Selasa, 01 September 2020

5 Kebiasaan Buruk di Kamar Mandi yang Bisa Datangkan Penyakit

Kamar mandi adalah tempat membuang kotoran sehingga ada ratusan juta bakteri berada di sana. Maka dari itu, Anda harus menjaga kebersihan kamar mandi agar tidak mudah terjangkit penyakit.
Jika Anda termasuk orang yang betah berlama-lama berada di kamar mandi, segera berhenti dari kebiasaan tersebut. Hal ini karena tanpa disadari kebiasaan-kebiasaan berada di kamar mandi ternyata membahayakan kesehatan tubuh.

Lantas, apa saja kebiasaan sepele yang sering dilakukan di kamar mandi yang sebenarnya berdampak buruk bagi kesehatan? Simak 5 penjelasan di bawah ini, seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Menyimpan sikat gigi dekat toilet
Saat membilas toilet, air toilet akan bercampur dengan zat sisa urine atau feses yang dapat terciprat hingga 2 meter. Air cipratan tersebut mengandung bakteri yang akan masuk di sela-sela bulu sikat gigi. Kondisi ini akan berisiko pada kesehatan Anda, karena bakteri dapat bertahan selama seminggu di sikat gigi.

2. Membawa handphone
Dikutip dari Brightside, sekitar 90 persen orang membawa handphone ke kamar mandi. Entah untuk mendengarkan musik, balas chat atau email, dan bermain sosial media agar tidak bosan di toilet.

Kebiasaan ini bisa berdampak bagi kesehatan. Hal ini karena kuman bekas membersihkan badan akan menempel pada handphone dan berisiko menempel pada bagian tubuh, seperti pipi saat sedang telepon.

3. Menggunakan handuk untuk wajah
Bagi Anda yang memiliki masalah kulit, kebiasaan menggunakan handuk untuk mengeringkan wajah bukanlah ide yang baik. Sebab, setiap menggunakan handuk yang sama untuk mengeringkan wajah dan dibiarkan basah, akan membuat bakteri berkembang biak. Sebaiknya, gunakan handuk sekali pakai.

4. Membiarkan handuk basah tergantung di kamar mandi
Menggantung handuk basah di kamar mandi dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Handuk yang dibiarkan lama di kamar mandi akan menjadi lembap yang bisa mengundang jamur dan bakteri berkembang biak.

5. Duduk di toilet lebih dari 15 menit
Sebuah penelitian mengatakan bahwa, duduk di toilet lebih dari 15 menit bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Tekanan ekstra pada pembuluh darah akan menyebabkan wasir yang dapat menyebabkan pendarahan.

Novel Baswedan Sebut Masa Kritis Keluarganya karena COVID-19 Sudah Lewat

 Penyidik KPK Novel Baswedan dan beberapa anggota keluarganya dikabarkan positif terinfeksi virus Corona COVID-19. Istri dan empat orang anak Novel Baswedan terdeteksi positif dengan kondisi minim atau tanpa gejala.
Kini Novel mengabarkan ia dan keluarganya pada hari Selasa (1/9/2020), baru saja selesai melakukan cek kesehatan di poli khusus COVID-19. Hasilnya kondisi mereka baik-baik saja dan menurut keterangan dokter sudah lewat dari masa kritis.

"Alhamdulillah semua hasil tes bagus. Mnrt dokter fase2 kritis virus sdh lewat, tinggal tunggu tahapan isolasi agar baik total. Semoga semua sehat, Aamiiin," cuit Novel Baswedan di Twitter.

Apa yang dimaksud masa kritis virus?
Dikutip dari halaman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pasien positif Corona yang disebut minim gejala bisa dibagi jadi dua kelompok. Ada pasien yang benar-benar tidak memiliki gejala (asimtomatik) atau pasien yang sebenarnya belum muncul gejala (presimtomatik).

"Bedanya adalah orang yang asimtomatik tidak akan sama sekali menunjukkan gejala selama periode infeksi, sementara presimtomatik hanya awalnya saja tidak menunjukkan gejala," tulis WHO.

"Mengetahui dua hal ini akan sangat penting bagi strategi kesehatan publik dalam mengendalikan transmisi," lanjut WHO.
https://cinemamovie28.com/a-sexy-night-on-jeju-island-2/

Peneliti Temukan Kelemahan Vaksin Corona yang Dikembangkan China dan Rusia

Beberapa ilmuwan menyebut vaksin Corona yang dikembangkan China dan Rusia memiliki potensi kelemahan. Hal ini mencuat setelah peneliti melihat kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan negara tersebut didasari oleh virus flu sehingga berpotensi membatasi keefektifannya.
Kedua kandidat yang dimaksud adalah vaksin CanSino Biologics yang dikembangkan China dan vaksin Sputnik V yang dibuat oleh Institut Gamaleya Moskow, Rusia. Alasannya adalah kedua vaksin ini dikembangkan dari modifikasi dari adenovirus tipe 5 atau Ad5.

