Jumat, 06 Desember 2019

Pembelaan Helmi Yahya Usai Dicopot dari Dirut TVRI

Kabar pemberhentian Direktur Utama TVRI Helmy Yahya mendadak viral. Sesuai dengan SK Dewan Pengawas LPP TVRI No. 241/DEWAS/TVRI/2019 per tanggal 5 Desember Helmy diberhentikan dari TVRI.

Helmy sendiri mengakui bahwa memang ada pemberhentian yang dilakukan oleh Dewan Pengawas. Namun, dirinya mengklaim bahwa dia masih menjadi Direktur Utama TVRI secara sah.

Helmy menilai pemberhentiannya tidak sah. Apa masalahnya?

Helmy Yahya diberhentikan lewat Surat Keputusan Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik TVRI Nomor 3 Tahun 2019 tentang Penetapan Non Aktif Sementara dan Pelaksana Tugas Harian Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia Periode Tahun 2017-2022.

Berdasarkan surat keputusan yang tersebar disebutkan, pertama, Helmy Yahya dinonaktifkan sementara sebagai Direktur Utama LPP TVRI. Kedua, selama non aktif sementara Direktur Utama TVRI yang bersangkutan tetap mendapat penghasilan.

"Menetapkan Sdr. Supriyono, S.Kom, MM Direktur Teknik Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia sebagai Pelaksana Tugas Harian Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia," bunyi poin ketiga keputusan itu dikutip detikcom, Kamis (5/12/2019).

Keempat, keputusan itu berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan dicabut kembali oleh Dewan Pengawas LPP TVRI. Keputusan itu ditetapkan di Jakarta pada 4 Desember 2019. Keputusan ini diteken oleh Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI Arief Hidayat Thamrin.

Helmy sendiri mengakui bahwa memang ada pemberhentian yang dilakukan oleh Dewan Pengawas. Namun, dirinya mengklaim bahwa dia masih menjadi Direktur Utama TVRI secara sah.

"Iya benar (ada pemberhentian). Tapi saya tetap dirut TVRI secara sah, dan didukung semua direktur. Save TVRI!" ujar Helmy kepada detikcom.

Helmy menilai bahwa keputusan Dewan Pengawas tidak sah. Bahkan jajaran direksinya pun masih solid dan mendukung dirinya tetap jadi memimpin TVRI.

"Pemecatan itu tidak sah, saya profesional bekerja sesuai UU dan PP yang berlaku. Kami direksi tetap solid dan masih menjalankan TVRI," tegas Helmy.

Menurut Helmy, dalam PP No 13 tahun 2005 pasal 24 ayat 4, Direktur Utama bisa diberhentikan apabila melakukan empat poin pelanggaran. Namun, dia mengaku bahwa dirinya tidak melanggar satupun dari empat poin tersebut.

"Direksi TVRI hanya boleh dipecat dengan 4 poin melanggar yang melanggar,. Tidak ada satupun poin itu saya langgar," kata Helmy.

Dalam aturan yang berlaku pun menurut Helmy, tidak ada namanya penonaktifan Direktur Utama. Kalaupun muncul pemberhentian katanya dia masih berkesempatan untuk tetap bekerja dan membela diri.

"Dalam aturannya tidak ada penonaktifan, kalaupun saya diberhentikan saya boleh bekerja sambil membela diri. Maka saya lawan, ini sesuai nasihat ahli hukum saya juga," kata Helmy.

Helmy pun sempat mengeluarkan surat sanggahan atas keputusan Dewan Pengawas LPP TVRI. Di dalamnya, dijelaskan alasan dan sanggahan pihaknya atas keputusan pemberhentian oleh Dewan Pengawas.

Kamis, 05 Desember 2019

Bos BUMN Tukang Nyinyir Bikin Erick Thohir Jengkel

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyinggung keberadaan direksi BUMN 'nyinyir'. Mereka ialah bos BUMN yang memberi kritik padahal bekerja di BUMN.

Mulanya, Erick menekankan, ada beberapa hal yang mesti dimiliki oleh direksi BUMN. Erick menyebut, yang harus dimiliki oleh direksi BUMN ialah akhlak yang baik.

