Senin, 09 November 2020

Epidemiolog Sebut COVID-19 Belum Tentu Terkendali Meski Kasusnya Turun

  Dalam dua minggu terakhir data kasus harian COVID-19 di Indonesia cenderung turun. Satgas Penanganan COVID-19 bisa melaporkan sekitar 4.000 kasus COVID-19 per hari di awal bulan Oktober, namun kini jumlah tersebut berkurang menjadi sekitar 2.000 sampai 3.000 kasus saja per hari.

Kepala Bidang Pengambangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, dr Masdalina Pane, menjelaskan penurunan kasus tersebut belum tentu menggambarkan kondisi sebenarnya di lapangan. Ini karena secara umum jumlah tes spesimen yang dilakukan juga mengalami penurunan.


"Sampai saat ini untuk Indonesia belum ada tanda-tanda akan berakhir. Walaupun dalam dua minggu tiga minggu terakhir ini angka kasus itu mulai turun, tetapi ternyata testing kita juga turun," kata dr Pande dalam diskusi yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia pada Rabu (4/11/2020).


"Kita masih belum bisa menyatakan bahwa pandemi ini sudah terkendali di negara kita," lanjutnya.


Jumlah pemeriksaan spesimen di Indonesia memang sempat hampir menyentuh angka 50.000 per hari. Namun selama periode libur panjang 28 Oktober sampai 1 November, jumlah spesimen yang diperiksa berkurang. Berikut detailnya:


28 Oktober: 40.572 spesimen, 4.029 kasus baru

29 Oktober: 34.317 spesimen, 3.565 kasus baru

30 Oktober: 24.854 spesimen, 2.897 kasus baru

31 Oktober: 29.001 spesimen, 3.143 kasus baru

1 November: 23.208 spesimen, 2.696 kasus baru

"Kita belum masuk ke second wave, bahkan turun baru beberapa minggu. Masih belum bisa katakan benar-benar murni turun. Apakah karena kasusnya sedikit atau testing kita turun selama seminggu terakhirlah setidaknya," pungkas dr Pane.

https://nonton08.com/movies/baskin/


Tetap Waspada! Ini Penyebab Terjadinya Reinfeksi COVID-19


Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog dr Dirga Sakti Rame menyatakan antibodi yang diproduksi tubuh untuk melawan COVID-19 tak bertahan lama. Sehingga ia mengatakan orang yang sudah sembuh masih dapat terinfeksi virus lagi atau yang biasa disebut reinfeksi.

dr Dirga menuturkan meskipun kasus reinfeksi COVID-19 baru ditemukan kurang dari 30 kasus di dunia, tetapi masyarakat yang sudah sembuh masih berisiko terinfeksi lagi. Untuk itu, ia mengingatkan masyarakat agar tetap hati-hati dan selalu menerapkan protokol kesehatan.


"Sekalipun sudah dinyatakan sembuh, harus tetap hati-hati karena sudah ada informasi soal reinfeksi. Jadi harus tetap melaksanakan protokol kesehatan 3M," ujar dr Dirga dalam keterangan tertulis, Rabu (4/11/2020).


Hal tersebut dikatakan dr Dirga dalam Dialog Produktif 'Vaksin: Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Efektif dan Aman' di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (3/11) kemarin.


Lebih lanjut, dr Dirga memaparkan selain mengenakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun, masyarakat juga diharapkan untuk terus memperhatikan kebersihan, berinteraksi dengan hewan, serta menerima vaksin untuk melindungi diri dan keluarga.


"Kita harus makin waspada, berdasarkan sejarah pandemi ini bisa berulang, seperti sebelumnya ada pandemi influenza," imbuhnya.


Sementara itu, ia juga mengingatkan untuk masyarakat yang hasil pemeriksaannya menunjukkan positif COVID-19, harus tetap berpikir positif dan tenang. Setelah itu langsung berkonsultasi dengan dokter terkait penanganan yang harus dilakukan dan jika perlu minum obat yang telah direkomendasikan.


"Setelah konsultasi ke dokter, baru minum obat. Jangan berinisiatif untuk minum obat-obatan sendiri," tegasnya.


