Sabtu, 27 Februari 2021

Merasa Tak Nyaman Usai Divaksinasi COVID-19? Begini Cara Menanganinya

 Banyak orang akan mengalami efek samping ringan setelah vaksin COVID-19. Untungnya, efek sampung ini mudah dirawat dan tidak bertahan lebih dari satu atau dua hari.

Beberapa efek samping umum termasuk rasa sakit dan bengkak di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, menggigil, sampai demam. Perlu dicatat bahwa efek samping merupakan tanda normal bahwa tubuh Anda sedang membangun perlindungan


Untuk mengatasinya, para ahli menyarankan beberapa tips yang dicoba. Berikut penjelasannya dikutip dari berbagai sumber.


1. Nyeri di tempat suntikan

Nyeri di tempat suntikan banyak dirasakan usai divaksinasi. Kabar baiknya rasa sakit ini adalah tanda bahwa tubuh mengembangkan respons kekebalan terhadap vaksin.


Untuk mengobati rasa sakit, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan untuk kompres dingin pada area penyuntikan yang mungkin terasa sakit. Tujuannya untuk mengurangi efek peradangan pada area tersebut.


Jika masih terasa sakit, coba gerakkan lengan. Tetap diam hanya akan meningkatkan rasa nyeri.


2. Nyeri otot dan pegal

Beberapa orang juga merasakan pegal di sekujur tubuh setelah mendapatkan vaksin COVID-19.


"Beberapa orang mengatakan bahwa mereka merasa seperti baru saja melakukan olahraga intensitas tinggi. Otot mereka terasa pegal. Dan tidak hanya di tempat suntikan," kata D. Bonnie Maldonado, M.D, pakar penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford. "


Untuk mengatasinya, minum banyak air dan istirahat. Mandi air hangat juga bisa membantu.


3. Kelelahan, demam dan sakit kepala

Untuk demam, CDC merekomendasikan orang untuk minum banyak cairan dan berpakaian longgar. Istirahat dan relaksasi adalah cara untuk mengatasi kelelahan.


Banyak dokter menyarankan agar orang tidak membuat janji setelah vaksinasi agar bisa beristirahat. Gejala sering kali muncul di keesokan hari usai vaksinasi.


Selain itu eberapa obat yang dijual seperti ibuprofen dan lainnya dapat digunakan untuk meredakan demam dan sakit kepala. Hanya saja CDC menyarankan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu bila ingin mengonsumsi obat-obat tersebut.


Kapan harus ke dokter?

Efek samping biasanya tidak bertahan lebih dari 48 jam setelah mendapatkan suntikan, dan seringkali memudar lebih cepat dari itu. Tetapi jika Anda mengalami efek samping hingga berhari-hari setelah mendapatkan vaksin COVID-19, hubungi dokter.

https://cinemamovie28.com/movies/devil-and-angel/


Dua Kemungkinan Penyebab Mutasi 'Hybrid' Virus Corona


Menurut temuan terbaru di California, dua jenis varian COVID-19 telah bergabung menjadi jenis virus Corona yang bermutasi, yakni varian B1117 dari California dan B1429 dari Inggris. Salah satu penyebab munculnya mutasi baru ini adalah penularan dalam komunitas.

Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menjelaskan, ada dua kemungkinan terjadinya rekombinasi virus Corona. Pertama, melalui interaksi tatap muka. Kedua, melalui infeksi virus pada orang dengan imunitas lemah.


"Pertama, penularan yang cepat di komunitas memberikan peluang munculnya varian karena setiap perbanyakan virus ada kemungkinan munculnya mutasi. Maka kalau tidak mau ada mutasi, ya jaga protokol kesehatan," terangnya saat dihubungi detikcom, Kamis (25/2/2021).


Kemungkinan kedua, mutasi virus Corona ini pada awalnya 'menempel' pada orang dengan sistem imun yang lemah. Akibatnya, virus leluasa bereplikasi cepat karena tidak ada perlawanan. Kondisi inilah yang berpotensi memunculkan varian virus Corona baru.


"Virus menemukan inang yang immunocompromised seperti pasien AIDS misalnya, atau pasien kanker yang sedang menjalani terapi," imbuhnya.


