Selasa, 02 Maret 2021

Gonta-ganti Jubir Corona, Achmad Yurianto hingga Reisa Broto Asmoro

 Setahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia, pemerintah beberapa kali mengganti juru bicara. Mulai dari gaya berbusana hingga cara penyampaian, kemunculan para juru bicara ini selalu mencuri fokus.

Dirangkum detikcom, berikut ini para juru bicara yang pernah hadir menyampaikan perkembangan kasus virus Corona di Indonesia.


1. Achmad Yurianto

Di awal kasus COVID-19 merebak, Achmad Yurianto ditunjuk menjadi Jubir, tempatnya pada 3 Maret 2020. Ia menyampaikan kabar kasus COVID-19 setiap pukul 15.00 WIB.


Pria yang akrab disapa Yuri kala itu bahkan sering dijuluki pembawa kabar kematian. Julukan ini datang karena Yuri sering menyampaikan angka kematian yang terus bertambah.


Ciri khas lain dari sosok Achmad Yurianto adalah setelah batiknya yang selalu jadi perbincangan. Salah satu motif batik yang ia populerkan adalah 'Batik Corona', yang sebenarnya adalah baju untuk peringatan Hari AIDS. Kebetulan, struktur HIV (Human Immunodeficiency Virus) serupa dengan SARS-CoV-2, virus Corona penyebab COVID-19.


2. Reisa Broto Asmoro

Setelah beberapa waktu tampil solo, Achmad Yurianto mendapatkan 'pendamping' yakni dr Reisa Broto Asmoro. Berusia jauh lebih muda, dr Reisa yang juga seorang finalis Putri Indonesia, diharapkan bisa memberikan nuansa baru yang lebih segar, mengimbangi sang 'pembawa kabar kematian' Achmad Yurianto.


Menjadi anggota tim komunikasi publik untuk penanganan COVID-19 sejak 8 Juni 2021, dr Reisa bersama dr Achmad Yurianto secara bergantian menyampaikan kondisi terkini terkait penanganan Corona di Indonesia.


Usai Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dibubarkan, dr Reisa 'pensiun' dan tak lagi menyampaikan update penanganan virus Corona.


"Mulai hari ini saya tidak lagi mengedukasi melalui press conference harian. Tetapi InsyaAllah saya akan tetap meneruskan edukasi publik melalui platform yang berbeda," tulis dr Reisa dalam postingan di akun Instagram pribadinya yang dilihat detikcom, Rabu (22/7/2020).


Namun, di beberapa kesempatan, dr Reisa Broto Asmoro masih terus hadir mengedukasi publik dalam laman YouTube Sekretariat Presiden.


3. Wiku Adisasmito

Sebelum menggantikan Achmad Yurianto, Prof Wiku Adisasmito menjabat sebagai Ketua Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan COVID-19.

Penampilan perdana Prof Wiku bukan lagi di kanal YouTube BNPB, melainkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa (21/7/2020). Jumpa pers juga tidak diadakan di kantor BNPB, melainkan di kantor Presiden.


"Terjadi perubahan pengumuman kasus COVID harian yang sebelumnya disampaikan oleh Dirjen P2P Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto. Selanjutnya, update kasus harian dapat langsung dilihat di portal www.covid-19.go.id," ujar Prof Wiku dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden.

https://cinemamovie28.com/movies/galaxy-turnpike/


Lawan Pandemi COVID-19, Ini 5 Inovasi Peneliti Indonesia


Untuk menghadapi pandemi COVID-19, para peneliti di Indonesia terus berupaya melakukan inovasi. Hal ini dilakukan agar Indonesia bisa lebih mandiri dalam menghadapi pandemi, tidak harus selalu bergantung pada dunia internasional.

Dalam peringatan setahun Corona di Indonesia, Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro merangkum beberapa contoh inovasi para peneliti Indonesia yang sudah diterapkan secara luas. Mulai dari alat tes sampai alat perawatan.


Berikut contoh 5 inovasi tersebut:


1. Rapid test antibody

Di awal pandemi COVID-19, Indonesia sempat harus mengimpor alat rapid test antibody agar bisa melakukan screening kasus. Menurut Bambang kala itu karena terburu-buru tidak ada peninjauan, sehingga mungkin timbul pernyataan terkait kualitas alat tes yang diimpor.


Hingga akhirnya para peneliti berusaha menciptakan alat rapid test antibody buatan lokal.


"Yang luar biasa hanya dalam kira-kira tiga sampai empat bulan kita sudah melahirkan paling tidak rapid test antibody dari nol. Oleh para peneliti yang waktu itu terdiri dari UGM, Unair, dan kemudian didukung penuh BPPT serta dihilirisasi Hepatika Mataram," kata Bambang.


2. Rapid test antigen

Inovasi berikutnya yang juga disebut adalah alat rapid test antigen. Alat Rapid Test Antigen besutan Universitas Padjadjaran (Unpad) yang diberi nama Si CePAD ini dibanderol harga Rp 120 ribu.


Kini rapid test antigen bisa digunakan untuk menegakkan diagnosis COVID-19 di puskesmas-puskesmas.


3. Ventilator

Berbagai inovasi ventilator dilaporkan oleh Kemenristek/BRIN. Ventilator sendiri merupakan alat kesehatan yang biasa dipakai untuk membantu pasien kesulitan bernapas.


