Melakukan ejakulasi di luar vagina alias coitus interuptus dianggap sebagai salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Pasalnya, cairan air mani berisi sperma dapat menyebabkan terjadinya pembuahan.
Mengutip Planned Parenthood, metode ejakulasi di luar vagina ternyata masih memiliki risiko terjadinya kehamilan, lho. Hal ini bisa disebabkan karena terlambatnya penis ditarik keluar sebelum ejakulasi, sehingga air mani masih bisa masuk ke dalam vagina.
Selain itu, meski jumlahnya sedikit, cairan pra-ejakulasi atau precum yang keluar sebelum ejakulasi juga memiliki peluang mengandung sperma. Ketika cairan ejakulasi atau pra-ejakulasi ini masuk ke dalam vagina atau vulva, maka kehamilan bisa terjadi.
Dengan demikian, cara terbaik untuk membuat metode ejakulasi di luar vagina ini agar tetap efektif adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi, seperti pil KB dan kondom, yang bisa tetap menjaga cegah kehamilan meski terdapat kesalahan.
Lalu, bisakah hamil apabila suami ejakulasi di luar?
Dikutip dari What to Expect, menarik penis keluar sebelum ejakulasi tetap memiliki risiko terjadi kesalahan yang bisa menyebabkan kehamilan. Sebab, kebanyakan pria diketahui tidak tahu kapan mereka pernah mengalami ejakulasi sebelumnya.
Oleh sebab itu, meski sulit untuk dilakukan di tengah berhubungan intim, pria diharuskan untuk melatih mengendalikan dirinya.
Apakah ejakulasi di luar bisa melindungi pasangan dari infeksi menular seksual?
KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA
https://cinemamovie28.com/movies/unspoken/
Kecewa Tak Masuk Prioritas Vaksinasi COVID-19, Pekerja Seks Mogok Kerja!
Pekerja seks di kota Belo Horizonte, Brasil sudah mogok kerja selama seminggu lantaran tak kunjung dimasukkan dalam kelompok utama penerima vaksin COVID-19.
Menurut mereka, kondisi kini semakin berat lantaran banyak hotel tempat mereka membuka penyewaan kini tutup terimbas pandemi. Walhasil, mereka harus bekerja sendiri, mencari klien di pinggir-pinggir jalan.
Kondisi inilah yang membuat mereka sebagai kelompok rentan tertular merasa wajib diprioritaskan dalam program vaksinasi.
"Kami ini berada di garis depan. Kami berperan menggerakan ekonomi dan kami berisiko tinggi tertular COVID-19. Kami perlu divaksinasi," ujar kepala asosiasi pekerja seks di bagian Minas Gerais (Association of Prostitutes of Minas Gerais state) dikutip dari AFP, Rabu (7/4/2021).
Sebelumnya pada Senin (5/4/2021), Vieira bersama banyak PSK lainnya melakukan aksi protes di pinggir jalan. Mereka berdiri dan mengangkat papan bertuliskan "Pekerja Seks adalah Profesional" dan "Pekerjaan Seks Sehat".
"Kami adalah bagian dari kelompok prioritas karena kami bertemu dengan berbagai jenis orang, dan hidup kami terancam," ujar Lucimara Costa, salah satu pekerja seks yang hadir dalam aksi protes.
Dalam tahap vaksinasi pertama yang kini tengah berlangsung, pemerintah menyasar petugas kesehatan, guru, lansia, masyarakat adat, dan orang-orang dengan riwayat penyakit komorbid.
Ditargetkan, vaksin COVID-19 bisa disuntikkan pada 77 juta orang di Brasil hingga pertengahan 2021. Namun karena keterbatasan jumlah vaksin, pemerintah khawatir target ini akan 'ngaret', kemungkinan hingga September 2021.
Mengingat, negara bagian Minas Gerais tengah berjuang melawan gelombang pandemi COVID-19 kedua, bersamaan dengan bagian-bagian Brasil lainnya.
"Kam ini kelompok prioritas. Kami ini bagian dari kelompok pendidik kesehatan. Kami juga memberikan informasi seputar Penyakit Menular Seksual (PMS) pada banyak pria. Kami juga bekerja membagikan kondom," imbuh Vieira.