Sabtu, 29 Agustus 2020

Kisah Sedih Anak SD Beli HP dari Hasil Bongkar Celengan Demi Sekolah Online

Pandemi COVID-19 membuat sekolah-sekolah melakukan tindakan pencegahan penyebaran virus dengan membuat aktivitas kegiatan belajar mengajarnya secara online. Pembelajaran berbasis teknologi dan internet ini pun perlu didukung oleh fasilitas ponsel pintar yang harus dimiliki setiap siswa.
Sayangnya, tidak semua siswa beruntung dan dengan mudah bisa memiliki ponsel untuk melakukan kegiatan belajar secara online. Seperti dialami oleh gadis kecil asal Thailand ini yang harus menghabiskan uang tabungannya untuk membeli ponsel demi bisa mengikuti kelas online.

Baru-baru ini sebuah postingan mengharukan jadi viral di Facebook. Netizen yang bekerja di sebuah toko ponsel ini membagikan kisah seorang gadis kecil dari keluarga kurang mampu yang datang untuk membeli ponsel pintar.

Seperti dilansir Worldofbuzz, gadis kecil itu berjalan ke konter, dan memberikan setumpuk uang kertas kusut dan uang receh ke atas meja.

"Saya ingin membeli telepon baru," kata gadis kecil itu dengan sopan.

Penjaga toko itu bingung melihat gadis kecil membawa begitu banyak uang untuk membeli telepon baru. Ia pun bertanya apakah gadis kecil ini berencana menggunakan ponsel untuk bermain game mobile, seperti yang dilakukan kebanyakan anak-anak kini.

"Tidak, aku membutuhkannya supaya aku bisa bergabung dengan teman-temanku secara online dalam pembelajaran e-learning," jawab gadis kecil itu.

Bahkan, kakeknya, yang menemani gadis kecil itu ke konter bertanya apakah memungkinkan baginya untuk membayar dengan uang receh. Sang kakek rupanya khawatir bahwa toko hanya akan menerima pembayaran melalui kartu atau uang kertas saja.

Postingan tentang gadis kecil yang membongkar tabungannya demi bisa ikut belajar secara online ini pun dikomentari banyak netizen. Tak sedikit dari mereka menyinggung tentang fakta yang menunjukkan bahwa tak semua orang dapat dengan mudah melakukan e-learning.

Rose McGowan Merasa Damai Pemerkosanya Sudah Dijatuhi Hukuman Penjara

Produser kenamaan Hollywood Harvey Weinstein akhirnya mendapat ganjaran hukum karena kejahatan seksual yang dilakukannya. Aktris Rose McGowan yang mengaku sebagai salah satu korban Harvey kini bisa bernapas lega.

"Rasa damai itu akhirnya datang. Orang ini tidak bisa menyakiti siapapun lagi. Dia benar-benar bermasalah. Dia telah menghancurkan kehidupan banyak orang," kata Rose kepada OK! Magazine.

Sejak skandal Hollywood tersebut mengemuka pada akhir 2017, Rose McGowan dengan lantang mengklaim dirinya sebagai salah satu korban Harvey Weinstein.

Menurut pengakuan bintang 'Charmed' tersebut, Harvey pernah memerkosanya pada 1997. Kepada New York Times, Rose lalu membeberkan dirinya diminta untuk tutup mulut dengan imbalan US$ 1 juta.

Tak mau bungkam lagi, Rose menuntut keadilan sampai akhirnya terwujud ketika Harvey Weinstein dijatuhi hukuman 23 tahun penjara beberapa bulan lalu.

Ia dihukum karena melakukan tindakan seksual kriminal tingkat pertama dan pemerkosaan tingkat ketiga. Pihak Harvey Weinstein rencananya akan mengajukan banding atas keputusan dewan juri. "Untung para juri melihat perilaku mesum jadulnya itu," kata Rose.

