Selasa, 09 Februari 2021

Masih Muda Sering Vertigo? Ini Penjelasan Dokter Saraf

 Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah meninggal dunia di usia muda dan dikaitkan dengan riwayat vertigo. Benarkah vertigo mematikan? Bagaimana dengan vertigo yang kerap dikeluhkan orang berusia dewasa muda?

Dokter spesialis saraf dari RS Medistra Rimawati Tedjasukmana menjelaskan, terdapat 2 jenis vertigo. Pertama, vertigo sentral yang bisa jadi gejala stroke, disebabkan oleh masalah pada otak kecil dan batang otak.


Jenis vertigo inilah yang mematikan lantaran menandakan sumbatan atau pecah pembuluh darah.


Kedua, vertigo perifer disebabkan kelainan di saraf keseimbangan dan telinga bagian dalam. Jenis vertigo inilah yang bisa dialami anak muda, orang dewasa, dan lansia tanpa penyakit stroke.


"Vertigo perifer disebabkan kelainan di saraf keseimbangan dan telinga bagian dalam," terang dr Rimawati pada detikcom, Sabtu (6/2/2021).


Gejala pada kasus vertigo perifer berupa pusing, mual dan muntah hebat, dan gangguan pendengaran. Berbeda dengan jenis vertigo sentral sebagai gejala stroke yang terjadi mendadak tanpa perkiraan waktu, vertigo perifer bisa dipicu oleh perubahan posisi tubuh dan berlangsung dalam waktu singkat.


Dokter Rimawati menyebutkan, penyebab vertigo perifer beragam. Misalnya, Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) yang disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Vertigo bisa timbul ketika posisi kepala berubah dari tegak menjadi menunduk secara tiba-tiba.


Penyebab lainnya, penyakit meniere yang disebabkan oleh gangguan pada telinga bagian dalam. Gejala lainnya berupa telinga berdenging dan kehilangan pendengaran dalam waktu tertentu.


Vertigo perifer juga bisa dipicu oleh kondisi lain seperti trauma kepala, infeksi pada telinga, atau faktor degeneratif alias pengurangan fungsi organ akibat penuaan pada lansia.


Dokter Rimawati turut menambahkan, vertigo perifer pada anak muda, dewasa dan lansia tidak disebabkan oleh makanan tertentu atau kelelahan.


"(Penyebab vertigo perifer) tidak dari makanan. Penanganannya berbeda-beda, tapi tidak mematikan," ujarnya.

https://cinemamovie28.com/movies/house-ii-the-second-story/


Dahlan Iskan Singgung 'D-dimer' Pasien COVID-19, Istilah Apa Itu?


Dalam salah satu tulisan di blognya, mantan menteri BUMN Dahlan Iskan membahas istilah D-dimer. Mengutip seorang pakar, Dahlan Iskan menyebut D-dimer ditakuti para dokter yang menangani pasien COVID-19 di ICU.

"D-dimer adalah munculnya 'cendol-cendol' di dalam darah. Lapisan protein tertentu dalam darah menyatu dengan 'teman sejenis' sehingga membentuk gumpalan kecil-kecil," tulis Dahlan Iskan.


Menurut Dahlan Iskan, 'cendol-cendol' darah tersebut bisa terbawa oleh aliran darah dan memicu penyumbatan. Bila jumlahnya banyak, bisa berhenti di jantung dan berakibat fatal.


Jadi, apa itu D-dimer sebenarnya?

Kepada detikcom, dokter jantung dari RS Siloam dr Vito A Damay, SpJP(K) menjelaskan, D-dimer adalah fragmen protein yang muncul ketika bekuan darah larut dalam tubuh. D-dimer memang diperiksa pada pasien COVID-19.


Dalam kondisi normal, tubuh memiliki mekanisme untuk membekukan dan mengencerkan darah. Pembekuan darah terjadi antara lain ketika terjadi luka, untuk mencegah perdarahan terus menerus.


Pada infeksi COVID-19, virus SARS-CoV-2 menyebabkan gangguan pembekuan darah yang disebut koagulopati. Gangguan ini menyebabkan penggumpalan darah atau thrombosis di vena atau pembuluh darah balik yang mengalir ke jantung.


