Senin, 03 Mei 2021

Heboh Hoax Terjemahan AstraZeneca, 'Senjata yang Membunuh'

 Viral di media sosial Facebook, AstraZeneca disebut memiliki arti 'senjata yang membunuh'. Tentu saja ini bikin heboh karena AstraZeneca merupakan salah satu nama produsen vaksin COVID-19.

AstraZeneca adalah nama perusahaan yang memproduksi vaksin corona di Inggris. Dari hoax yang beredar di Facebook, disebutkan artinya akan sangat menyeramkan karena berasal dari bahasa Latin. Kata tersebut jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berarti weapon that kills (senjata yang membunuh), begitu tulisan hoax yang beredar.


"Don't worry. It's just another coincidence," tulis salah seorang netizen dengan emoji menyindir.


Tentu saja kabar ini dibantah, terlebih Kementerian Komunikasi dan Informarmatika (Kominfo) juga langsung memberikan penjelasan. Dari laman resminya, Kominfo menekankan bahwa AstraZeneca adalah merupakan perusahaan gabungan antara Astra AB dan Zeneca. Astra AB dibangun pada 1913 di Södertälje, Swedia.


"Kata Astra berasal dari kata astron (Bahasa Yunani) yang berarti bintang. Sementara itu, perusahaan Zeneca dibentuk pada Juni 1993 oleh badan farmasi dari Imperial Chemical Industries," terang Kominfo.


Sementara untuk Zeneca, dibuat sesuai instruksi badan tersebut, yang dimulai dengan huruf awal atau akhir alfabet, mudah diingat, tidak lebih dari tiga suku kata dan tidak menyinggung dalam bahasa apapun. Baru kemudian, pada tahun 1999, kedua perusahaan tersebut bergabung dengan nama AstraZeneca dan memiliki kantor utama di Inggris.


Dengan begitu, Kominfo memberikan klasifikasi kabar ini sebagai sebuah disinformasi. Wah, wah, memang harus selalu hati-hari dan periksa ulang ya begitu menerima suatu kabar di era yang serba instan. Jangan sampai terpancing provokasi ya, detikers.

https://tendabiru21.net/movies/kizumonogatari-part-2-nekketsu/


Deretan Fitur Baru yang Bakal Ada di iOS 15


 iOS 15 dan iPadOS 15 diperkirakan akan hadir pada Juni mendatang. Apa saja fitur baru di sistem operasi tersebut? Begini bocorannya...

Apple kabarnya tengah bersiap-siap mengungkap pembaruan software untuk iPhone dan iPad pada Juni mendatang. Tepatnya pada ajang Worldwide Developer Conference (WWDC) 2021 yang digelar pada 7 Juni, di mana mereka akan merilis iOS 15 dan iPadOS 15.


Sebelumnya, Apple juga merilis iOS 14 pada WWDC 2020 yang digelar pada 22 Juni, sebelum akhirnya mulai bisa diunduh pada 16 September saat perilisan iPhone 12, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (23/4/2021).


Fitur baru apa saja yang bakal ada di iOS 15 dan iPadOS 15?

Filter notifikasi berdasar status pengguna

Bakal ada menu baru yang bisa diakses dari Lock Screen dan Control Center, di mana pengguna bakal mempunyai pengaturan notifikasi yang lebih akurat. Yaitu bagaimana notifikasi akan ditampilkan berdasarkan apa yang sedang dilakukan, tidur, bekerja, ataupun mode Do Not Disturb sedang menyala.


Home screen baru untuk iPad

Di iPadOS 15, kabarnya pengguna iPad bakal bisa menggunakan widget di home screen-nya, sama seperti yang bisa dilakukan pengguna iPhone di iOS 14. Tak banyak informasi mengenai hal ini, namun kabarnya widget adalah perubahan paling signifikan di home screen iPad.

https://tendabiru21.net/movies/in-the-line-of-duty-4/

Menang Lelang Frekuensi 5G, Ini Rencana Smartfren

 Mendapatkan tambahan spektrum di frekuensi 2,3 GHz, Smartfren siap melebarkan jangkauan layanan mereka di berbagai daerah Indonesia.

