Rabu, 02 Desember 2020

Pasien Kanker yang Terjangkit COVID-19 Bisa Infeksius Lebih Lama

 Dalam panduan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus Corona COVID-19 disebut dapat bersifat menular atau infeksius tidak lebih dari 20 hari sejak gejala pertama muncul. Namun, studi terbaru melihat adanya situasi yang bisa membuat waktu infeksius virus jadi lebih lama.

Dalam keterangan yang dipublikasi di New England Journal of Medicine, peneliti melihat terapi yang dapat menekan imun tubuh, seperti misalnya terapi kanker, dapat membuat virus COVID-19 bertahan lama di tubuh. Hal ini diketahui setelah peneliti memeriksa sampel usap dari 20 pasien yang terinfeksi COVID-19.


"Kita tahu dari studi yang sudah ada bahwa bila Anda... secara umum sehat, kemungkinan Anda tidak infeksius lagi setelah beberapa minggu jatuh sakit. Tapi masih sedikit yang kita tahu apa yang terjadi pada pasien-pasien yang immunnya terganggu," kata salah satu peneliti, Mini Kamboj, dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center.


"Apakah waktu (isolasi -red) 20 hari itu sudah cukup atau kita perlu berjaga-jaga untuk waktu yang lebih lama?" lanjutnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/11/2020).


Peneliti menemukan tiga di antara 20 pasien dalam studi ternyata masih infeksius setelah lebih dari tiga minggu sejak gejala pertama muncul. Bahkan ada satu pasien yang terbukti infeksius sampai 61 hari.


Kamboj mengatakan meski hanya sebagian kecil orang yang bisa infeksius dalam jangka panjang, risikonya tetap harus diketahui dan diperhitungkan.


"Risiko residual ini harus diperhatikan," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/naked-gun-33⅓-the-final-insult/


Fakta-fakta Oplas-Sedot Lemak, Rahasia Ratna Listy Tampak Awet Muda


Artis sekaligus penyanyi, bintang sinetron, dan presenter Ratna Listy selalu memperhatikan penampilannya melalui berbagai perawatan kecantikan. Baru-baru ini artis yang mulai aktif di YouTube itu melakukan perawatan wajah dan tubuh di sebuah klinik kecantikan termasuk menjalani operasi pada hidungnya.

Ratna Listy merasa harus pandai merawat kecantikan agar tetap menarik dihadapan audiens. Selain itu, ia merasa bentuk hidungnya tak proporsional dan memilih untuk memperbaiki tulang hidungnya melalui operasi.


"Sebenarnya tidak terasa sakit, namun adanya benjolan tersebut membuat hidung kurang proporsional. Saya enemukan treatment yang cocok sama saya di sini ini nih," ujar Ratna Listy.


Meski tidak memerlukan waktu lama, pemilik klinik kecantikan tempatnya dioperasi mejelaskan perlu adanya perawatan lanjutan bagi Ratna Listy.


Perubahan Ratna Listy juga kerap jadi sorotan netizen. Bagaimana fakta-fakta lain Ratna Listy saat operasi hidung dan sedot lemak?


KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA


Siap-siap! Sebentar Lagi China Distribusikan Vaksin COVID-19, Termasuk ke RI


Dalam beberapa bulan mendatang, China akan mengirimkan ratusan juta dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara yang telah melakukan uji klinis tahap akhir untuk vaksin yang mereka kembangkan.

Kampanye ini disebut bakal memberikan China kesempatan untuk memperbaiki citranya, yang rusak karena kesalahan penanganan awal wabah virus Corona.


China saat ini memiliki lima kandidat vaksin virus Corona dari empat perusahaan yang telah mencapai uji klinis fase 3, langkah pengujian terakhir dan terpenting sebelum persetujuan regulasi. Uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 China setidaknya berlangsung di 16 negara.


Sebagai balasannya, banyak negara yang telah dijanjikan mendapatkan akses awal ke kandidat vaksin potensial dan dalam beberapa kasus, pertukaran teknologi untuk memproduksinya secara lokal.


Sinovac Biotech, pembuat obat yang terdaftar di Nasdaq yang berbasis di Beijing, telah menandatangani kesepakatan untuk memberikan 46 juta dosis vaksin Covid-19 ke Brasil dan 50 juta dosis ke Turki. Ini juga akan memasok 40 juta dosis bulk vaksin, konsentrat vaksin sebelum dibagi menjadi botol kecil, ke Indonesia untuk produksi lokal.


CanSino Biologics, yang mengembangkan vaksin virus Corona dengan unit penelitian militer China, akan mengirimkan 35 juta dosis vaksinnya ke Meksiko, salah satu dari lima negara uji coba.


