Selasa, 04 Februari 2020

Wisata Hemat ke Thailand, Begini Caranya

5. Makan

Bagi Traveler muslim, mungkin akan mengkhawatirkan hal yang satu ini. Memang di Thailand, muslim menjadi minoritas, tapi hal ini bukan berarti Traveler akan kesulitan mencari makanan halal. Di sejumlah swalayan, bahkan Traveler dapat dengan mudah menemukan makanan ringan atau mi instan (mulai dari THB 15) berlogo halal. Tidak harus mahal untuk membeli yang halal, beberapa makanan halal memiliki harga yang sama dengan yang berlabel non-halal.

Hampir di setiap food court di pusat perbelanjaan atau di tempat wisata juga menempelkan logo halal di stall jualannya. Harganya? Masih terjangkau. Di food court di sekitar Pratunam atau Asiatique misalnya, harga makanan halal yang ditawarkan mulai dari THB 30 (sekitar Rp 15 ribu). Untuk masalah rasa, masih dapat diterima lidah orang Indonesia, karena beberapa makanan khas Thailand seperti Tom Yum, Pad Thai, Kari Hijau, Som Tam dan lainnya sudah cukup populer di Indonesia.

Selain makanan berat, Traveler juga dapat menemukan street food Thailand yang terkenal. Ada sate seafood, mango sticky rice, buah potong, jus, hingga makanan yang bisa dianggap mengerikan, seperti sate kalajengking dan sate serangga. Beragam jenis street food ini bisa dengan mudah ditemukan di berbagai lokasi di Bangkok dengan harga mulai dari THB 35-THB 300.

6. Transportasi Selama di Bangkok

Meski dengan budget minimal, Traveler juga tetap dapat berwisata keliling Bangkok. Untuk berkeliling, ada sejumlah pilihan transportasi yang ada di Bangkok, mulai dari BTS, MRT, taksi, tuk-tuk, bus kota, hingga ojek. Pilih sesuai kebutuhan dan lokasi yang akan dijangkau.

Untuk BTS, harga tujuan setiap stasiun bisa jadi berbeda, tergantung jarak. Jarak terjauh akan dikenai harga THB 59 (sekitar Rp 27 ribu) untuk sekali jalan. Cukup mahal memang, jadi gunakan BTS sesuai dengan kebutuhan saja. Agar dapat menikmati Bangkok seperti penduduk lokal, cobalah menggunakan bus kota. Tarif bus kota di Bangkok sangat terjangkau (mulai dari THB 6,5 atau sekitar Rp 3.000 sekali jalan), hanya saja disarankan untuk tidak menggunakan bus kota saat jam padat, karena akan menghambat mobilitas Traveler. Layaknya Jakarta, Bangkok juga kota dengan tingkat kemacetan yang cukup tinggi.

Selain transportasi darat, Traveler juga akan menemukan Transportasi air yang menjadi salah satu moda transportasi pokok di Thailand. Transportasi ini digunakan untuk menyeberangi Chaophraya River. Untuk mencapai lokasi wisata tertentu, termasuk beberapa lokasi ikonik Bangkok, Traveler perlu menggunakan boat untuk menyeberangi Chaophraya. Transportasi air ini dikenakan biaya mulai dari THB 4, murah ya. Meski begitu, di sejumlah titik penyeberangan juga tersedia tiket boat yang lebih mahal untuk tujuan-tujuan tertentu. Jadi, tetap sesuaikan pilihan transportasi dengan kantong dan tujuan Traveler yaa.

7. Tempat Wisata

Selama di Bangkok, Traveler dapat berkeliling ke sejumlah tempat wisata yang terkenal. Seperti Grand Palace (THB 500, tiket berlaku selama 7 hari sejak pembelian), Wat Pho (THB 100) dan Wat Arun (THB 50) di hari yang sama. Ketiganya berada di kawasan yang berdekatan. Jadi, jangan sampai terlewatkan untuk mengunjungi ketiganya di hari yang sama. Tiga lokasi ini menghabiskan biaya masuk THB 650.

Senin, 03 Februari 2020

Pemilu di Bali Jadi Tontonan Turis

Pemilu di Bali jadi cerita dan pengalaman tersendiri bagi turis. Mereka melihat antusias warga Kuta saat mencoblos.

Antrean warga yang antusias menyuarakan hak pilihnya di TPS Kuta, Bali jadi perhatian sejumlah turis asing yang lewat. Beberapa di antaranya sibuk memotret dan memperhatikan dengan seksama aktivitas warga di TPS.

