tentara bayaran, termasuk dua orang warga Amerika Serikat, yang diutus untuk menangkapnya. Mengutip Associated Press, tentara bayaran tersebut ditangkap pada Senin (4/5).

Mereka dilaporkan sempat menyerang pantai di Venezuela untuk menangkap Maduro. Maduro juga sempat memperlihatkan dua buah paspor dengan lambang negara Amerika Serikat saat jumpa pers Senin lalu (4/5).

"Mereka yang ditangkap dalam penyerbuan tersebut adalah warga Amerika Serikat Airan Berry Sack, yang mengaku sebagai seorang tentara bayaran profesional AS, dan ajudan (Presiden AS) Donald Trump, dan Luke Alexander Denman, juga merupakan ajudan Donald Trump. Mereka dan seluruh anggota kelompok teroris tersebut sudah mengaku," kata Maduro.

Mantan anggota korps Baret Hijau Angkatan Darat AS, Jordan Goudreau menyatakan dia serta Luke dan Airan memang ditugaskan dalam operasi militer bersandi "Gideon" untuk menangkap Maduro serta menumbangkan rezim pemerintahan Venezuela.

Luke dan Airan diketahui adalah mantan anggota pasukan khusus Amerika Serikat. Goudreau mengatakan dia beserta Luke dan Airan pernah bertugas di Irak dan Afghanistan.

"Tujuan utamanya adalah untuk menangkap Maduro," kata Goudreau.

Berdasarkan kronologi versi pemerintah Venezuela, serangan terjadi di kota pesisir La Guaira pada Minggu pagi (3/5).
Saat itu aparat Venezuela dilaporkan berhasil menembak mati delapan orang yang berusaha mendekati pelabuhan menggunakan kapal cepat dan menangkap dua orang lainnya.

Diketahui, AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Venezuela pada 2019. Kala itu, Trump dan Maduro saling kecam soal situasi krisis politik dan ekonomi di negara tersebut.

Trump juga mengakui tokoh oposisi Venezuela, Juan Guaido, sebagai presiden interim. Dengan kata lain, dia tidak menganggap Maduro sebagai pemimpin Venezuela. 

Klaim Berhasil Perangi Corona, China Siap Berbagi ke Dunia

Pemerintah China menganggap pengalamannya dalam menangani penyebaran virus corona (Covid-19) sangat penting untuk membantu dunia memerangi pandemi tersebut.

Melalui perwakilan di Jakarta, China mengatakan telah berhasil mengendalikan wabah corona yang pertama kali terdeteksi dan muncul di Kota Wuhan, Hubei, sekitar Desember lalu itu.

Menurut Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian, sejak merebaknya wabah Covid-19, situasi pengendalian wabah di Wuhan, Hubei, maupun di seluruh Tiongkok telah mencapai hasil strategi yang signifikan di bawah komando Presiden Xi Jinping.

Xiao juga tak luput menuturkan sikap kooperatif pemerintah daerah dan seluruh masyarakat China turut membantu Negeri Tirai Bambu memerangi penyebaran corona.

"Pencapaian Tiongkok ini telah mengumpulkan pengalaman penting bagi negara seluruh dunia untuk memenangkan perang global melawan pandemi, dan meningkatkan kepercayaan global dalam kemenangan akhir," kata Xiao dalam jumpa pers virtual pada Selasa (5/5).

Sejak tren penularan corona menurun di China, pemerintahan Xi mulai mencabut serangkaian kebijakan penguncian wilayah (lockdown) dan pembatasan pergerakan. Sebagian tempat wisata bahkan telah dibuka kembali di China meski dengan serangkaian peraturan baru terkait kebijakan menjaga jarak.