Sabtu, 04 April 2020

Cerita Danau Inle Myanmar yang Mendunia

Myanmar menawarkan sebuah keindahan negeri nelayan yang tenang dan memanjakan indera. Lokasinya ada di Danau Inle.
Inle merupakan danau yang terletak di Nyaungshwe, daerah Perbukitan Shan di Myanmar. Danau terbesar kedua di Myanmar ini memiliki luas permukaan sekitar 44,9 mil persegi, dan salah satu yang tertinggi pada ketinggian 2.900 kaki.

Danau yang terbilang indah nan unik ini jadi destinasi yang tidak boleh dilewatkan traveler saat mengunjungi Myanmar. Popularitas Danau Inle meningkat tajam bersamaan dengan daerah Bagan.

Tidak ada penerbangan langsung menuju Nyaungshwe. Sebagai wisatawan salah satu cara yang dapat Anda lakukan adalah melakukan perjalanan darat, bisa dari Bagan, Yangon, dan Mandalay menggunakan bus atau travel. Tiket bus yang ditawarkan terbilang cukup miring yaitu sekitar Rp 120.000-180.000.

Harga tiket sudah termasuk snack dan air minum yang akan Anda dapatkan saat berada di dalam bus. Layaknya bus AKAP (antar kota antar provinsi) di Pulau Jawa, bus ini akan berhenti di rumah makan lokal dalam delapan jam perjalanan itu.

Danau Inle terkenal dengan desa dan taman terapung serta cara hidup unik penduduk setempat. Berlokasi di sebuah lembah di antara dua pegunungan, inilah dunia yang berbeda dari Myanmar.

Pemesanan boat tour dapat dilakukan melalui sebagian besar penginapan di kota utama Nyaungshwe. Idealnya, pelancong solo dapat bergabung dengan grup kecil lain untuk menghindari mahalnya tiket.

Biaya yang saya keluarkan adalah 18.000 Kyat karena satu perahu untuk saya seorang. Waktu itu saya langsung menuju ke pelabuhan pada pukul 03.00 dan sudah banyak tukang perahu berjejer.

Harga yang saya dapatkan tentu saja hasil tawar-menawar sengit dengan nahkoda. Namun, saya sedikit kecewa saat betemu rombongan wisatawan Belanda berjumlah empat orang dan total biaya sewa perahu hanya 16.000 Kyat.

Umumnya, boat tour di Danau Inle berlangsung sekitar lima hingga enam jam. Sebuah perahu dapat menampung hingga enam wisatawan yang akan duduk di kursi geladak kayu yang telah disediakan awak kapal.

Bagi Anda yang berencana melakukan perjalanan ke Danau Inle, saya menyarankan untuk membawa banyak tabir surya, air, payung, bahkan jas hujan. Karena, sebagian besar pemilik kapal tidak menyediakannya.

Ada dua tipe jadwal tur berdasar, yaitu sunrise dan sunset. Spot yang ditawarkan pun tidak ada perbedaan.

Perahu Anda akan langsung menuju pusat danau untuk mengamati para nelayan yang mendayung kaki dengan cara unik. Hal ikonik inilah yang mendasari saya menuju ke Danau Inle.

Anda akan diizinkan mengambil foto sebanyak mungkin. Biasanya, setelah selesai beratraksi, nelayan akan menghampiri pengunjung untuk meminta tip.

Tidak ada standar tip yang dapat kita berikan ke nelayan. Anda dapat memberikan 10.000 Kyat, jumlah lumrah di sini.

Ada Pegawainya yang Positif Corona, Grand Canyon AS Ditutup

Gara-gara ada salah satu pegawainya yang positif Corona, Grand Canyon, Amerika Serikat ditutup total. Penutupan dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Destinasi wisata Grand Canyon sudah sangat terkenal di mata traveler. Sudah jadi mimpi bagi sebagian traveler untuk berkunjung ke sini, setiap ada kesempatan liburan ke Negeri Paman Sam.

Namun di tengah pandemi virus Corona seperti sekarang, keinginan tersebut sepertinya harus traveler tunda karena Taman Nasional Grand Canyon sedang ditutup gara-gara salah seorang pegawainya terinfeksi COVID-19.

