Rabu, 20 November 2019

Tips Jitu Liburan Aman dan Nyaman Tanpa Sakit Mag

Mag kambuh menjadi mimpi buruk ketika sedang liburan. Pasalnya, ketika liburan pola makan bisa terganggu karena padatnya aktivitas. Belum lagi menu makanan biasanya berbeda dengan menu sehari-hari. Hal tersebut bisa memicu kambuhnya mag.

Medical Manager Consumer Health Division PT Kalbe Farma, dr. Helmin Agustina Silalahi, memberikan beberapa tips agar mag tidak kambuh saat traveling. Berikut tipsnya.

Pilih Menu Makanan yang Aman

Sebaiknya, pilih menu makanan yang bisa dicerna baik oleh lambung ketika traveling. Misalnya dengan menghindari makanan yang terlalu pedas.

Makanan pedas seperti cabai mengandung capcaisin yang bisa memicu produksi asam lambung berlebihan. Bahkan makanan pedas bisa mengurangi lapisan yang berfungsi melindungi lambung sehingga rentan terkena infeksi.

"Pilih makanan yang tidak merangsang lambung secara berlebihan karena jika tidak, dapat memicu produksi asam lambung," ujar dr. Helmin kepada detikHealth, Rabu (12/12/2018).

Hindari Makan Porsi Besar

Mencicipi ragam kuliner khas saat traveling menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Namun hati-hati, jangan makan dalam porsi besar ketika traveling. Sebab, hal tersebut bisa menganggu pencernaan.

"Makan dalam porsi besar akan memperlambat pencernaan dan memicu asam lambung," jelasnya.

Faktanya, ketika lambung sudah penuh terisi makanan, asam yang dihasilkan lambung juga semakin banyak. Hal ini bisa menyebabkan luka dan membuat mag kambuh. https://bit.ly/343klKH

Jangan Berbaring Setelah Makan

Usai kulineran dan berjalan jauh memang paling nikmat langsung beristirahat seperti berbaring. Namun dr. Helmin mengungkapkan berbaring bisa menyebabkan mag kambuh. Penyebabnya tubuh jadi bekerja lebih keras mencerna makanan ketika seseorang langsung tidur. Maka tidak bisa dipungkiri jika gangguan pencernaan terjadi.

"Jangan berbaring setelah makan, ditakutkan terjadi aliran balik makanan dari lambung ke arah mulut," katanya.

Jika mag kambuh, atasi langsung dengan Promag yang kandungan hydrotalcite-nya dapat bekerja membantu membentuk lapisan dinding lambung sehingga mengurangi nyeri karena iritasi asam lambung.

Kalbe Farma Dukung Insentif untuk Riset Industri

PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) dan Tempo Institute mengadakan diskusi terfokus bertopik Menanti Insentif Riset untuk Industri. Diskusi ini bertujuan untuk mendorong Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk segera menelurkan aturan operasional terkait Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 2019.

Kebijakan Presiden Joko Widodo ini adalah stimulus bagi industri untuk menggiatkan kegiatan riset melalui pengurangan pajak hingga 300 persen. Hadir dalam diskusi terfokus ini, antara lain, perwakilan dari Menko Ekonomi, Kemenristekdikti, Kemenperin, Kemenkes, GP Garmasi serta perwakilan dunia usaha.

Direktur Hubungan External PT Kalbe Farma Tbk Pre Agusta mengungkapkan Kalbe Farma berkomitmen untuk kembangkan penelitian di Indonesia.

"Kalbe Farma selalu berkomitmen untuk mengembangkan penelitian di Indonesia sehingga diharapkan muncul inovasi-inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat," kata Pre dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/11/2019).
Dalam kesempatan tersebut, Pre juga berharap melalui kebijakan ini mampu menciptakan iklim positif bagi penelitian industri.

"Kami berharap kebijakan pengurangan pajak bagi kegiatan penelitian ini memberikan dorongan positif bagi iklim penelitian di Indonesia, khususnya bagi Industri," ungkapnya.

Pre menambahkan, dalam diskusi kali ini Kalbe Farma berkolaborasi dengan Tempo Institute, merupakan bagian dari Tempo Media Group yang juga memiliki inisiatif dalam bidang penelitian dan pengembangan.
Seperti diketahui Kalbe Farma telah menjalin kerja sama dengan Tempo dalam program Ristekdikti Kalbe Science Award (RKSA) yakni program penghargaan kepada peneliti-peneliti terbaik di Indonesia sejak 2010 sampai 2016 dan kerja sama program Kalbe Junior Scientist Award untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap dunia sains sejak 2011 sampai 2019.