Dia menjelaskan, akhlak yang baik mesti dimiliki oleh bos BUMN. Sebab, jabatan direksi merupakan amanah.

"Satu akhlak, karena ini kan amanah, mereka kan putra-putri terbaik ketika dikasih kesempatan untuk memimpin ya mesti akhlaknya dulu yang baik," katanya di Pacific Place Jakarta Selatan, Rabu (4/11/2019).

Kemudian, Erick menyebut, direksi BUMN mesti punya loyalitas yang jelas yakni kepada pemerintah. Kemudian, Erick menyinggung direksi yang suka memberi kritik.

Namun, kritik itu tidak disampaikan kepadanya secara langsung justru berkembang di luar.

"Yang kedua penting sekali bahwa mereka itu punya loyalitas yang jelas kepada pemerintah, kepada presiden. Kalau mereka sendiri mengkritisi, tapi kerja di BUMN bukan berarti saya anti kritisi tapi harus dikritisi tapi langsung. Jangan lewat media. Kalau dia kerja di BUMN mengkritisi BUMN tapi lewat media itukan nggak etis. Orang cari makan di BUMN," paparnya.

Pesan Erick ke Bos BUMN Nyinyir: Jadi Swasta Aja!

Erick melanjutkan, direksi memiliki tim kerja. Tim kerja itulah yang secara bersama-sama mencari solusi terhadap suatu masalah.

Menurut Erick, jika kritik berkembang di luar justru tak menyelesaikan masalah. Erick kemudian menambahkan, jika direksi tak punya loyalitas lebih baik jadi swasta.

"Itu kan dia ada teamwork di dalamnya apakah itu komisaris, direksi mereka harus duduk bersama cari solusi. Kalau mereka mengkritik berarti kritik diri sendiri yang tidak memberikan solusi. Nah kalau mereka nggak loyal ya udah nggak usah di BUMN jadi aja swasta," sambungnya.

Selain itu, Erick menekankan dirinya tak butuh direksi yang merasa pintar. Erick mengatakan, hanya butuh direksi yang mau bekerjasama.

"Dan yang lain saya juga tidak mau direksi yang 'keminter' artinya akal-akalan. Saya nggak perlu orang pinter, tapi orang yang bisa solid, kerja sama, gotong royong supaya semua pinter," tutupnya.

Teten Masduki Merapat ke Kantor Erick Thohir, Apa yang Dibahas?

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki merapat ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) siang ini. Teten bertemu Menteri BUMN Erick Thohir untuk membahas pengembangan pusat perbelanjaan Sarinah.

Usai pertemuan, Teten mengatakan, pemerintah berniat menjadi Sarinah di Jalan Thamrin Jakarta Pusat sebagai show room usaha mikro kecil menengah (UMKM).

"Program kami pengelolaan Sarinah, nanti Sarinah kan akan sesuai dengan arahan Presiden jadi semacam show room produk UMKM. Tadi membicarakan itu bagaimana nanti Sarinah menjadi show room all Indonesia produk lah, local brand," katanya di Kementerian BUMN Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2019).

Mengenai konsep lebih rinci, dia mengatakan masih dalam pembahasan. Intinya, kata dia, konsep bisnis Sarinah akan diubah.

Sarinah akan menjadi sentra dan memudahkan pelancong mencari barang-barang UMKM.

"Ini kan nanti orang kalau cari produk Indonesia tuh di situ jadi gampang ada tamu negara turis itu nyari di situ. Toh memang dari segi konsep bisnis Sarinah harus berubah. Di sekitar situ kan ada GI, PI lalu sarinah apa bedanya kan pasti kalah dari segi bisnis," katanya.

"Kebetulan kami punya prioritas dari segi bisnis promosikan produk UMKM dan Sarinah akan jadi center buat produk UMKM," katanya.

Dia menuturkan, nantinya gedung Sarinah juga akan diperbaiki. Lalu, barang-barang UMKM berkualitas baik akan dijual di sana.

"Ya artinya pasti ada revitalisasi, perbaikan gedung, manajemen dengan sendirinya. Nanti kami yang kurasi produknya. BRI juga punya pengalaman kerja sama dengan UMKM tahu persis mana produk yang berkualitas," ungkapnya.