Salah satunya Krystel Hayes (36). Wanita asal Brisbane, Australia itu terlihat sabar menunggu pasangannya menyoblos.

"Ini sangat spesial, partnerku sangat bersemangat sekali dan saya tidak tahu banyak tentang Pemilu ini," kata Hayes di TPS 21 Kuta, Jl Legian, Badung, Bali, Rabu (17/4/2019).

Hayes menyebut Pemilu di Indonesia sangat berbeda dengan di negaranya. Salah satunya soal tata ruang hingga karakter pemilihnya.

"Beda set up di Australia saat pemilu, kamu masuk, catat namamu di sana, keluar bawa surat, nggak ada yang tahu siapa yang kamu pilih, sangat rahasia," ujarnya.

Hayes menyebut orang Indonesia sangat terbuka dengan pilihannya. Dia pun memandang itu positif.

"Sementara di sini sangat berbeda. Orang-orang terlihat lebih terbuka dengan siapa yang mereka pilih, di Australia banyak orang merahasiakan pilihan mereka, tapi di Indonesia orang-orang sangat antusias dengan siapa tokoh yang mereka pilih, kupikir ini hal yang baik," tuturnya.

"Saya tadi ke pantai bersama partnerku. Dia asyik diskusi dengan seorang pria tentang siapa capres yang mereka pilih, apa saja alasan memilih capres tersebut. Ini sangat baik karena meningkatkan awareness, itu baik," puji Hayes.

Hal senada juga disampaikan Jack France (18). Pria asal Inggris ini juga memuji antusiasme warga menggunakan hak pilihnya.

"Ini sangat demokratis, bagus sekali warga mengantre untuk memberikan hak suaranya. Ini pertama kalinya saya ke Indonesia," ucap France.

Sebagai anak muda, Jack mengaku belum pernah menggunakan hak pilihnya di negaranya. Pemilu di Indonesia pun jadi pengalaman pertamanya melihat proses demokrasi di negara lain.

"Saya belum pernah memberikan hak suara, pemilihan terakhir lalu saya masih terlalu muda," ujar pria yang berencana piknik ke Vietnam dan Thailand itu usai dari Bali.

Soal Negara Teraman, Indonesia di Atas Thailand Tapi di Bawah Malaysia

Majalah ekonomi asal AS Global Finance mengeluarkan daftar negara paling aman di dunia. Indonesia, berada di posisi 87 dunia.

Tingkat keamanan sebuah negara, jadi faktor penting saat traveling maupun memilih tempat tinggal. Berbagai faktor pun mempengaruhi tingkat keamanan sebuah wilayah dari berbagai benua.

Dilansir detikcom dari Global Finance, Selasa (16/4/2019) data berjudul World's Safest Countries 2019 ini dipengaruhi oleh sejumlah aspek. Yang paling utama ada 3: perang & perdamaian, keamanan pertahanan negara dan bencana alam.

Namun, Global Finance menyingkirkan 3 negara yakni Suriah, Irak dan Afghanistan serta sejumlah negara yang sulit didapat cara untuk mengakses data-data kenegaraan. Hal ini, karena riset Global Finance menjadikan data sebagai acuan utama.

Hasilnya, di 5 peringkat pertama negara Eropa mendominasi. Yakni Islandia, Swiss, FInlandia, Portugal dan Austria. Negara Eropa lain seperti Norwegia dan Denmark juga masuk didaftar 10 pertama.

Lalu, apa kabar dengan Indonesia? Tanah Air ternyata mendapat posisi ke-87 dari total 128 negara. Posisi Indonesia, berada di atas Thailand (100), Mesir (103), Turki (107), Kamboja (109) dan Filipina (128).

Namun, dari negara tetangga seperti Malaysia, Indonesia kalah puluhan posisi. Negeri Jiran menempari posisi 39, satu peringkat di bawah Inggris yakni 38. Posisi Indonesia juga berada di bawah Oman (23) Kuwait (37) Maroko (45) dan Arab Saudi (54).

Berikut selengkapnya daftar 20 pertama negara paling aman di dunia versi Global Finance:

1. Islandia
2. Swiss
3. Finlandia
4. Portugal
5. Austria
6. Norwegia
7. Qatar
8. Singapura
9. Denmark
10. Selandia Baru
11. Kanada
12. Slovenia
13. Swedia
14. Republik Ceko
15. Spanyol
16. Irlandia
17. Estonia
18. Australia
19. Belgia
20. Jerman
.
.
.
.
.
87. Indonesia