Kamis, 21 November 2019

Menag: Tak Ada Sertifikat, Bimbingan Kawin Agar Jangan Sampai Anak Kerdil

 Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan pihaknya tidak mengeluarkan sertifikat nikah, melainkan mengadakan bimbingan perkawinan (bimwin). Fachrul mengatakan bimbingan perkawinan ini sangat penting bagi pasangan yang hendak menikah.

"Kita tidak mengeluarkan sertifikat. Kita namakan Bimwin (Bimbingan Perkawinan). Di sini kita kasih bimbingan-bimbinganlah," kata Menag Fachrul Razi di Hotel Mercure, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Rabu (20/11/2019).

Fachrul lantas mengaitkan bimbingan perkawinan itu dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar mencegah masalah stunting. Bimbingan perkawinan itu diharapkan dapat membangun kesadaran agar setiap pasangan mengonsumsi makanan yang bergizi sehingga anaknya tidak mengalami stunting.

"Ditambah pernyataan Pak Jokowi tentang stunting ya, bagaimana mereka saat menikah memikirkan tentang makan makanan bergizi. Jangan sampai nanti dia punya anak, anaknya kerdil gitu ya," sambungnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berencana menerapkan program kursus atau pembekalan pranikah mulai tahun depan. Ia tak memerinci kapan pastinya program itu diluncurkan.

"Tahun depan, tahun depan itu bisa awal tahun, bisa akhir tahun. Jangan dibayangkan terus tahun depan mesti Januari. Wartawan itu kadang-kadang punya interpretasi sendiri semaunya sih," ujar Muhadjir kepada wartawan, Sabtu (16/11). https://bit.ly/2D9elnD

Muhadjir menjelaskan program pembekalan pranikah bukanlah sertifikasi, melainkan pembekalan bagi mereka yang hendak melangsungkan pernikahan. Setelah itu, di akhir pembekalan, mereka akan memperoleh sertifikat.

"Jangan dibayangkan itu sulit, juga bukan sertifikasi seperti yang dibayangkan orang. Lha kalau kita ikut penataran kan juga dapat sertifikat kan, gitu lho maksudnya," ujarnya.

Menag: Kalau di BUMN Ada yang Benci Pemerintah, Keluar!

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meminta pegawai BUMN yang membenci pemerintah segera mengundurkan diri. Fachrul mengatakan masih banyak orang yang ingin mengabdikan diri untuk bangsa lewat BUMN.

"Saya di BUMN saya bilang kalau BUMN ini ada yang membenci pemerintah, keluar dari BUMN. BUMN tidak butuh Anda. Anda digaji oleh pemerintah untuk melayani masyarakat mewakili pemerintah, bukan menjelek-jelekkan pemerintah. Kalau Anda menjelekkan pemerintah, keluar dari BUMN. Ada ribuan, ratusan ribu, jutaan orang yang ingin masuk ke sini," kata Fachrul di acara Sarasehan Bintalad TA 2019, di Mabes AD Binas Pembinaan Mental, Jalan Kesatrian VI, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (20/11/2019).

Mantan Wakil Panglima TNI itu juga meminta jika ada pegawai BUMN yang tidak menghormati bendera untuk diperiksa. Jika memang tidak bisa dibina, Fachrul meminta pegawai tersebut dikeluarkan.

"Saya katakan tegas saja, kalau ada yang tidak menghormati bendera, tidak menghormati lagi kebangsaan 'Indonesia Raya', saya langsung perintahkan, periksa dia, kalau dia tidak bisa dibina, keluarkan. Banyak orang yang menunggu untuk masuk jadi pegawai," ujar Fachrul. https://bit.ly/2pDdecZ

Menag Fachrul Razi: Saya Pencinta Celana Cingkrang, di Rumah Saya Pakai

Menteri Agama (Menag) Fahcrul Razi mengatakan tidak pernah melarang pria menggunakan celana cingkrang dan wanita untuk memakai cadar. Fachrul mengaku sebagai pencinta celana cingkrang.

"Saya tidak pernah melarang orang memakai cadar. Begitu juga celana gantung atau cingkrang," kata Fachrul seperti dilansir Antara, Selasa (18/11/2019).

Fachrul menyampaikan itu ketika bersilaturahmi dengan tokoh dan ulama Aceh berserta aparatur sipil negara (ASN) di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Senin (18/11).

Menurut Fachrul, memakai cadar dan celana cingkrang bukan merupakan ukuran ketakwaan seseorang. Namun, sebagai pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas melayani masyarakat, sebaiknya tidak memakai cadar.

"Tentu saja bagi PNS yang tugasnya melayani masyarakat dengan penuh kebaikan, dengan senyum yang ramah, ditambah lagi demi kepentingan keamanan, ketentuan disiplin PNS atau ASN, maka memang sebaiknya tidak memakai cadar. Tapi kalau di rumah atau di mana-mana silakan saja," kata dia

Begitu juga celana cingkrang. Fachrul mengaku tidak pernah melarang pria menggunakan celana tersebut. Bahkan, dia mengaku punya hobi menggunakan celana cingkrang ketika berada di rumah.

"Silakan pakai, mungkin teman-teman tidak tahu saya adalah pencinta celana cingkrang. Kalau Bapak-Ibu ke rumah saya, saya pasti pakai celana itu. Malah (celana cingkrang) dibuatkan istri saya dari (kain) batik lagi," kata dia. https://bit.ly/2O60JzP

Bagi Fahcrul, menggunakan celana cingkrang memudahkan dirinya saat berada di rumah. Apalagi saat dia ingin ke masjid dekat rumahnya dengan kondisi masjid yang memiliki tangga tinggi.

"Karena masjid sebelah (rumah) itu ada tangganya tinggi, kalau pakai sarung takut jatuh, saya pakai celana itu. Saya tidak melarang, silakan pakai. Kalau celana gantung sedikit wajar-wajar saja, tapi kalau sampai tinggi sebetis ini yang kelihatan tidak elok," katanya.

Aset First Travel Dirampas Negara, Menag Cari Solusi Terbaik buat Jemaah

 Mahkamah Agung (MA) merampas aset First Travel untuk negara. Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan masih terus melakukan pembahasan untuk menyikapi hal tersebut.

"Itu nanti kami akan bahas ya, memang sudah diputuskan oleh MA ya, nanti kami akan coba, kalau sudah diputuskan MA kan nggak terlalu gampang kita jawab lagi dari itu ya, nanti kami coba bagaimana pemecahannya yang sebaik-baiknya," kata Fachru di kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Kebon Sirih, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2019).

Dia menyebut Kementerian Agama terikat dengan dengan keputusan MA tersebut. Namun Fachrul mengatakan pihaknya bakal mencari solusi terbaik bagi para jemaah yang dirugikan karena batal berangkat umrah meski telah menyetor uang ke First Travel.

"Belum kita sampaikan lebih lanjut ya, karena kembali sudah ada keputusan MA. Kita mau nggak mau juga harus terikat keputusan itu, nanti kami coba bagaimana solusi yang baik buat mereka," ujarnya. https://bit.ly/2s6E7XL