Senin, 06 Januari 2020

Goa Kreo, Destinasi Wajib Dikunjungi Saat Festival Cheng Ho

Semarang rupanya tak hanya nge-hits dengan Festival Cheng Ho. Tak cuma ngetop dengan story telling Sam Poo Kong. Di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati, ada juga atraksi wisata yang oke punya. Namanya, Goa Kreo.

Destinasinya keren. Spotnya tak kalah keren dari Bali Sacred Monkey Forest yang pernah dikunjungi selebritis Hollywood Paris Hilton dan Julia Roberts.

Bentang alamnya keren abis. Selain suguhan alam perbukitan dan Waduk Jatibarang, pengunjung akan dibuat seru dengan banyaknya kera liar di sana. Nuansanya sangat mirip dengan Bali Sacred Monkey Forest yang ada di Ubud.

"Kera-kera ini seolah menyambut tamu yang datang ke obyek wisata. Lalu menyerbu untuk meminta makanan," terang Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Sabtu (4/8).

Ratusan kera ekor panjang itu sudah jinak. Malah suka bercengkerama dengan manusia. Menyebar di area obyek wisata seolah menemani para tamunya.

"Tempatnya memang istimewa. Sambil menunggu Festival Cheng Ho, travellers bisa menyempatkan ke sana. Saya jamin, pasti banyak keseruan yang didapat," timpal Kadisparbud Kota Semarang Indriyasari.

Bagi yang ingin Plesiran ke Goa Kreo, silakan klik Google Maps. Tinggal sekali klik, semua langsung beres. Lokasinya ada di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati. "Dari bandara sekitar 13 Km ke arah Manyaran lalu ambil arah pasar Gunungpati.Nanti akan ketemu gapura Goa Kreo di pinggir jalan sebelah kanan. Dari arah Ungaran juga menuju Gunungpati. Sampai pertigaan pasar Gunungpati belok kanan. Sekitar 3 Km ketemu gapura Goa Kreo masuk ke kiri," tambah wanita yang akrab disapa Iin itu.

Story' tellingnya juga mumpuni. Dari cerita yang ada, goa ini pernah digunakan Sunan Kalijaga untuk bertapa.

"Ada dua hal yang menjadi daya tarik wisata ini. Pertama, destinasinya menjadi sarang ratusan kera liar. Jika beruntung, pengunjung bisa mengajak berfoto selfie," terang Ketua Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty.

Nomor duanya, surganya fotografi. Dari mulai kera, tekstur batu doa, jembatan gantung, sampai bendungan air Waduk Jatibarang, semuanya sangat instagramable.

Destinasinya juga sangat family friendly. Warung makan, ayunan, papan luncur, gazebo pandang, dan area parkir yang luas, dipastikan sipa menyapa setiap tanu. Itu belum termasuk musholla, kamar mandi, dan tempat- tempat duduk yang nyaman.

Menpar Arief Yahya menyebut 60 persen wisman ke Indonesia karena culture atau ingin merasakan atmosfer budaya lokal. Sisanya, 35 persen faktor alam atau nature dan 5 persen man made atau wisata yang di-create orang, seperti sport event, MICE, show music dan lainnya.

"Goa Kreo di Semarang adalah kombinasi yang sempurna. Naturenya keren, ramah keluarga, juga instagramable. Wisatawan yang ke sana pasti suka dengan suasana alam tropis di Goa Kreo," ujarnya.

Kelenteng di Belitung Ini Terkenal Sampai ke Luar Negeri Lho

Adanya kelenteng Dewi Kwan Im ini menambah deretan objek wisata di Belitung. Selain pantai-pantainya, patung sang dewi diklaim yang tertinggi di seantero pulau jadi daya tarik utamanya.
Tempat ibadah etnis Tionghoa ini menjadi daya tarik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Pembangunan Patung Dewi Kwan Im ini membutuhkan proses pembangunan selama dua tahun, dan biaya yang dikeluarkan lumayan besar.

Patung Dewi Kwan in dibangun diatas bukit dan patung tersebut memiliki tinggi sekitar sembilan meter. Terdiri dari dua setengah meter untuk bangunan patungnya sendiri dan satu setengah meter untuk pondasinya.

Patung Dewi Kwan Im terletak di Klenteng Dewi Kwan Im, Jalan Pantai Wisata Burung Mandi, Desa Burung Mandi, Kecamatan Damar, Belitung Timur. Lokasinya sangat mudah dijangkau dari pusat kota dan Pantai Burung Mandi yang terkenal dengan pasir putih dan warna-warni kapal nelayan di bibir pantainya.

Pemandangan yang disuguhkan di lokasi Patung sangat bagus, karena letaknya di atas bukit jadi pemandangan Kota Belitung terlihat jelas. Untuk sampai ke lokasi Patung Dewi Kwan Im traveler harus menaiki beberapa anak tangga kurang lebih sebanyak 86 buah.

