Sabtu, 12 Juni 2021

5 Penyakit Menular Seksual, Bahaya yang Mengintai saat Hubungan Seks Berisiko

 Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui satu orang ke orang lainnya melalui kontak seksual. Biasanya, sejumlah penyakit menular seksual ini masih bisa ditangani, terutama saat baru memasuki tahap awal.

Namun, beberapa jenis penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi parah apabila tidak segera ditangani. Penyakit menular ini bisa menginfeksi siapapun. Terdapat banyak penyakit menular seksual yang bisa ditularkan melalui aktivitas seksual.

https://kamumovie28.com/movies/night-in-paradise/


Dikutip dari laman Medical News Today, berikut 5 jenis penyakit menular seksual yang paling umum ditemukan.


1. Klamidia

Klamidia merupakan infeksi yang disebabkan oleh chlamydia trachomatis, yakni infeksi umum yang bisa ditularkan melalui seks anal, vaginal, dan oral. Penyakit ini juga bisa ditularkan kepada bayi saat melahirkan.


Biasanya, klamidia tidak menimbulkan gejala apapun, tetapi penyakit ini bisa menyebabkan infertilitas dan komplikasi lainnya apabila tidak segera diobati. Jika gejala muncul, biasanya berupa perubahan pada lendir keputihan dan rasa perih saat buang air kecil.


Gejala yang timbul tersebut biasanya akan mulai terasa setelah 7-21 hari setelah orang tersebut tertular.


2. Herpes pada kemaluan

Virus herpes simpleks (HSV) merupakan virus yang kerap menyerang kulit, serviks, dan area kemaluan. Namun, virus ini juga bisa menyerang bagian tubuh lainnya. Terdapat dua tipe HSV, yakni HSV-1 dan HSV-2.


HSV-1 biasanya akan menginfeksi mulut. Virus ini bisa menyebar melalui air liur. Saat seks oral, virus ini bisa menular dan menginfeksi area genital. Sementara itu, HSV-2 biasanya menginfeksi area genital, anal, dan juga mulut. HSV-2 umumnya ditularkan melalui seks vaginal, oral, dan anal.


Herpes sendiri tidak bisa menyebar melalui benda. Namun, virusnya bisa menular apabila orang yang tidak terinfeksi menyentuh bagian tubuh orang terinfeksi di mana herpes muncul. Seseorang yang telah terinfeksi herpes, maka virusnya akan tetap tinggal di dalam tubuh.


Gejala yang ditimbulkan saat terinfeksi herpes utamanya berupa kulit lecet yang apabila terbuka akan menimbulkan rasa nyeri. Infeksi ini bisa menimbulkan gejala lain, seperti demam dan nyeri pada tubuh.


3. Hepatitis B

Hepatitis B bisa menyebabkan infeksi jangka panjang dan menyebabkan kerusakan ginjal. Apabila sudah terinfeksi, maka virusnya akan terkandung dalam cairan semen, darah, dan juga cairan tubuh lainnya.


Penularan hepatitis B bisa melalui kontak seksual, jarum suntik tidak steril, dan menusuk kulit dengan benda tajam pada bagian di mana virus berada. Virus ini juga bisa ditularkan kepada bayi saat kehamilan atau melahirkan.


4. HIV

HIV merupakan virus yang menyerang sistem imun. Virus HIV bisa menyebar melalui kontak seksual dan kontak lainnya. Seseorang yang terinfeksi oleh HIV diketahui lebih rentan terpapar infeksi lainnya. Selain itu, pasien HIV memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit menular seksual lainnya.


Jika tidak ditangani, maka HIV bisa menyebabkan komplikasi parah yang berdampak pada kematian. Mirip dengan hepatitis B, seseorang yang sudah terinfeksi HIV, maka virusnya akan tetap tinggal cairan tubuh, termasuk cairan semen, darah, ASI, cairan vagina dan rektal.


Ketika cairan tersebut memasuki tubuh orang yang tidak terinfeksi, maka mereka akan tertular virusnya. Virus HIV juga bisa menular melalui kontak seksual, penggunaan jarum suntik bersama, kontak dengan kulit yang luka, melahirkan, dan menyusui.


5. Gonorrhea atau gonore

Gonore merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini sangat mudah menular, sehingga apabila tidak ditangani bisa menimbulkan komplikasi yang menyebabkan kematian.


Penyakit ini bisa menular melalui seks oral, vaginal, dan juga anal. Apabila seseorang menyentuh area terinfeksi dan menyentuh mata, maka gonore bisa menyebabkan mata menjadi merah.