Salah satu contoh inovasi ini adalah ventilator portabel Vent-I buatan peneliti di Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan YPM Salman.

https://cinemamovie28.com/movies/electric-blue-41/


4 Fakta B117, Varian Corona Inggris yang Baru Saja Ditemukan di RI

  Bertepatan dengan peringatan setahun Corona di Indonesia, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono melaporkan temuan 2 kasus mutasi virus Corona B117 asal Inggris di Indonesia. Ini menjadi kasus pertama di Indonesia sejak varian tersebut sejak mewabah di Inggris September 2020.

"Tepat 1 tahun hari ini, kita menemukan mutasi B117, UK mutation, di Indonesia. Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan 2 kasus," ujarnya dalam acara virtual peringatan 1 tahun pandemi oleh akun YouTube Kemenristek/BRIN, Selasa (2/3/2021).


Wamenkes Dante menyebut, dengan ditemukannya kasus ini, penanganan pandemi di Indonesia akan semakin sulit.


Lantas, apa itu sebenarnya mutasi virus B117? Ini fakta-faktanya:


1. Baru ditemukan pada September 2020

Dikutip dari USS Today, mutasi virus B117 ditemukan pertama kali di Inggris pada September 2020. Dikhawatirkan, kasus COVID-19 akibat varian baru ini lebih berbahaya. Pasalnya, penularannya lebih mudah dan cepat.


Terhitung sejak September - awal Desember 2020, jenis virus ini jadi penyebab 60 persen kasus aktif COVID-19 di Inggris.


2. Ditakutkan 'kebal' vaksin

Menurut sejumlah laporan, gejala yang disebabkan lebih berat sehingga ada kemungkinan, vaksin COVID-19 yang ada tak mempan lawan jenis virus ini.


Akan tetapi peneliti meluruskan, kemampuan vaksin COVID-19 melawan virus B117 masih harus diteliti lebih lanjut. Pasalnya, menurut CDC, belum ada bukti bahwa jenis virus ini lebih berisiko menyebabkan kematian.


"Dari apa yang kami ketahui berdasarkan pengalaman mutasi ini dan mutasi lainnya, kemungkinan tidak akan berdampak besar pada kekebalan yang diinduksi oleh vaksin, atau kekebalan yang ada dari jenis sebelumnya," imbuh Dr. Greg Armstrong, direktur kantor deteksi molekuler dari CDC.


3. Diprediksi lebih infeksius

Peneliti menyatakan, jenis virus Corona ini 40 - 70 persen lebih infeksius atau lebih menular.


"Karena variannya lebih cepat menyebar. Hal itu bisa menyebabkan timbulnya lebih banyak kasus dan semakin membebani sistem perawatan kesehatan," ujar Dr Henry Walke dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).



4. Diprediksi menyebar karena penularan dalam komunitas

Pada 28 Desember 2020, peneliti menemukan seorang pasien COVID-19 dengan infeksi B117 tanpa riwayat bepergian keluar kota. Diprediksi, penyebaran virus ini disebabkan interaksi tatap muka atau penularan dalam komunitas.


Namun hingga kini, belum kepastian soal perkembangan jenis mutasi virus Corona ini.

https://cinemamovie28.com/movies/sarah-young-the-goddess-of-love-2/


Gonta-ganti Jubir Corona, Achmad Yurianto hingga Reisa Broto Asmoro


Setahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia, pemerintah beberapa kali mengganti juru bicara. Mulai dari gaya berbusana hingga cara penyampaian, kemunculan para juru bicara ini selalu mencuri fokus.

Dirangkum detikcom, berikut ini para juru bicara yang pernah hadir menyampaikan perkembangan kasus virus Corona di Indonesia.


1. Achmad Yurianto

Di awal kasus COVID-19 merebak, Achmad Yurianto ditunjuk menjadi Jubir, tempatnya pada 3 Maret 2020. Ia menyampaikan kabar kasus COVID-19 setiap pukul 15.00 WIB.


Pria yang akrab disapa Yuri kala itu bahkan sering dijuluki pembawa kabar kematian. Julukan ini datang karena Yuri sering menyampaikan angka kematian yang terus bertambah.


Ciri khas lain dari sosok Achmad Yurianto adalah setelah batiknya yang selalu jadi perbincangan. Salah satu motif batik yang ia populerkan adalah 'Batik Corona', yang sebenarnya adalah baju untuk peringatan Hari AIDS. Kebetulan, struktur HIV (Human Immunodeficiency Virus) serupa dengan SARS-CoV-2, virus Corona penyebab COVID-19.


2. Reisa Broto Asmoro

Setelah beberapa waktu tampil solo, Achmad Yurianto mendapatkan 'pendamping' yakni dr Reisa Broto Asmoro. Berusia jauh lebih muda, dr Reisa yang juga seorang finalis Putri Indonesia, diharapkan bisa memberikan nuansa baru yang lebih segar, mengimbangi sang 'pembawa kabar kematian' Achmad Yurianto.


Menjadi anggota tim komunikasi publik untuk penanganan COVID-19 sejak 8 Juni 2021, dr Reisa bersama dr Achmad Yurianto secara bergantian menyampaikan kondisi terkini terkait penanganan Corona di Indonesia.


Usai Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dibubarkan, dr Reisa 'pensiun' dan tak lagi menyampaikan update penanganan virus Corona.


"Mulai hari ini saya tidak lagi mengedukasi melalui press conference harian. Tetapi InsyaAllah saya akan tetap meneruskan edukasi publik melalui platform yang berbeda," tulis dr Reisa dalam postingan di akun Instagram pribadinya yang dilihat detikcom, Rabu (22/7/2020).


Namun, di beberapa kesempatan, dr Reisa Broto Asmoro masih terus hadir mengedukasi publik dalam laman YouTube Sekretariat Presiden.

https://cinemamovie28.com/movies/the-love-goddesses/