China National Biotech Group (CNBG), sebuah unit dari raksasa farmasi milik negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), kurang terbuka tentang kesepakatannya. Dua kandidat vaksin perusahaan sedang menjalani uji coba fase 3 di 10 negara, kebanyakan di Timur Tengah dan Amerika Selatan.

https://nonton08.com/movies/naked-singularity/

Gejala COVID-19 Terbaru yang Kerap Tak Disadari Selain Batuk dan Pilek

 Pandemi Virus Corona COVID-19 saat ini tengah melanda dunia. Sudah lebih dari 10 bulan virus Corona bertahan, dan banyak hal yang telah diketahui soal virus COVID-19.

Namun, meski sudah melanda dunia cukup lama, masih banyak yang harus diungkap. Terutama, dalam memahami dan mengidentifikasi gejala COVID-19, masih banyak yang belum diketahui oleh masyarakat.


Banyak pasien Corona yang mengeluhkan gejala COVID-19 yang beragam. Namun, ada beberapa gejala yang tetap menjadi paling umum yang dikeluhkan di antara yang terinfeksi Corona.


Adapun gejala COVID-19 yang paling umum adalah batuk kering, demam, sakit tenggorokan, hidung berarir dan tersumbat, nyeri dada dan sesak napas, kelelahan, hilangnya indra penciuman, infeksi saluran pencernaan.


Meskipun batuk, demam, dan sesak napas merupakan gejala COVID-19 yang paling umum dirasakan, banyak orang tampaknya mengabaikan gejala yang tidak umum pada pasien yang terinfeksi virus COVID-19.


Berikut beberapa gejala COVID-19 terbaru yang kerap tak disadari oleh masyarakat. Apa saja?


1. Sakit perut dan masalah gastrointestinal

Gejala COVID-19 terbaru yang pertama adalah sakit perut. Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh American Journal of Gastroenterology, virus COVID-19 dapat menyebabkan masalah gastrointestinal yang parah pada pasien.


Dalam data yang mengamati sekitar 204 pasien di China, 48,5 persen mengidap masalah perut. Pasien dengan COVID-19 mengeluh sakit perut sebelum mengembangkan gejala lain yang lazim untuk penyakit tersebut.


Masalah gastrointestinal lainnya termasuk diare, mual dan sembelit.


2. Mata merah

Gejala COVID-19 terbaru yang kedua, adalah kasus infeksi mata pada banyak pasien COVID-19 juga meningkat belakangan ini. Konjungtivitis seperti kemerahan dan pembengkakan jaringan putih di mata, telah diidentifikasi sebagai gejala yang jarang tetapi lazim pada pasien virus Corona.


Ini dapat menyebabkan rasa gatal dan kemerahan yang hebat pada mata, setelah itu dapat menyebabkan komplikasi yang parah.


3. Brain fog atau kabut otak

Gejala COVID-19 terbaru berikutnya brain fog atau sering disebut kabut otak. Walaupun kelelahan dan rasa lelah telah diakui sebagai gejala umum pada pasien COVID-19, beberapa orang juga melaporkan keluhan kelelahan mental, yang juga dikenal sebagai kabut otak.


Meskipun kita harus waspada terhadap tanda-tanda paling umum dari virus mematikan, tanda dan gejala lain yang kurang dikenal tidak boleh diabaikan.


Semua harus tetap waspada dan melakukan tes diri segera setelah mereka mengembangkan gejala potensial.

https://nonton08.com/movies/naked-lunch/


Pasien Kanker yang Terjangkit COVID-19 Bisa Infeksius Lebih Lama


Dalam panduan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus Corona COVID-19 disebut dapat bersifat menular atau infeksius tidak lebih dari 20 hari sejak gejala pertama muncul. Namun, studi terbaru melihat adanya situasi yang bisa membuat waktu infeksius virus jadi lebih lama.

Dalam keterangan yang dipublikasi di New England Journal of Medicine, peneliti melihat terapi yang dapat menekan imun tubuh, seperti misalnya terapi kanker, dapat membuat virus COVID-19 bertahan lama di tubuh. Hal ini diketahui setelah peneliti memeriksa sampel usap dari 20 pasien yang terinfeksi COVID-19.


"Kita tahu dari studi yang sudah ada bahwa bila Anda... secara umum sehat, kemungkinan Anda tidak infeksius lagi setelah beberapa minggu jatuh sakit. Tapi masih sedikit yang kita tahu apa yang terjadi pada pasien-pasien yang immunnya terganggu," kata salah satu peneliti, Mini Kamboj, dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center.


"Apakah waktu (isolasi -red) 20 hari itu sudah cukup atau kita perlu berjaga-jaga untuk waktu yang lebih lama?" lanjutnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/11/2020).


Peneliti menemukan tiga di antara 20 pasien dalam studi ternyata masih infeksius setelah lebih dari tiga minggu sejak gejala pertama muncul. Bahkan ada satu pasien yang terbukti infeksius sampai 61 hari.


Kamboj mengatakan meski hanya sebagian kecil orang yang bisa infeksius dalam jangka panjang, risikonya tetap harus diketahui dan diperhitungkan.


"Risiko residual ini harus diperhatikan," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/the-naked-island/