Anak tangga dimulai dari area parkir sampai patung Dewi Kwan Im berada. Tapi jangan khawatir karena akan ditemani ornamen Tionghoa dan aroma dupa yang khas.

Pembangunan Patung Dewi Kwan Im ini dilakukan beberapa tahapan dan semua tahapan tersebut di buat dan di datangkan langsung dari Tiongkok. Kemegahan sebuah kota merupakan cerminan dari kemajuan teknologi dan pemerintahannya.

Anak Berambut Gembel Dieng Minta Kentut Ibu Dibungkus Plastik

Ruwat cukur rambut gembel di dataran tinggi Dieng kembali digelar pada even Dieng Culture Festival (DCF) 2019. Tahun ini, 11 anak yang diruwat semuanya berjenis kelamin perempuan.

Seperti ruwat rambut gembel sebelumnya, setiap anak memiliki permintaan khusus yang harus dipenuhi sebagai salah satu syarat ruwatan rambut gembel. Namun, permintaan anak rambut gembel tahun ini cukup lucu dan di luar nalar.

Adalah Dinda Syifa Ramadhani. Bocah 4 tahun ini meminta kentut dari ibunya yang dibungkus dengan plastik. Permintaan ini terus disampaikan Dinda sejak berusia 2 tahun.

"Kalau ditanya jawabannya kentut. Dia juga pernah bertanya ibu kentut atau tidak, saat itu saya jawab ya kentut lah seperti orang pada umumnya," kata ibundanya, Mursinah di Dieng, Minggu (4/8/2019).

Selain itu, bocah asal Desa Jlamprang Kecamatan Leksono, Wonosobo ini juga meminta satu butir telur puyuh. Hal ini tidak mengherankan, karena Dinda hobi makan telur puyuh.

"Bahkan setiap hari selalu makan telur puyuh. Jadi sebagai permintaan saat diruwat ini kentut dari saya (ibunya) dan telur puyuh," terangnya.

Permintaan aneh lainnya disampaikan anak rambut gembel, Hanifa Rasyida Putri. Bocah enam tahun ini meminta berlibur ke pantai. Sehingga, nantinya setelah dilakukan ruwat cukur rambut gembel, orangtua langsung mengajak buah hatinya berlibur ke pantai.

Gejala anak rambut gembel ini sama antara satu anak dengan yang lainnya. Yakni diawali dengan panas tinggi. Bahkan, memiliki kecenderungan yang sama yakni lebih aktif dan memiliki kemauan yang kuat.

Pemangku adat Dieng, Sumanto mengatakan, anak rambut gembel ini memang cenderung lebih aktif dibanding anak pada umumnya. Namun, setelah diruwat akan kembali normal termasuk rambutnya pun tidak kembali gembel.

"Diawali dengan panas, dan anak gembel itu lebih aktif. Tetapi nanti setelah diruwat ya biasa seperti anak-anak pada umumnya," jelasnya.

Selama ia melakukan ruwatan rambut gembel sejak tahun 2002 lalu, hingga saat ini belum pernah melihat rambut tumbuh gembel lagi setelah diruwat. Asalkan, permintaan anak dituruti sesuai yang disampaikan anak.

"Selama saya mulai mencukur rambut gembel tidak ada yang tumbuh lagi. Memang ada sebelumnya, karena minta sepeda motor kecil dari pantia sudah diberi uang sebesar harga sepeda motor kecil. Tapi uang itu tidak dibelikan, jadi rambut gembelnya tumbuh lagi," kata dia.

Sebelum dilakukan ruwat, 11 anak gembel dikirab keliling Desa Dieng dan dijamasi di Darmasala di komplek Candi Arjuna. Kemudian, 11 anak dicukur rambutnya di antara Candi Arjuna.

Daftar Anak Gembel Dieng 2019:

1. Sakura Al Zahwa Agustine (7) minta uang empat juta
2. Layla Nurafifah (6) minta bakso, sepeda oranye, HP
3. Kayang Ayuningtiyas Nugroho (5) minta es krim cokelat
4. Alifa Najwa Azkia (3) minta 2 ekor kambing
5. Jihan Candraningtias Santoso (5) minta laptop
6. Siti Khotimah (5) minta pecut klintingan topeng
7. Ailla Khanza Khasanah (5) minta uang empat ribu
8. Laila Hafiyaton Nasfa (4) minta sepeda pink
9. Hanifa Rasyida Putri (6) minta liburan ke pantai
10. Dinda Syifa Ramadhani (4) minta kentut satu plastik dan satu telur puyuh
11. Mufatira Sofiyana (5) minta cincin dan duren.