Ahmad turut menyebutkan, virus Corona memang diketahui bisa berekombinasi. Namun sampai kini di Indonesia belum ada laporan terkait ditemukannya mutasi virus gabungan B117 dan B1492 ini.

https://cinemamovie28.com/movies/the-nurse-girls-stunning-touch/

Pengalaman Kena Efek Samping 'KIPI' Vaksin COVID-19, Begini Rasanya

  Vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu solusi untuk mengakhiri pandemi. Berbeda dengan vaksin lain, vaksin COVID-19 tergolong baru sehingga banyak yang merasa takut sebelum disuntik.

Termasuk bagi saya, yang merasa cukup khawatir sebelum disuntik vaksin COVID-19. Saya termasuk salah satu dari sekitar 5.500 awak media yang mendapat prioritas vaksinasi COVID-19 tahap kedua.


Sebelum datang ke tempat vaksinasi, saya sudah melakukan beberapa hal yang disarankan seperti tidur yang cukup dan sarapan. Namun entah kenapa, bayang-bayang rasa cemas begitu menghantui.


Rasa gugup sebelum divaksin sebenarnya wajar, terlepas dari data uji klinis yang sudah memastikan vaksin ini aman. Salah seorang petugas di area vaksinasi Basket Hall Gelora Bung Karno (GBK), tempat saya disuntik, sempat mengingatkan untuk rileks agar tidak mempengaruhi hasil screening.


"Santai aja, positif thinking. Nggak usah mikir macem-macem. Sebelum suntik, tarik napas dulu biar rileks. Kalau nervous nanti tensinya tinggi lho," katanya, Sabtu (26/2/2021).


Menurutnya memang banyak penerima vaksin COVID-19 yang khawatir karena mendapat informasi yang keliru soal vaksinasi. Terlebih terkait efek samping dan kejadian ikutan pasca vaksinasi (KIPI) yang beredar membuat masyarakat lebih takut.


"Efek samping itu wajar, karena respons tubuh kita. Tapi sejauh ini kebanyakan sih tidak serius ya," lanjutnya.

https://cinemamovie28.com/movies/beauty-salon-special-service/


Rasanya kena KIPI

Akhirnya giliran saya untuk disuntik, tiba juga. Proses penyuntikan sebenarnya tak butuh waktu lama. Setelah disuntik, saya diarahkan untuk ke tempat observasi dan menunggu selama 30 menit untuk melihat apa ada keluhan yang timbul atau tidak.


Tak lama usai vaksinasi, saya merasa ada sedikit nyeri di lengan tempat suntikan dan kepala terasa sangat berat disertai mual. Pikir saya, hal itu tak akan berlangsung lama dan akan hilang dalam beberapa menit ke depan.


Sayangnya efek yang saya rasakan tidak kunjung reda sampai akhirnya saya putuskan untuk melapor ke petugas. Saya pun dibawa ke ruangan lain untuk observasi lebih lanjut. Tim medis mengatakan saya kemungkinan mengalami efek samping usai vaksinasi.


Sementara itu di luar sana, beredar broadcast viral yang menyebut puluhan wartawan 'terkapar' setelah vaksinasi COVID-19. Selengkapnya ada di halaman berikut.


Sementara itu di luar sana, beredar broadcast viral yang menyebut puluhan wartawan 'terkapar' setelah vaksinasi COVID-19. Disebutkan, ada yang mengeluh pusing-kliyengan hingga mual, bahkan pingsan.


Saya tidak tahu persis bagaimana kondisi penerima vaksin yang lain, namun juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Faktanya, menurut dr Nadia, bukan puluhan melainkan ada 5 awak media yang harus menjalani observasi karena mengalami keluhan. Saya, salah satunya.


Beruntung, saya tidak harus berlama-lama menjalani perawatan. Setelah dinyatakan cukup sehat, saya diperbolehkan pulang. Tinggal tersisa keluhan pusing di kepala, mudah-mudahan cepat reda.


Ketua Komnas KIPI, Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), melaporkan sejauh ini belum ditemukan efek samping serius terkait vaksinasi COVID-19. Beberapa keluhan yang dilaporkan masuk kategori ringan, seperti mual, susah bernapas, hingga nyeri di titik penyuntikan.


Mengalami efek samping usai menerima vaksin adalah hal yang normal. Tandanya, tubuh bekerja untuk membentuk kekebalan. Efek samping ini mungkin akan mengganggu aktivitas, tapi tak perlu khawatir karena biasanya akan hilang dalam beberapa jam, paling lama 1-2 hari.

https://cinemamovie28.com/movies/the-invited-man/