Jumat, 05 Februari 2021

Cerita Boy William Hampir 'Lewat' Jika Telat ke RS Saat Kena COVID-19

 - Boy William sempat dinyatakan positif Corona. Ia dinyatakan terinfeksi saat tes COVID-19 PCR untuk kebutuhan syuting di Bali.

Mulanya, gejala COVID-19 yang dikeluhkan hanya seperti flu biasa. Ia pun tak menyangka jika dirinya bisa terpapar COVID-19.


"Awalnya dulu nggak enak badan tapi namanya kita anak Indonesia iya sudah ini minum obat dikit udah jadi (mungkin sembuh)," papar Boy William, dikutip dari InsertLive.


"Terus makin lama kok batuknya semakin parah nih, ngomong biasa aja nggak bisa," lanjutnya.


Akibatnya, Boy William langsung memeriksakan diri ke rumah sakit. Ia melakukan CT scan untuk mengecek apakah kondisi paru-parunya cukup baik atau malah butuh perawatan medis.


"Gara-gara itu sudah parah aku langsung ke rumah sakit buat CT scan cuma mau ngecek doang nih ada apa di paru-paru kok nggak bisa ngomong, ngomong dikit aja masa langsung batuk parah banget," tanyanya.


Benar saja, setelah dicek, dokter menyebut Boy perlu dirawat di rumah sakit. Kondisinya cukup mengkhawatirkan jika tidak terus ditangani dengan cepat.


"Dokternya nggak ngebolehin (pulang), pas udah hasil ct scannya keluar dokter bilang ini sudah terlalu parah, kalau pulang berbahaya," cerita Boy.


Lebih lanjut, dokter yang menangani Boy William, menyebut infeksi COVID-19 yang diidapnya bahkan bisa membuat ia tak tertolong jika telat dibawa ke rumah sakit.


"(Dokter) bilang bisa berbahaya karena kalau kaya gini COVID-19nya kejaran dengan waktu. (Bisa lewat) karena kejar-kejaran dengan waktu," pungkasnya.


SIMAK SELENGKAPNYA DI SINI

https://trimay98.com/movies/samurai-hustle/


Curhat Pilu Perawat Pasien COVID-19: Seperti Menunggu Waktu Mati


Seorang perawat berusia 28 tahun menceritakan kisah pilunya menghadapi COVID-19 di garda terdepan. Perawat asal Afrika Selatan, Nthabeleng, bukan nama sebenarnya, mengaku ketakutan dan kelelahan setiap hari.

Tak pernah berhenti ia dihantui rasa cemas dan takut akan tertular COVID-19 yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit dan membuat putrinya yang berusia 5 tahun hidup sebatang kara.


"Setiap minggu, ada rekan kerja meninggal di satu tempat," , kata Nthabeleng, yang bekerja di sebuah klinik pedesaan di provinsi Limpopo Utara, Afrika Selatan.


Bercerita kepada Strait Times, ia mengatakan baru-baru saja ada dua perawat yang meninggal di klinik provinsi yang sama.


"Kami seperti menunggu antrian kematian, kami hanya menunggu giliran kami," katanya, suaranya pilu diselimuti keputusasaan.


Lonjakan jumlah pasien dalam beberapa pekan terakhir telah membuat perawat kehabisan tenaga. Setidaknya sekitar 1,4 juta infeksi COVID-19 tercatat di Afsel, dengan lebih 45 ribu kematian.


Varian virus baru yang lebih menular, telah memicu penyebaran, dan tekanan pada rumah sakit adalah yang terburuk di negara itu. Dibandingkan dengan kebanyakan negara Afrika, sistem perawatan kesehatan Afrika Selatan bisa dibilang masih cukup, namun para tenaga kesehatan mengatakan mereka juga telah lelah menghadapinya.

Belum lagi kerja selama 12 jam yang melelahkan, menenangkan pasien yang panik, dan bolak-balik antara pasien yang terinfeksi dan tidak terinfeksi adalah bagian dari rutinitas Nthabeleng di klinik kecil yang hanya diisi tiga perawat.


"Ini seperti supermarket, Anda melakukan semuanya," katanya dengan gugup menceritakan rutinitas hariannya.


Sementara itu, seorang perawat pria lain berusia 27 tahun mengatakan situasi COVID-19 di Afsel sangat buruk. Sudah tak terhitung berapa nakes yang positif.


"Tingkat tes positif di antara perawat tinggi. Beberapa sembuh dan beberapa meninggal. Saya baru-baru ini kehilangan seorang kolega yang bekerja di klinik sebelah," katanya.


