Dalam panduan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus Corona COVID-19 disebut dapat bersifat menular atau infeksius tidak lebih dari 20 hari sejak gejala pertama muncul. Namun, studi terbaru melihat adanya situasi yang bisa membuat waktu infeksius virus jadi lebih lama.
Dalam keterangan yang dipublikasi di New England Journal of Medicine, peneliti melihat terapi yang dapat menekan imun tubuh, seperti misalnya terapi kanker, dapat membuat virus COVID-19 bertahan lama di tubuh. Hal ini diketahui setelah peneliti memeriksa sampel usap dari 20 pasien yang terinfeksi COVID-19.
"Kita tahu dari studi yang sudah ada bahwa bila Anda... secara umum sehat, kemungkinan Anda tidak infeksius lagi setelah beberapa minggu jatuh sakit. Tapi masih sedikit yang kita tahu apa yang terjadi pada pasien-pasien yang immunnya terganggu," kata salah satu peneliti, Mini Kamboj, dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center.
"Apakah waktu (isolasi -red) 20 hari itu sudah cukup atau kita perlu berjaga-jaga untuk waktu yang lebih lama?" lanjutnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/11/2020).
Peneliti menemukan tiga di antara 20 pasien dalam studi ternyata masih infeksius setelah lebih dari tiga minggu sejak gejala pertama muncul. Bahkan ada satu pasien yang terbukti infeksius sampai 61 hari.
Kamboj mengatakan meski hanya sebagian kecil orang yang bisa infeksius dalam jangka panjang, risikonya tetap harus diketahui dan diperhitungkan.
"Risiko residual ini harus diperhatikan," pungkasnya.
https://nonton08.com/movies/naked-gun-33⅓-the-final-insult/
Fakta-fakta Oplas-Sedot Lemak, Rahasia Ratna Listy Tampak Awet Muda
Artis sekaligus penyanyi, bintang sinetron, dan presenter Ratna Listy selalu memperhatikan penampilannya melalui berbagai perawatan kecantikan. Baru-baru ini artis yang mulai aktif di YouTube itu melakukan perawatan wajah dan tubuh di sebuah klinik kecantikan termasuk menjalani operasi pada hidungnya.
Ratna Listy merasa harus pandai merawat kecantikan agar tetap menarik dihadapan audiens. Selain itu, ia merasa bentuk hidungnya tak proporsional dan memilih untuk memperbaiki tulang hidungnya melalui operasi.
"Sebenarnya tidak terasa sakit, namun adanya benjolan tersebut membuat hidung kurang proporsional. Saya enemukan treatment yang cocok sama saya di sini ini nih," ujar Ratna Listy.
Meski tidak memerlukan waktu lama, pemilik klinik kecantikan tempatnya dioperasi mejelaskan perlu adanya perawatan lanjutan bagi Ratna Listy.
Perubahan Ratna Listy juga kerap jadi sorotan netizen. Bagaimana fakta-fakta lain Ratna Listy saat operasi hidung dan sedot lemak?
KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA
Siap-siap! Sebentar Lagi China Distribusikan Vaksin COVID-19, Termasuk ke RI
Dalam beberapa bulan mendatang, China akan mengirimkan ratusan juta dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara yang telah melakukan uji klinis tahap akhir untuk vaksin yang mereka kembangkan.
Kampanye ini disebut bakal memberikan China kesempatan untuk memperbaiki citranya, yang rusak karena kesalahan penanganan awal wabah virus Corona.
China saat ini memiliki lima kandidat vaksin virus Corona dari empat perusahaan yang telah mencapai uji klinis fase 3, langkah pengujian terakhir dan terpenting sebelum persetujuan regulasi. Uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 China setidaknya berlangsung di 16 negara.
Sebagai balasannya, banyak negara yang telah dijanjikan mendapatkan akses awal ke kandidat vaksin potensial dan dalam beberapa kasus, pertukaran teknologi untuk memproduksinya secara lokal.
Sinovac Biotech, pembuat obat yang terdaftar di Nasdaq yang berbasis di Beijing, telah menandatangani kesepakatan untuk memberikan 46 juta dosis vaksin Covid-19 ke Brasil dan 50 juta dosis ke Turki. Ini juga akan memasok 40 juta dosis bulk vaksin, konsentrat vaksin sebelum dibagi menjadi botol kecil, ke Indonesia untuk produksi lokal.
CanSino Biologics, yang mengembangkan vaksin virus Corona dengan unit penelitian militer China, akan mengirimkan 35 juta dosis vaksinnya ke Meksiko, salah satu dari lima negara uji coba.
China National Biotech Group (CNBG), sebuah unit dari raksasa farmasi milik negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), kurang terbuka tentang kesepakatannya. Dua kandidat vaksin perusahaan sedang menjalani uji coba fase 3 di 10 negara, kebanyakan di Timur Tengah dan Amerika Selatan.