Umumnya, penyakit ini tidak menimbulkan gejala. Tetapi, apabila gejala muncul, maka biasanya berupa nyeri saat buang air kecil, keputihan, bengkak pada area kemaluan, pendarahan saat menstruasi, gatal pada anal, dan nyeri saat buang air besar.

https://kamumovie28.com/movies/lone-survivor/

Wajib Tahu! Ini Fase-fase Saat Terkena DBD dari Hari ke Hari

 Selain COVID-19, penyakit lain yang juga harus diwaspadai saat ini adalah demam berdarah dengue (DBD). Tak hanya gejalanya yang hampir mirip, jika tidak ditangani dengan baik DBD dari hari ke hari bisa memburuk dan menyebabkan kematian.

Untuk itu, salah satu perwakilan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K) menyampaikan tahapan penyakit DBD, mulai dari hari pertama hingga hari ketujuh.


"Perjalanan penyakit demam berdarah dengue biasanya dari hari pertama sampai hari ketujuh," kata dr Mulia yang dikutip dari agenda temu media melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Kamis (10/6/2021).


"Ada fase demam antara hari pertama sampai hari ketiga, kemudian fase kritis antara hari ketiga sampai keenam, dan kemudian masuk fase penyembuhan setelah hari keenam," lanjutnya.


Selama fase-fase tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui agar penyakit DBD bisa segera ditangani. Rincian fase DBD dari hari ke hari adalah sebagai berikut:


1. Fase demam

dr Mulia mengatakan pada fase ini biasanya pasien DBD mengalami demam tinggi dan jadi malas untuk minum. Untuk itu, ia mengingatkan agar memantau pasien dan mengingatkannya minum, sehingga terhindar dari dehidrasi.


2. Fase kritis

Selanjutnya, antara hari ketiga hingga keenam akan masuk dalam fase kritis. Di fase inilah terjadi kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dengue, yang bisa menyebabkan shock hipovolemik atau pembuluh darah kolaps. Ini bisa terjadi karena kurangnya cairan yang masuk ke tubuh.


Jadi, plasma darah akan keluar dari pembuluh darah yang bocor atau intravaskuler ke ekstravaskuler. Hal ini bisa menyebabkan pembuluh darah bisa kolaps.


Selain itu, pada fase ini trombosit akan turun ke titik terendah dan hematokrit atau kadar sel darah merah naik hingga titik tertinggi. Hal ini yang bisa dipatau sebagai tanda adanya kebocoran dari pembuluh darah.


"Sebagai dokter saat (pasien) sudah di rumah sakit kita akan periksa. Nah, kalau ada keterlambatan pemberian cairan sampai pembuluh darahnya kolaps, akhirnya sirkulasi darah akan berkurang ke ginjal, ke otak, dan itu bisa menyebabkan gagal organ dan bisa menyebabkan kematian. jadi tidak boleh terlambat (penanganannya)," jelas dr Mulia.


3. Fase penyembuhan

Setelah hari keenam, biasanya cairan dari ekstravaskular akan masuk lagi ke intravaskular atau reabsorbsi. Tahap inilah yang biasanya disebut dengan fase penyembuhan.

https://kamumovie28.com/movies/the-perfect-wedding-match/


5 Penyakit Menular Seksual, Bahaya yang Mengintai saat Hubungan Seks Berisiko


 Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui satu orang ke orang lainnya melalui kontak seksual. Biasanya, sejumlah penyakit menular seksual ini masih bisa ditangani, terutama saat baru memasuki tahap awal.

Namun, beberapa jenis penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi parah apabila tidak segera ditangani. Penyakit menular ini bisa menginfeksi siapapun. Terdapat banyak penyakit menular seksual yang bisa ditularkan melalui aktivitas seksual.


Dikutip dari laman Medical News Today, berikut 5 jenis penyakit menular seksual yang paling umum ditemukan.


1. Klamidia

Klamidia merupakan infeksi yang disebabkan oleh chlamydia trachomatis, yakni infeksi umum yang bisa ditularkan melalui seks anal, vaginal, dan oral. Penyakit ini juga bisa ditularkan kepada bayi saat melahirkan.


Biasanya, klamidia tidak menimbulkan gejala apapun, tetapi penyakit ini bisa menyebabkan infertilitas dan komplikasi lainnya apabila tidak segera diobati. Jika gejala muncul, biasanya berupa perubahan pada lendir keputihan dan rasa perih saat buang air kecil.


Gejala yang timbul tersebut biasanya akan mulai terasa setelah 7-21 hari setelah orang tersebut tertular.

https://kamumovie28.com/movies/perfect-sense/