Senin, 01 Februari 2021

APJII Dukung Pemerintah Atur OTT Global

 Jamalul Izza, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) menyambut baik rencana pemerintah untuk mengatur penyedia layanan over the top (OTT) global di Indonesia.

Aturan yang dimaksud mewajibkan penyedia layanan OTT yang menjalankan kegiatan usaha tersebut untuk bekerja sama dengan penyelenggara jaringan telekomunikasi dan/atau penyelenggara jasa telekomunikasi di Indonesia.


"Ini sebenarnya yang kami nantikan selama ini. Alhamdulilah pemerintah mendengarkan aspirasi seluruh anggota APJII. Seluruh anggota APJII akan mendukung dan mengawal peraturan yang dibuat oleh Pemerintah tersebut secara konsisten. Saya bisa pastikan seluruh anggota APJII kompak mensikapi ini," terang Jamalul dalam keterangan yang diterima detikINET.


Sebab selama ini yang menggelar jaringan dan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia adalah anggota APJII. Dengan CAPEX yang mahal dan pengembalian yang besar anggota APJII menggelar jaringan telekomunikasi agar OTT Global tersebut dapat beroperasi di Indonesia.


Namun kenyataannya yang menikmati dan mendapatkan benefit terbesar adalah perusahaan layanan Over-The-Top (OTT) global. Sedangkan kontribusi perusahaan OTT global terhadap perekonomian nasional terbilang tidak ada.

https://cinemamovie28.com/movies/house-husbands-erotic-outdoor-life/


Perusahaan OTT global yang beroperasi di Indonesia juga tidak membayar pajak PPh atau pajak transaksi, maupun non pajak. Padahal untuk menggelar telekomunikasi di Indonesia, anggota APJII membayar PPn, PPh dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lainnya seperti Biaya Hak Penyelenggaraan Telekomunikasi (BHP) jasa telekomunikasi serta membayar kontribusi kewajiban Universal Service Obligation (USO).


Menurut Jamal kewajiban OTT global untuk bekerjasama dengan penyelenggara jaringan atau jasa telekomunikasi ini wujud dari keberpihakkan Pemerintah terhadap perusahaan yang ada di Indonesia. Dengan kewajiban ini menurut Jamalul akan membuat para pengusaha nasional diperlakukan adil oleh Pemerintah.


"Saat ini mereka yang sangat menikmati infrastruktur telekomunikasi yang dibangun di Indonesia. Kita anggota APJII nyaris tidak ada benefit yang diberikan dari kehadiran mereka di Indonesia. Sekarang kontribusi apa yang diberikan OTT global untuk kita dan dan perekonomian Indonesia. Nyaris tidak ada. Jadi yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari adanya infrastruktur telekomunikasi ini ya OTT global. Jadi wajar jika pemerintah mewajibkan OTT global tersebut untuk bekerjasama dengan penyelenggara jaringan atau jasa telekomunikasi yang ada di Indonesia," jelasnya.


Agar regulasi ini tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, Jamalul meminta agar pemerintah dapat segera menurunkan peraturan menteri tentang tata cara pelaksanaan kerjasama antara penyelenggara jaringan dan jasa dengan OTT Global. Menurut Jamalul peraturan ini mutlak dibutuhkan agar kerjasama antara OTT global dengan penyelenggara jaringan dan jasa ini kongkrit.

"Anggota kita kan ada yang korporasi besar dan ada yang UMKM. Jangan sampai OTT global ini merangkul anggota kami yang UMKM hanya untuk mendapatkan surat pernyataan sudah bekerjasama dengan penyelenggara jasa telekomunikasi. Kami tidak menginginkan itu. APJII menginginkan di dalam peraturan menteri nantinya kerjasamanya itu kongkrit sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian Nasional dan anggota kita. Wajib yang kita inginkan seperti sholat. Harus dengan bacaan dan doanya benar. Bukan sholat tanpa bacaan dan doa," kata Jamalul.


Kerjasama yang kongkrit yang diinginkan APJII seperti sewa jaringan, membeli kapasitas atau bandwidth, sewa data center dari penyelenggara jaringan atau penyelenggara jasa telekomunikasi di Indonesia. Sehingga anggota APJII dapat menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.

https://cinemamovie28.com/movies/spinning-man/

Melatih Tenaga Pengajar dengan VR Lewat Program VR Ambassador

 LenteraEdu menggelar program VR Ambassador yang bertujuan memberi kesempatan pada tenaga pengajar seperti guru untuk memanfaatkan virtual reality (VR) dalam proses belajar mengajar.