Dihimpun detikTravel, Sabtu (4/4/2020), penutupan Grand Canyon secara resmi dilakukan pada Rabu (1/4) kemarin. Penutupan ini dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

"Setelah kami menerima surat dari Departemen Kesehatan Coconino County, kami langsung merekomendasikan penutupan Taman Nasional Grand Canyon. Sekarang, Grand Canyon sudah ditutup," ungkap David Bernhardt, Sekretaris Internal NPS seperti dikutip dari Fox News.

Aksi Corona, Hotel Yogya Nyalakan Lampu Bentuk Hati Nanti Malam

Puluhan hotel di Yogyakarta akan menyalakan lampu membentuk hati nanti malam. Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap kondisi pariwisata Yogyakarta di tengah pandemi COVID-19.
Koordinator aksi, Novi Soesanto menjelaskan bahwa kegiatan bertajuk 'From Jogja With Love' adalah sebagai wujud kepedulian para penggiat dunia perhotelan Yogyakarta terhadap kondisi pariwisata Yogyakarta akhir-akhir ini. Dunia perhotelan dan pariwisata merupakan sebuah kesatuan, bahkan telah menjadi napas sektor mata pencaharian utama dari kebanyakan masyarakat Yogya.

"Aksi ini diprakarsai dan dilakukan secara sukarela serta spontanitas oleh para general manager hotel di Yogya. Kegiatan ini melibatkan lebih dari 58 hotel dari berbagai perwakilan wilayah di Yogyakarta," kata Novi melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/3/2020).

"Selain itu, aksi ini membawa misi sebagai simbol empati, semangat kebersamaan, dan harapan agar pariwisata Yogyakarta dapat segera kembali menapaki babak baru yang semakin gemilang," lanjut Novi.

Novi melanjutkan, aksi solidaritas dari hotel-hotel di Yogyakarta ini berupa sinyal tanda cinta yang dilakukan dengan menyalakan beberapa lampu kamar hotel atau lampu hiasan pada masing-masing hotel hingga membuat bentuk hati/cinta. Di mana aksi tersebut secara serempak dilaksanakan pada Sabtu, 4 April 2020 mulai pukul 19.00 hingga 21.00 WIB.

"Yogya itu unik dan otentik, itu yang mengilhami kami sebagai salah satu komponen dunia pariwisata untuk melakukan sebuah gerakan bersama yang vokal dan positif. Harapannya bisa mengakselerasi optimisme para pelaku dan pegiat pariwisata, utamanya dari dunia perhotelan dan menggairahkan kembali roda pariwisata Yogya," ucapnya.

Lambang cinta yang menyala adalah simbol dan gambaran dari secercah harapan yang dilandasi semangat para pecinta hotel yang tak pernah padam. Harapan dan semangat ini kami sampaikan kepada semua stakeholder pariwisata Yogya, baik itu pelaku, pemilik dan pemerintah.

"Kita harus bersama dalam sebuah langkah nyata penuh cinta dari hati untuk terus berjuang karena kita adalah satu napas dalam pariwisata," katanya.

Menurut Novi, para general manager hotel yang bersatu menginisiasi aksi ini sepakat melanjutkan menyalakan tanda hati dari Yogyakarta ini hingga periode yang tidak ditentukan sesuai kebijakan masing-masing Hotel.

"Aksi solidaritas ini setidaknya bisa menjadi hiburan bagi masyarakat Yogya dalam situasi saat ini. Lambang cinta dari Hotel Yogya menerangi gelapnya malam di Yogya," ujarnya.

Lebih lanjut, dengan kebersamaan dan semangat ini akan menguatkan seluruh pekerja hotel dalam situasi yang tak menentu saat ini. Hal itu sekaligus mewujudkan kebanggaan sebagai bagian dari penggerak utama roda ekonomi Yogyakarta, yaitu pariwisata.

"Yogyakarta sedang rehat dari hingar bingar wisatawan namun dengan terangnya tanda cinta ini. Kami para pelaku industri perhotelan Yogyakarta akan terus berusaha segera menjadikan kota ini dirindu kembali dan meraih canda tawa seperti sedia kala," ucap Novi.