Diskusi yang dipandu oleh DIrektur Tempo Institute Qaris Tajudin ini menghasilkan beberapa poin utama dalam Policy Brief, antara lain membuka peluang bagi semua industri yang melakukan riset dan pengembangan untuk memperoleh insentif.

Kemudian insentif penelitian meliputi biaya modal dan biaya operasional hingga mekanisme penilaian hingga pengajuan klaim secara sederhana, serta kriteria dan gradasi nilai insentif harus jelas sejak awal.

Dengan kondisi yang demikian, PP 45/2019 merupakan sebuah terobosan penting serta motor baru yang diharapkan dapat menggerakkan riset komersial di dalam negeri, demi pengembangan industri dan perekonomian nasional pada umumnya.  https://bit.ly/35mGhR1

Kata Dokter Soal Maraknya Informasi Kesehatan di Era Digital

Di zaman yang perkembangan teknologinya semakin cepat ini, masyarakat juga semakin melek akan teknologi internet. Bahkan hampir semua orang telah memiliki media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram untuk mendapatkan ragam informasi. Salah satunya informasi seputar kesehatan.

Para influencer dan ragam situs bermunculan membahan info kesehatan. Banyak influencer dan situs yang membagikan pengalaman atau informasi kesehatan. Lantas bisakah informasi tersebut dipercaya?

"Boleh mengambil informasi tersebut sepanjang situsnya benar-benar kredibel, yang memberikan nasihat adalah tenaga medis yang sah dan kredibel," ungkap Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 2018-2021 yang diketuai, dr. Daeng M Faqih, SH, MH, kepada detikHealth, belum lama ini.

dr. Daeng juga berkata mendapatkan informasi kesehatan dari internet sebenarnya sah-sah saja, asal memperhatikan beberapa hal. Misalnya pilih informasi yang telah diakui oleh IDI, pastikan penulis atau yang merespons jelas seperti dokter terpercaya, dan jangan mempercayai kutipan seseorang yang tak jelas profilnya.

"Tanyalah siapa yang memberikan konsultasi. Kalau dokter, tanya nama lengkap dan gelarnya. Serta tanya apa dokter yang bersangkutan telah memiliki STR dan SIP," tegasnya.

STR dan SIP yang dimaksud adalah Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik yang berguna untuk melihat seorang dokter tersebut sudah memiliki izin untuk melakukan sesi konsultasi. Terakhir, kroscek kebenaran informasi tersebut dengan berkonsultasi langsung dengan ahli kesehatan. https://bit.ly/33ZuuYK

Hal yang Bisa Dilakukan Jika Rumah Jauh dari Fasilitas Kesehatan

Memiliki hunian yang dekat fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas memang menjadi hal yang penting. Namun bagaimana jika rumah jauh dari fasilitas kesehatan tersebut dan anggota keluarga memerlukan informasi terkait kesehatan?

Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 2018-2021, dr. Daeng M Faqih, SH, MH, mengungkapkan beberapa informasi kesehatan bisa didapatkan melalui internet, yakni di situs dan aplikasi yang kredibel.

"Sebaiknya cari info tentang kesehatan di situs dan aplikasi yang kredibel, yang memberi saran benar-benar tenaga medis dan telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP)," ujarnya saat dihubungi detikHealth, belum lama ini.

dr. Daeng tak memungkiri bahwa di zaman yang serba canggih ini, masyarakat bisa mendapatkan ragam informasi dengan mudah, termasuk kesehatan. Maka ahli kesehatan seperti dokter turut terjun langsung memberikan informasi di internet.

"Itu kemajuan teknologi dan tren kebutuhan masyarakat milenial yang tidak bisa ditolak dan diabaikan, tapi harus dibina, diawasi, dan diatur. Salah satunya adalah bahwa situs dan aplikasi tersebut harus resmi dan diasuh oleh tenaga yang sah dan kredibel," tegasnya.

Adapun informasi yang bisa ditemukan misalnya informasi tentang suatu penyakit. Mulai dari gejalanya, obat, dokter yang cocok menangani, dan cara penanganan lainnya. Namun ada hal yang perlu diingat, dr. Daeng mengimbau jika kondisi kesehatan makin parah harus langsung berkonsultasi ke fasilitas kesehatan.

"Kalau kasus-kasus gawat darurat atau kasus berat harus ditangani dengan perawatan di fasilitas kesehatan, tidak bisa dengan online. Harus segera ke faskes terdekat," katanya.  https://bit.ly/2OtDejh