Meski kelelahan, banyak perawat bersumpah untuk tetap menjadi tentara di garis depan. Nthabeleng mengatakan dia telah pindah dari rumahnya dan ke asrama perawat untuk melindungi anak kecil dan neneknya dari infeksi.

https://trimay98.com/movies/now-you-see-me/

Nggak Kapok! Polisi Grebek Pesta Seks di Tengah Pandemi COVID-19

 Polisi Prancis mengamankan 81 orang yang terlibat dalam pesta seks. Pesta yang diselenggarakan di sebuah gudang di Collegian, Paris ini diketahui polisi setelah mendapat laporan dari penduduk setempat.

Petugas kepolisian tiba di tempat pesta seks tersebut sekitar pukul 9 malam. Mereka menemukan 11 orang di area tempat parkir dan dikenakan denda sebesar € 135 atau sekitar 2,2 juta rupiah, karena melanggar peraturan jam malam.


Seperti yang diketahui, dalam upaya mengatasi penyebaran COVID-19 Prancis memberlakukan peraturan jam malam. Pihak pemerintah membatasi pergerakan warganya mulai dari pukul 6 sore hingga 6 pagi.


Pada pukul 11 malam, akhirnya petugas diberikan izin resmi untuk bisa masuk ke gudang tempat pesta seks diadakan. Dari izin resmi tersebut, polisi diberi kewenangan untuk menyita berbagai peralatan pesta dan juga minuman beralkohol.


Sebanyak 81 orang yang ada di pesta seks tersebut dikenakan denda karena melanggar peraturan jam malam. Tiga orang di antaranya yang diduga terlibat dalam penyelenggaraan 'pesta libertine' juga dibawa untuk diinterogasi.


"Acara tersebut melanggar jam malam, penggunaan masker, dan jarak sosial," kata tim penyidik yang dikutip dari The Independent, Jumat (5/2/2021).


"Mereka yang terlibat dalam partai libertine juga diamankan dan tidak melakukan perlawanan terhadap polisi," lanjutnya.


Kasus ini menjadi cerita baru terkait pesta yang terjadi di Eropa, selama kebijakan lockdown diberlakukan. Sebelumnya di bulan Desember 2020, polisi Belgia juga mengamankan 52 orang yang terlibat dalam pesta, yang diselenggarakan di sebuah rumah yang berdekatan dengan klinik pasien COVID-19.

https://trimay98.com/movies/now-you-see-me-2/


Cerita Boy William Hampir 'Lewat' Jika Telat ke RS Saat Kena COVID-19


- Boy William sempat dinyatakan positif Corona. Ia dinyatakan terinfeksi saat tes COVID-19 PCR untuk kebutuhan syuting di Bali.

Mulanya, gejala COVID-19 yang dikeluhkan hanya seperti flu biasa. Ia pun tak menyangka jika dirinya bisa terpapar COVID-19.


"Awalnya dulu nggak enak badan tapi namanya kita anak Indonesia iya sudah ini minum obat dikit udah jadi (mungkin sembuh)," papar Boy William, dikutip dari InsertLive.


"Terus makin lama kok batuknya semakin parah nih, ngomong biasa aja nggak bisa," lanjutnya.


Akibatnya, Boy William langsung memeriksakan diri ke rumah sakit. Ia melakukan CT scan untuk mengecek apakah kondisi paru-parunya cukup baik atau malah butuh perawatan medis.


"Gara-gara itu sudah parah aku langsung ke rumah sakit buat CT scan cuma mau ngecek doang nih ada apa di paru-paru kok nggak bisa ngomong, ngomong dikit aja masa langsung batuk parah banget," tanyanya.


Benar saja, setelah dicek, dokter menyebut Boy perlu dirawat di rumah sakit. Kondisinya cukup mengkhawatirkan jika tidak terus ditangani dengan cepat.


"Dokternya nggak ngebolehin (pulang), pas udah hasil ct scannya keluar dokter bilang ini sudah terlalu parah, kalau pulang berbahaya," cerita Boy.


Lebih lanjut, dokter yang menangani Boy William, menyebut infeksi COVID-19 yang diidapnya bahkan bisa membuat ia tak tertolong jika telat dibawa ke rumah sakit.


"(Dokter) bilang bisa berbahaya karena kalau kaya gini COVID-19nya kejaran dengan waktu. (Bisa lewat) karena kejar-kejaran dengan waktu," pungkasnya.


SIMAK SELENGKAPNYA DI SINI

https://trimay98.com/movies/norwegian-woods/