Minggu, 05 Januari 2020

Namanya Dinilai Terlalu Vulgar, Pria Ini Tak Bisa Bikin Paspor

Pepatah 'apalah arti sebuah nama?' tampaknya tidak berlaku bagi pria ini. Gara-gara namanya dianggap vulgar, dia tidak bisa membuat paspor.

Dilansir detikcom dari berbagai sumber, Selasa (6/8/2019) seorang pria ditolak sampai tiga kali saat membuat paspor di Inggris. Sebabnya, namanya dianggap terlalu kasar, ofensif dan vulgar.

Diketahui, nama pria tersebut adalah Kenny Fu-Kennard. Tentu jika dilafalkan dalam bahasa Inggris, pasti kamu sudah paham.

Aslinya, pria 33 tahun itu punya nama Kenny Kennard. Namun beberapa tahun lalu, Kennard mengubah namanya menjadi Fu-Kennard.

Mengapa berganti nama?

"Hidup ini terlalu singkat, jangan sampai membosankan. Saya memilih nama itu karena suka, lucu dan berbeda dari orang lain," jawabnya.

Kennard mengaku, seumur hidup sudah 3 kali dia berganti nama. Dari Kenny Kennard, Coco Kennard dan terakhir namanya yang sekarang. Memakai nama Fu-Kennard, dia tetap bisa membuat surat izin mengemudi.

Tapi sayang, dia ditolak untuk membuat paspor. Home Office, departemen pemerintahan Inggris yang menaungi imigrasi menjelaskan, ada aturan terkait pemberian paspor dan nama seseorang.

"Menurut pedoman resmi Home Office, pemohon paspor tidak boleh memiliki nama yang menyebabkan kemarahan dan pelanggaran. Termasuk, penggunaan kata-kata makian, eksplisit seksualitas, konotasi agama yang tidak pantas, vulgar, menyinggung, memanfaatkan nama orang lain dan nama yang dapat menimbulkan kekhawatiran publik," begitu informasi di situs resmi Home Office.

Apa daya, Kennard hanya bisa pasrah. Kalau memang masih mau mendapatkan paspor, dia harus berjuang dalam persidangan anggota parlemen pemerintah. Tentu, menghabiskan banyak waktu dan birokrasi yang panjang.

"Saya kira nama saya lucu, karena semua teman-teman saya bilang begitu. Saya tidak menyangka nama saya malah dinilai vulgar dan jadi masalah sampai tidak bisa membuat paspor," keluhnya.

Kennard sendiri bekerja di suatu supermarket di Kota Cornwall. Terakhir kali dia keluar negeri pada 3 tahun lalu ke Sri Lanka, sebelum dia ganti nama yang sekarang. Dia pun sebenarnya ingin melanjutkan perjalanan ke berbagai negara Asia seperti ke Kamboja.

Namun sayang, kini Kennard bagaikan 'tahanan'. Dia tidak bisa traveling keluar negeri dan mendatangi destinasi-destinasi menarik di dunia.

"Yah... saya masih bisa kasih makan rusa dan main di pinggir pantai. Sedih sih tidak bisa terbang keluar negeri, tapi saya tetap pada pendirian untuk tidak mengganti nama. Saya suka nama Fu-Kennard," tutupnya.

Bangkok dan Ragam Wisatanya

Bangkok, sebuah Kota yang memiliki keanekaragaman wisata. Mulai dari kuil hingga wisata alam, memiliki daya tarik untuk wisatawan mancanegara.
Traveling saat ini sudah menjadi gaya hidup banyak orang. Bukan hanya untuk pengalaman, tapi menjadi salah satu kebutuhan untuk menghilangkan jenuh dan stress.

Kali ini, saya mau berbagi cerita tentang apa saja yang bisa kita lakukan atau kemana saja tempat-tempat yang wajib dikunjungi jika kita tidak punya waktu yang banyak di Kota Bangkok.

Pertama, Wat Arun dan Wat Traimit Golden, sebuah kuil yang namanya di ambil dari nama Dewa Fajar, Aruna. Kuil ini adalah salah satu situs paling terkenal di Thailand.

Hari pertama untuk menuju tempat ini, saya dan beberapa kenalan yang lain menyewa bus elf. Maklum, ada beberapa teman yang belum terbiasa naik kendaraan umum.

Siang itu, bus berhenti di sekitaran sebuah candi bernama Wat Pho. Dari sini, saya berjalan kaki sampai memasuki tempat antrean menuju loket dermaga dengan membayar sebesar 4 Baht. Harga untuk menyeberangi Sungai Chaopraya sampai di Wat Arun entrance.

Setelah turun dari Kapal Ferry, saya pun memasuki area khusus kuil dengan harga tiket masuk 50 Baht. Mulailah saya mengitari kuil ini, mencari spot-spot foto untuk koleksi pribadi.