Smartfren baru saja memenangkan lelang frekuensi 2,3 GHz dengan mendapatkan satu blok kosong yang punya lebar pita 10 MHz dengan penawaran per blok Rp 176,5 miliar. Sementara itu, Telkomsel mendapatkan 20 MHz usai menawarkan per blok Rp 353,8 miliar.


Adapun, di pita frekuensi 2,3 GHz ini Smartfren bukan penghuni baru. Anak perusahaan Sinar Mas itu sudah memiliki lebar pita 30 MHz. Itu artinya, di spektrum ini, Smartfren punya total lebar pita 40 MHz.


President Director Smartfren Merza Fachys mengatakan mendapatkan tambahan satu blok di frekuensi 2,3 GHz merupakan amanat yang akan ditunaikan sebaik-baiknya.


"Untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan yang sudah ada. Dan juga memperluas jaringan ke daerah baru yang saat ini belum mendapat kesempatan menikmati layanan Smartfren," ujar Merza kepada detikINET, Jumat (23/4/2021).


Merujuk pada ketentuan pada dokumen lelang frekuensi 2,3 GHz tahun 2021, peserta seleksi dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis dalam jangka waktu satu hari kerja setelah pengumuman hasil seleksi, disertai dengan bukti-bukti yang memperkuat sanggahan.


Bila tak ada sanggahan, maka proses seleksi dilanjutkan ke tahapan penyampaian usulan penetapan pemenang seleksi lelang frekuensi 2,3 GHz kepada Menkominfo Johnny G Plate.


Sebelumnya, Kementerian Kominfo mengumumkan seleksi pengguna pita frekuensi 2,3 GHz dalam rentang 2.360-2.390 MHz. Tujuan seleksi ini adalah untuk mengoptimalkan potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) khususnya dari Biaya Hak Penggunaan (BHP) spektrum frekuensi radio. Selain itu, tujuan strategisnya adalah mendorong 4G dan 5G.


"Mendorong akselerasi penggelaran infrastruktur jaringan bergerak seluler dengan teknologi generasi keempat (4G/LTE) dan jika memungkinkan juga terimplementasikannya teknologi generasi kelima (5G/IMT- 2020)," papar Kominfo saat pengumuman lelang.

https://tendabiru21.net/movies/harry-potter-and-the-half-blood-prince/


Heboh Hoax Terjemahan AstraZeneca, 'Senjata yang Membunuh'


Viral di media sosial Facebook, AstraZeneca disebut memiliki arti 'senjata yang membunuh'. Tentu saja ini bikin heboh karena AstraZeneca merupakan salah satu nama produsen vaksin COVID-19.

AstraZeneca adalah nama perusahaan yang memproduksi vaksin corona di Inggris. Dari hoax yang beredar di Facebook, disebutkan artinya akan sangat menyeramkan karena berasal dari bahasa Latin. Kata tersebut jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berarti weapon that kills (senjata yang membunuh), begitu tulisan hoax yang beredar.


"Don't worry. It's just another coincidence," tulis salah seorang netizen dengan emoji menyindir.


Tentu saja kabar ini dibantah, terlebih Kementerian Komunikasi dan Informarmatika (Kominfo) juga langsung memberikan penjelasan. Dari laman resminya, Kominfo menekankan bahwa AstraZeneca adalah merupakan perusahaan gabungan antara Astra AB dan Zeneca. Astra AB dibangun pada 1913 di Södertälje, Swedia.


"Kata Astra berasal dari kata astron (Bahasa Yunani) yang berarti bintang. Sementara itu, perusahaan Zeneca dibentuk pada Juni 1993 oleh badan farmasi dari Imperial Chemical Industries," terang Kominfo.


Sementara untuk Zeneca, dibuat sesuai instruksi badan tersebut, yang dimulai dengan huruf awal atau akhir alfabet, mudah diingat, tidak lebih dari tiga suku kata dan tidak menyinggung dalam bahasa apapun. Baru kemudian, pada tahun 1999, kedua perusahaan tersebut bergabung dengan nama AstraZeneca dan memiliki kantor utama di Inggris.


Dengan begitu, Kominfo memberikan klasifikasi kabar ini sebagai sebuah disinformasi. Wah, wah, memang harus selalu hati-hari dan periksa ulang ya begitu menerima suatu kabar di era yang serba instan. Jangan sampai terpancing provokasi ya, detikers.

https://tendabiru21.net/movies/in-the-line-of-duty-3/