Kasus Harvey Weinstein ini sempat menggemparkan Hollywood dan dunia. Satu per satu perempuan mengaku sebagai korbannya. Selain Rose, beberapa perempuan juga telah melaporkan Weinstein. Di antaranya aktris Paz de La Huerta yang mengaku diperkosa Weinstein dua kali.
https://nonton08.com/fate-stay-night-heavens-feel-i-presage-flower/

Saran Psikolog untuk Krisdayanti dan Aurel-Azriel yang Berseteru di Medsos

Perseteruan Krisdayanti dengan kedua anaknya dari Anang Hermansyah, Aurel dan Azriel, ramai diperbincangkan karena sudah masuk ranah publik. Hubungan ibu-anak ini memanas akibat perang status di media sosial Instagram.

Hal tersebut dipicu karena kekecewaan Aurel yang tidak bisa bertemu ibunya dalam beberapa bulan terakhir ini. Saat Lebaran bahkan ibu dan anak-anaknya itu tidak bertemu.

Perceraian orangtua yang dilatarbelakangi perselingkuhan memang menjadi tantangan bagi ibu maupun anak untuk tetap menjaga keharmonisan hubungan. Menurut psikolog di sinilah diperlukan kerja sama dari semua pihak agar perasaan anak tidak tersakiti.

"Bagi anak yang paling penting adalah tidak kehilangan cinta, perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Ayah/ibu sambungnya harus dapat menempatkan dirinya secara tepat dan benar agar terjalin hubungan yang harmonis," jelas psikolog Meity Arianty, STP., M. Psi. saat dihubungi Wolipop, Senin (8/6/2020).

Dalam kasus perseteruan Krisdayanti dengan Aurel dan Azriel, menurut Meity, peran ayah maupun ibu sambung penting menjadi penengah di antaranya. Tujuannya agar komunikasi antar mereka bisa berjalan baik dan membantu menemukan solusinya.

"Yang paling penting dalah sebuah kasus perceraian atau permasalahan yang terjadi pada Aurel, Azriel, ibunya dan ayah sambungnya, menurut saya harus terjalin komunikasi untuk saling introspeksi sehingga tidak membuat kegaduhan atau permasalahan menjadi makin panjang serta berlarut-larut di social media," lanjut dosen psikologi di Universitas Gunadarma ini.

Dia juga melanjutkan perseteruan di media sosial pada akhirnya menjadi konsumsi publik, yang seharusnya bisa diselesaikan secara baik-baik. Meity pun menyarankan agar pihak Krisdayanti dan Aurel serta Azriel bertemu langsung untuk menyelesaikan masalah.

"Rasanya masyarakat kita harusnya fokus pada hal-hal yang bermanfaat dan mendapatkan informasi yang lebih positif,sehingga alangkah baiknya jika semua pihak duduk bersama dan menyelesaikan permasalahan dengan baik, karena semua permasalahan tentu memiliki jalan keluar, jadi bukan bisa atau tidak namun mau atau tidak menyelesaikan persoalannya," jelas Meity yang sehari-harinya praktek di Rumah Sakit Hermina dan Lembaga M_Eureka Psychology Consultant.

Kisah Sedih Anak SD Beli HP dari Hasil Bongkar Celengan Demi Sekolah Online

Pandemi COVID-19 membuat sekolah-sekolah melakukan tindakan pencegahan penyebaran virus dengan membuat aktivitas kegiatan belajar mengajarnya secara online. Pembelajaran berbasis teknologi dan internet ini pun perlu didukung oleh fasilitas ponsel pintar yang harus dimiliki setiap siswa.
Sayangnya, tidak semua siswa beruntung dan dengan mudah bisa memiliki ponsel untuk melakukan kegiatan belajar secara online. Seperti dialami oleh gadis kecil asal Thailand ini yang harus menghabiskan uang tabungannya untuk membeli ponsel demi bisa mengikuti kelas online.

Baru-baru ini sebuah postingan mengharukan jadi viral di Facebook. Netizen yang bekerja di sebuah toko ponsel ini membagikan kisah seorang gadis kecil dari keluarga kurang mampu yang datang untuk membeli ponsel pintar.

Seperti dilansir Worldofbuzz, gadis kecil itu berjalan ke konter, dan memberikan setumpuk uang kertas kusut dan uang receh ke atas meja.

"Saya ingin membeli telepon baru," kata gadis kecil itu dengan sopan.