Selain ada objek foto, ada pasar souvenir di samping kuil yang menawarkan harganya murah. Sisa uang beli oleh-oleh bisa beli jajanan untuk mengganjal perut.

Piramida di Lereng Merbabu ini Dibangun dari 12.000 Botol Plastik

Sebuah piramida dibangun warga Boyolali di lereng Merbabu. Menariknya, piramida setinggi 4 meter itu dibuat dengan menggunakan sampah plastik.

Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia, seluruh warga Indonesia menghias kampungnya masing-masing. Tak terkecuali warga Dukuh Surodadi RT 04/02, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

Warga di lereng Gunung Merbabu itu menghias kampungnya dengan membangun sebuah piramida. Bahan yang digunakan dari sampah plastik, khususnya botol air mineral bekas.

"Untuk pembuatan piramida ini kami menghabiskan sekitar 12.000 botol, itu pun belum sempurna," kata Tarno, Ketua Kelompok Pecintan Alam (KPA), Rajawali, Dukuh Surodadi, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo ditemui disela-sela kerja bakti pembuatan piramida tersebut, Senin (5/8/2019).

Piramida tersebut berbentuk segitiga sama kaki. Memiliki panjang 12 meter dan tinggi 4 meter. Dibangun di tikungan perempatan Dukuh Surodadi, di jalan Gebyok - Jeruk, Selo.

Botol-botol air mineral ukuran 1,5 liter itu terlebih dulu dirangkai menggunakan kawat ukuran kecil atau yang sering disebut kawat blendrat. Selanjutnya ditempelkan pada rangka piramida yang dibuat dari bambu. Di puncak piramida, ditancapkan bendera merah putih. Begitu pula di salah satu sisinya, juga dipasang bendera merah putih panjang.

Di bagian depan piramida, terdapat tulisan DK. Surodadi yang juga terbuat dari botol bekas. Dilihat botol tersebut memiliki warna. Namun untuk pewarnaan ini, warga tidak menggunakan cat. Tetapi juga menggunakan sampah plastik yang dimasukkan ke dalam botol-botol tersebut.

"Untuk pewarna kita juga menggunakan sampah plastik," jelas Tarno.

Menurut dia, sampah plastik tersebut diambil dari lingkungan sekitar. Selain dari limbah rumah tangga, juga dari sampah Gunung Merbabu. Yaitu botol air mineral dari pada pendaki Gunung Merbabu yang naik turun dari jalur Selo.

"Kita memanfaatkan botol air mineral dan plastik untuk pewarna. Kita menggunakan sampah itu intinya kita ingin mengurangi sampah di kawasan lingkungan sekitar, Khususnya di lingkungan Surodadi, juga lingkungan taman nasional (Taman Nasional Gunung Merbabu)," ujar Tarno.

Kebetulan, dukuh di Desa Tarubatang itu juga dekat dengan base camp dan pintu pendakian Gunung Merbabu melalui Selo. KPA Rajawali dan warga setempat, juga cukup aktif dalam kegiatan di Taman Nasional Gunung Merbabu. Botol-botol tersebut sebagian besar diambil dari sampah dari gunung di wilayah Jawa Tengah ini.

Botol untuk membuat piramida yang berjumlah mencapai 12.000 itu dikumpulkan selama sekitar satu bulan. Pengerjaan piramida juga sekitar satu bulan ini.

"Sampah di Merbabu, khususnya botol banyak sekali, karena pengunjung di Merbabu juga lumayan besar. Apalagi di musim-musim liburan. Per harinya itu kalau kita mau mengelola botol di Merbabu dan kawasan sekitar sini, kalau teman-teman rajin, mungkin 1.000 botol pun kita dapatkan," imbuh dia.

Selama ini, kata dia, pengelolaan sampah plastik yang begitu besar itu hanya dibakar saja. Namun, kini warga akhirnya memanfaatkan sampah plastik tersebut untuk mempercantik kampungnya menyambut HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Kalau kemarin kita belum bisa mengolahnya. Kalau sampah plastik yang sudah tidak terpakai mungkin dibakar untuk mengurangi penyumbatan sampah saja. Kalau mungkin untuk planning dari teman-teman Karang Taruna Surodadi, ada kelanjutan untuk menghias piramida ini intinya untuk mengurangi sampah di sekitar dan untuk mempercantik desa," tandasnya.

Seorang warga setempat, Parsidi, menambahkan pembuatan piramida dari sampah botol air mineral tersebut dalam rangka menghias kampung dalam menyambut HUT ke-74 Kemerdekaan Indonesia.

"Menjelang HUT Kemerdekaan ini, dari Karang Taruna RT 04/02 muncul ide untuk membuat piramida atau rumah yang terbuat dari botol. Nah kebetulan di RT 04 ini ada komunitas KPA Rajawali yang bergerak di Taman Nasional Gunung Merbabu, sehingga kami memanfaatkan botol-botol itu dari gunung, diambil dari pendaki-pendaki," tambah Parsidi.