"Parameter untuk memeriksa apakah ada gumpalan darah inilah D-dimer itu," jelas dr Vito.

https://cinemamovie28.com/movies/from-one-second-to-the-next/

5 Makanan yang Bantu Atasi Anosmia, Gejala COVID-19 yang Dialami Ari Lasso

 Musisi Ari Lasso menceritakan dirinya yang sempat positif COVID-19. Awalnya ia hanya merasa kurang enak badan, hingga akhirnya demam sampai di atas 37 derajat Celcius selama beberapa hari.

Selain demam, Ari juga sempat mengalami anosmia atau kehilangan kemampuan indra penciuman. Tetapi, gejala tersebut hanya dialaminya selama dua hari.


"Aku ngalamin, hilang cuma dua hari. Hari Rabu sampai hari Jumat," kata Ari dalam YouTube Ari Lasso TV.


"Jadi aku kentut nggak bau, buang air besar nggak bau, terus aku pancing pake minyak kayu putih terus (dioles di hidung). Hari keduanya pagi-pagi buang air besar sudah bau, meskipun belum kenceng tapi udah bau," jelasnya.


Anosmia merupakan salah satu gejala COVID-19 yang saat ini banyak dialami pasien Corona. Mereka tidak bisa mencium bau yang berdampak pada kehilangan nafsu makan yang bisa memperlambat pemulihan.


Meskipun tidak ada obat yang untuk mengatasi gejala ini, ada beberapa makanan yang bisa membantu memulihkan indra penciuman sekaligus perasa. Dikutip dari Times of India, berikut 5 makanan yang bisa digunakan.


1. Bawang putih

Pengobatan tradisional dari India, Ayurveda, menyarankan mengkonsumsi bawang putih pedas untuk meredakan pembengkakan dan peradangan di area sekitar saluran hidung.


Bawang putih bermanfaat untuk memudahkan pernapasan dan akhirnya membantu memulihkan indra penciuman dan perasa lebih cepat. Meski tidak bisa dihirup, bawang putih ini bisa dibuat dalam bentuk ramuan dengan cara dihancurkan dan diberi air hangat.

https://cinemamovie28.com/movies/the-prisoner-of-second-avenue/


2. Bubuk cabai merah dan cabai rawit

Bumbu-bumbu pedas seperti bubuk cabai rawit atau cabai merah bisa membantu memulihkan anosmia. Meski bukan termasuk pengobatan yang didukung sains, manfaat yang ada dalam rempah yaitu capsaicin, yang disebut efektif 'membersihkan' hidung yang tersumbat bisa mengaktifkan dan meningkatkan fungsi indra penciuman.


Bubuk cabai merah dan cabai rawit juga bisa membantu untuk mengatasi flu. Caranya, campurkan secangkir air dan bubuk rempah, dan bisa tambahkan zat pemanis seperti madu sebelum digunakan.


3. Minyak esensial

Pelatihan penciuman adalah cara yang ampuh untuk memperbaiki otak dalam mengembalikan indra penciuman dan perasa. Latihan penciuman ini bisa dilakukan dengan menghirup minyak esensial selama 20-40 detik dan dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam sehari.

4. Aroma jeruk

Aroma jeruk juga dipercaya bisa menjadi trik untuk membantu memulihkan indra penciuman dan perasa. Cara ini diketahui dari seorang pengguna TikTok yang bisa mendapatkan kemampuan indra penciuman dan perasanya kembali.


Video tersebut muncul setelah beberapa orang mengutip pengobatan Jamaika yang menggunakan pembakaran jeruk di atas api terbuka dan kemudian memakan daging buahnya. Cara ini dianggap bisa menyegarkan indra penciuman untuk mengendus sesuatu yang kuat hingga akhirnya fungsinya bisa kembali.


Namun, perlu diingat tips atau cara ini adalah trik yang baru beredar di media sosial, bukan berasal dari pengobatan yang disetujui dokter.


5. Minyak jarak

Minyak jarak merupakan bahan yang mengandung sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan sudah digunakan banyak orang yang sering mengalami gejala nyeri sinusitis dan alergi untuk mengurangi pertumbuhan polip hidung. Cara ini juga cukup bermanfaat untuk meredakan gejala batuk, pilek, dan memulihkan kembali fungsi indra penciuman.

https://cinemamovie28.com/movies/the-second-time-around/