"Ad5 mengkhawatirkan saya hanya karena banyak orang memiliki kekebalan. Saya tidak yakin apa strategi mereka ... mungkin (vaksin) tidak akan memiliki kemanjuran 70 persen. Mungkin hanya 40 persen, dan itu lebih baik daripada tidak sama sekali, sampai yang lain muncul," kata peneliti vaksin di Universitas John Hopkins, Anna Durbin, dikutip dari Reuters, Selasa (1/9/2020).

Para peneliti telah bereksperimen dengan vaksin berbasis Ad5 untuk melawan berbagai infeksi selama beberapa dekade, tetapi tidak ada yang digunakan secara luas. Metode pengembangan ini mengunakan virus yang dilemahkan sebagai 'vektor' untuk membawa gen dari virus target untuk mendorong respons kekebalan sehingga dapat melawan virus yang sebenarnya.

Hanya saja, menurut para ahli, sudah banyak orang yang memiliki antibodi Ad5 yang dapat menyebabkan sistem kekebalan menyerang vektor alih-alih merespons virus Corona, membuat vaksin ini kurang efektif.

Beberapa peneliti juga mengembangkan vaksin Corona dengan metode lain. Seperti yang dikembangkan oleh Universitas Oxford yang berbasis adenovirus Ad26, jenis yang relatif langka.

"Kandidat vaksin Oxford sepertinya memiliki keuntungan yang lebih baik dibandingkan vaksin CanSino," tutur Dr Zhou Xing, dari Universitas McMaster Kanada.

Xing juga khawatir bahwa vektor Ad5 dosis tinggi dalam vaksin CanSino dapat menyebabkan demam sehingga memicu skeptisisme tentang vaksin.

5 Kebiasaan Buruk di Kamar Mandi yang Bisa Datangkan Penyakit

Kamar mandi adalah tempat membuang kotoran sehingga ada ratusan juta bakteri berada di sana. Maka dari itu, Anda harus menjaga kebersihan kamar mandi agar tidak mudah terjangkit penyakit.
Jika Anda termasuk orang yang betah berlama-lama berada di kamar mandi, segera berhenti dari kebiasaan tersebut. Hal ini karena tanpa disadari kebiasaan-kebiasaan berada di kamar mandi ternyata membahayakan kesehatan tubuh.

Lantas, apa saja kebiasaan sepele yang sering dilakukan di kamar mandi yang sebenarnya berdampak buruk bagi kesehatan? Simak 5 penjelasan di bawah ini, seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Menyimpan sikat gigi dekat toilet
Saat membilas toilet, air toilet akan bercampur dengan zat sisa urine atau feses yang dapat terciprat hingga 2 meter. Air cipratan tersebut mengandung bakteri yang akan masuk di sela-sela bulu sikat gigi. Kondisi ini akan berisiko pada kesehatan Anda, karena bakteri dapat bertahan selama seminggu di sikat gigi.

2. Membawa handphone
Dikutip dari Brightside, sekitar 90 persen orang membawa handphone ke kamar mandi. Entah untuk mendengarkan musik, balas chat atau email, dan bermain sosial media agar tidak bosan di toilet.

Kebiasaan ini bisa berdampak bagi kesehatan. Hal ini karena kuman bekas membersihkan badan akan menempel pada handphone dan berisiko menempel pada bagian tubuh, seperti pipi saat sedang telepon.

3. Menggunakan handuk untuk wajah
Bagi Anda yang memiliki masalah kulit, kebiasaan menggunakan handuk untuk mengeringkan wajah bukanlah ide yang baik. Sebab, setiap menggunakan handuk yang sama untuk mengeringkan wajah dan dibiarkan basah, akan membuat bakteri berkembang biak. Sebaiknya, gunakan handuk sekali pakai.

4. Membiarkan handuk basah tergantung di kamar mandi
Menggantung handuk basah di kamar mandi dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Handuk yang dibiarkan lama di kamar mandi akan menjadi lembap yang bisa mengundang jamur dan bakteri berkembang biak.

5. Duduk di toilet lebih dari 15 menit
Sebuah penelitian mengatakan bahwa, duduk di toilet lebih dari 15 menit bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Tekanan ekstra pada pembuluh darah akan menyebabkan wasir yang dapat menyebabkan pendarahan.
https://cinemamovie28.com/requiem-for-a-vampire/