Dirinya pun mengatakan untuk kasus COVID-19 dengan gejala ringan hanya perlu isolasi mandiri, bahkan tanpa perlu mengonsumsi obat-obatan khusus selain yang obat-obatan suportif seperti vitamin atau obat pereda demam dan batuk yang dapat didapatkan secara bebas.

https://nonton08.com/movies/syriana/

Tips Hidup Bersama Diabetesi

 Ketika seseorang terkena diabetes atau bisa disebut diabetesi, cara hidupnya sedikit banyak berubah untuk dapat menangani penyakit tersebut. Pada dasarnya, dalam penanganan diabetes, yang paling berperan adalah diabetesi sendiri.

Dalam 4 Steps to Manage Your Diabetes for Life dari NIDDK dijelaskan agar kondisi diabetes dapat terkontrol dengan baik, diabetesi harus menjalankan pola makan yang sehat, rutin beraktivitas fisik, konsumsi obat sesuai anjuran dokter, serta rutin memeriksa kadar gula darah.


Meskipun yang paling berperan adalah diabetesi itu sendiri, ternyata lingkungan sosial juga berpengaruh lho! Diketahui bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan diabetesi dalam menjalankan pola hidup sehat adalah dukungan sosial yang mereka dapatkan.


Adanya dukungan sosial dari keluarga dan orang terdekat akan menghasilkan tingkat kepatuhan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan dukungan sosial yang didapatkan akan membantu mengurangi stres, meningkatkan tingkat kesadaran diri, serta mendukung perubahan gaya hidup yang kurang sehat.


Lalu apa saja bentuk dukungan sosial yang dapat kita berikan apabila kerabat kita yang memiliki diabetes?

https://nonton08.com/movies/bad-detective-reload/


Pelajari Lebih Detail Mengenai Penyakit Diabetes

Dilansir dari Importance of family/social support and impact on adherence to diabetic therapy, semakin banyak informasi yang kita miliki, semakin banyak hal yang dapat kita lakukan. Selain itu, kita juga dapat mengajak diabetesi untuk lebih mempelajari mengenai penyakit diabetes yang dialaminya.


Tunjukkan Rasa Simpati dan Empati agar Mereka Merasa Didukung Secara Emosional

Hal ini penting karena dukungan emosional bermanfaat mengatasi stres yang dapat berefek negatif terhadap kontrol gula darah.


Bantu Mereka Mengubah Pola Makan Jadi Lebih Sehat

Misalnya mengonsumsi makanan sehat bersama-sama dan hindari membeli dan memilih makanan dan minuman tidak sehat. Selain bermanfaat bagi diabetesi, menjalankan pola makan sehat tentunya juga akan bermanfaat untuk kita.


Ajak Berolahraga Bersama agar Terasa Lebih Menyenangkan

Selain baik buat diabetesi, olahraga juga akan bermanfaat buat kita.


Pelajari Tanda-Tanda Adanya Gangguan

Kita yang hidup bersama dengan diabetesi harus mempelajari tanda-tanda adanya gangguan, termasuk gejala hipoglikemia (kadar gula darah rendah) dan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi).


Menjaga untuk Terlibat Secukupnya

Namun, kita juga perlu menjaga untuk terlibat secukupnya. Dilansir dari familydoctor, jangan sampai kita bertindak berlebihan (misalnya memaksa) karena hal ini justru dapat menimbulkan konflik dan berpotensi mengganggu kemampuan diabetesi dalam merawat dirinya secara mandiri.


Selain tips di atas, kondisi keluarga yang hangat, bersifat menerima, dan akrab juga penting. Kondisi keluarga hangat dan akrab dapat dibentuk dengan hal sederhana, seperti snack dan tea time bersama.


Ketika menikmati snack dan tea time bersama, makanan dan minuman yang dikonsumsi harus diperhatikan agar tetap aman untuk diabetesi, misalnya dengan produk bebas gula. Produk bebas gula dapat menjadi solusi bagi diabetesi untuk memenuhi kebutuhan akan rasa manis tanpa meningkatkan kadar gula darah.


Seperti menikmati tea time bersama Tropicana Slim Hokkaido Cheese Cookies, snack bebas gula yang enak. Yuk, kita juga berperan membantu keluarga kita tersayang untuk bisa tetap hidup manis, meski dengan diabetes.

https://nonton08.com/movies/haunter/