Heboh beredar pesan di Whatsapp soal memakan pisang dan telur secara bersamaan bisa berisiko kematian. Sebuah postingan di Facebook beberapa tahun lalu juga menyebutkan hal yang sama, dan mulai beredar di negara Nigeria. Klaim ini pun semakin menyebar sebulan setelahnya, dan semakin banyak sumber-sumber yang ikut mengunggah pesan tersebut.
Meski begitu, pesan yang beredar tidak secara jelas menyebut penyebab yang membuat makan telur dan pisang secara bersamaan berisiko kematian.
Sempat beredar pula cerita seorang pemuda yang meninggal setelah memakan pisang dan telur secara berbarengan. Namun cerita tersebut belum diketahui kebenarannya. Entah apa yang menyebabkan seseorang meninggal karena mengonsumsi pisang dan telur secara bersamaan. Menurut cerita yang beredar, alergi juga bukan menjadi penyebabnya.
Mengutip Boldsky, pakar kesehatan menyebutkan bahwa mengonsumsi pisang dan telur secara bersamaan ternyata tidak akan memicu dampak kesehatan yang berarti bagi tubuh.
Apa nggak pernah makan bolu pisang? Itu kan isinya telur, tepung, dan pisang
Neng Milani Suhaeni, STr Gz - Ahli Gizi
Pakar kesehatan juga menyebutkan bahwa mereka yang memiliki masalah kesuburan malah sangat disarankan untuk lebih sering mengonsumsi pisang dan telur, termasuk mengonsumsinya secara bersamaan. Karena kedua bahan makanan ini bisa membantu menjaga keseimbangan hormon.
Hal yang sama disampaikan, Ahli gizi Neng Milani Suhaeni, STr Gz, dari Rumah Sakit Firdaus, mengonsumsi telur dan pisang sama sekali tidak berbahaya bagi tubuh.
"Apa nggak pernah makan bolu pisang? Itu kan isinya telur, tepung, dan pisang," jelasnya saat dihubungi detikcom, Selasa (4/2/2020).
Sanksi Apakah yang Layak Bagi Penyebar Hoax Virus Corona?
Semenjak wabah virus corona menghebohkan masyarakat, hoax terkait virus ini pun semakin tak terkendali. Tak sedikit juga orang yang sudah merasa gerah atas aksi dari oknum tidak bertanggung jawab ini.
Menanggapi hal ini, Direktur Pelayanan Sekunder dan Unggulan, dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Dr dr Sukanto, SpPD, K-AI, mengatakan perlunya pemberian hukuman terhadap oknum penyebar hoax.
"Sebenarnya paling gampang ya hukum saja kalau dia menyebarkan sesuatu yang tidak benar," kata dr Sukanto kepada detikcom, Selasa (4/2/2020).
Menurutnya hukuman yang pantas untuk diberikan kepada oknum tersebut ialah sanksi moral. dr Sukanto pun memberikan contoh salah satu sanksi moral kepada oknum penyebar hoax di media sosial.
"Kalau di media sosial kan gampang banget diberikan sanksi moral. Bareng-bareng kita bilang bahwa yang bersangkutan tuh nggak benar, sehingga opini tentang yang disampaikan bersangkutan, orang akan jadi ragu-ragu," ucap dr Susanto.
"Sampai akhirnya orang-orang sadar, ternyata orang ini mengatakan hoax," pungkasnya.
Kira-kira, cukupkah hanya dengan saksi moral?
Respons Kemenkes Soal WNI Tertular Virus Corona di Singapura
Seorang warga negara Indonesia (WNI) positif tertular virus corona di Singapura. Hal ini diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada Selasa (4/2/2020) sore yang baru menemukan empat kasus transmisi lokal.
Dalam keterangan pers dari MOH, WNI tersebut diketahui berjenis kelamin perempuan dan berusia 44 tahun. Ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk seorang warga setempat yang juga positif terjangkit virus corona.
Terkait hal tersebut Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Sesditjen P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, dr Achmad Yurianto, mengatakan kasus ini akan ditangani oleh pemerintah Singapura. Hal ini sesuai dengan prosedur internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Regulasi dunia, protokolnya WHO mengatakan orang sakit itu tidak boleh dikemana-manain, orang sakit itu harus diisolasi, kalau jelas sakit harus diisolasi. Nggak boleh dipindahin ke mana-mana yang harus dilakukan adalah isolasi," kata pria yang akrab disapa Yuri ini pada detikcom.
"Protokolnya harus diisolasi, mau warga negara mana pun protokolnya harus diisolasi," jelasnya.
Namun demikian Yuri mengatakan Kemenkes akan tetap berkoordinasi dengan KBRI Singapura.
"Koordinasi dan pendampingan oleh KBRI Singapura," pungkas dr Yuri.
https://nonton08.com/johnny-english/