Program VR Ambassador ini akan dilaksanakan sepanjang enam bulan. Program awalnya akan menargetkan untuk mencetak 100 VR ambassador yang dapat menciptakan pembelajaran inovatif dengan menggunakan teknologi VR dan melakukan ujicoba kepada peserta didik.


Kemudian, para VR Ambassador ini wajib melakukan diseminasi kepada 50 tenaga pendidik di tempat mereka berada. Sehingga memperluas praktik baik dan dampak positif yang diberikan.


LenteraEdu menggandeng Millealab, pembuat produk platform all in one virtual reality. Millealab, sejak tahun 2019 sudah mengadakan program pelatihan pembuatan Virtual Reality dan program kompetisi 1000 guru pionir VR serta 100 sekolah pionir VR di 34 provinsi.


"Kami (Millealab) sebelumnya telah melakukan ujicoba di 10 provinsi dengan bekerja sama dengan sekolah-sekolah yang direkomendasikan jaringan Ikatan Guru Indonesia. Ujicoba yang melibatkan 1800 peserta didik dari jenjang dasar dan menengah ini memberikan hasil yang sangat positif," ujar Andes Rizky, Managing Director Millealab dalam keterangan yang diterima detikINET.


"Dari data ujicoba yang dilakukan, penggunaan VR dapat meningkatkan emosi positif siswa hingga 90 %, meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa pada konteks pembelajaran hingga 80%, dan juga mampu meningkatkan nilai rata-rata kelas hingga 53%," tambahnya.


Kombinasi antara pengalaman pendidik dan fasilitator dari LenteraEdu dengan teknologi bersahabat dari Millealab tentunya akan saling melengkapi sebagai satu kekuatan yang dapat membuka gerbang pendidikan Indonesia ke arah lebih baik.


"Guru dan teknologi adalah katalisator yang dapat mempercepat upaya perubahan, disinilah peran guru sebagai penggerak transformasi untuk menciptakan inovasi pembelajaran melalui pengembangan media belajar berbasis VR. Kolaborasi dengan Milealab merupakan upaya kerja bersama untuk mempercepat laju perubahan tersebut," kata Juliana, Head of Program Putera Sampoerna Foundation dalam keterangan yang sama.


Dukungan dari Kemenperin dan Kementeristek

Kementrian Perindustrian melalui Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA), Gati Wibawaningsih memberikan dukungan kepada LenteraEdu dan Millealab untuk melaksanakan program ini dengan sebaik-baiknya.


Dukungan ini diberikan karena peran VR yang bisa mendukung dunia pelatihan pendidikan vokasi, dan diharapkan VR Ambassador ini juga dapat melanjutkan relasi positif bagi dunia IKMA Indonesia yang membutuhkan inovasi berkelanjutan.


Sementara Kementerian Riset dan Teknologi, lewat Staf Khusus Menristek Danang R. Ginanjar juga mengapresiasi adanya program VR ini, yang menurutnya merupakan bentuk dari inovasi pendidikan yang diharapkan bisa membawa efek ganda.

https://cinemamovie28.com/movies/the-book-thief/


APJII Dukung Pemerintah Atur OTT Global


Jamalul Izza, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) menyambut baik rencana pemerintah untuk mengatur penyedia layanan over the top (OTT) global di Indonesia.

Aturan yang dimaksud mewajibkan penyedia layanan OTT yang menjalankan kegiatan usaha tersebut untuk bekerja sama dengan penyelenggara jaringan telekomunikasi dan/atau penyelenggara jasa telekomunikasi di Indonesia.


"Ini sebenarnya yang kami nantikan selama ini. Alhamdulilah pemerintah mendengarkan aspirasi seluruh anggota APJII. Seluruh anggota APJII akan mendukung dan mengawal peraturan yang dibuat oleh Pemerintah tersebut secara konsisten. Saya bisa pastikan seluruh anggota APJII kompak mensikapi ini," terang Jamalul dalam keterangan yang diterima detikINET.


Sebab selama ini yang menggelar jaringan dan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia adalah anggota APJII. Dengan CAPEX yang mahal dan pengembalian yang besar anggota APJII menggelar jaringan telekomunikasi agar OTT Global tersebut dapat beroperasi di Indonesia.

https://cinemamovie28.com/movies/crank-high-voltage/