Sabtu, 04 Juli 2020

Cerita Korban Penipuan di Lazada, Uang Jutaan Melayang

Kasus penipuan saat belanja online terjadi lagi. Kali ini dialami pengguna Lazada, uang jutaan rupiah pun melayang.
Kejadian tersebut dialami pasangan suami istri Steven dan Andrea. Lantaran baru menempati rumah baru, mereka ingin mengisi dengan perangkat rumah tangga.

Lantaran kerap di-bombardir iklan diskonan, keduanya pun memilih beli perangkat yang dibutuhkan di Lazada awal Mei lalu.

"Kita belanja banyak barang rumah tangga, salah satunya vacuum cleaner. Total belanja Rp 4,8 jutaan," cerita Andrea saat dihubungi detikINET.

Setelah proses membayar selesai, Steven mengaku ditelpon seseorang yang mengaku dari Lazada. Dia diminta untuk melakukan konfirmasi terkait pengiriman barang.

"Dia bilang karena produk diskon dibutuhkan konfirmasi lagi, benar atau tidak," kata Steven.

Dia kemudian dikirimkan link di bagian chat dengan penjual. Tanpa curiga, Steven mengklik link tersebut.

Tak berapa lama, sang penjual menginformasikan adanya pembatalan massal dari Lazada dan menanyakan soal OTP. Di sinilah kecurigaan Steven timbul, mekin kuat setelah melihat alasan pembatalan karena pembeli berubah pikiran dan ada permintaan refund ke nomor rekening yang tidak dikenal.

Steven pun langsung melapor ke Lazada setengah jam setelah transaksi. Sayangnya meski ditanggapi oleh bagian customer service dan dijanjikan investigasi, dua bulan berlalu tidak ada solusi.

"Kami malah mendapat email refund telah telah terjadi, tapi nggak tau ke rekening mana. Setidaknya dari sana kita bisa lacak agar pihak kepolisian mengungkap," ujar Steven kesal.

"Pas ditanya nomor rekening refund nggak pernah jawab. Malah dapat pesan kejadian ini menjadi pelajaran buat kami," timpal Andrea geram.

Akhirnya pasangan suami istri ini melaporkan kejadian ke pihak kepolisian. Keduanya berharap kasus penipuannya dapat diusut tuntas.

"Untuk berharap uang kembali sih masih fifty-fifty-kan. Saya sih berharapnya orang-orang lebih aware kalau belanja online di sini. Lazada pun jangan tutup mata dengan kasus seperti ini, karena complain kami selalu disepelein," tutur Andrea.

Forum Korban Penipuan
Usai membuat laporan, Steven dan Andrea mendapatkan fakta mengejutkan. Ternyata banyak korban lain yang mengalami kasus serupa.

Kagetnya lagi ternyata banyak forum dan komunitas korban penipuan di Lazada. Steven dan Andrea pun saling bertukar pikiran tentang kasus masing-masing.

"Ada yang cerita beli mesin obras dan mesin jahit, karena yang dia punya rusak. Malah tertipu, jadi dia tidak bisa menjahit lagi padahal penghasilannya dari situ. Akhirnya dia membuat forum itu (korban penipuan Lazada)," ungkap Andrea.

"Kasian juga orang-orang (korban) diginiin terus. Ceritanya lumayan mirip, ada yang di luar daerah dan uangnya melayang tidak kembali," tambah Steven.

Saat ini detikINET telah menghubungi pihak Lazada untuk dimintai respon terkait masalah penipuan di platform mereka ini.

Oknum Karyawan Ajak Pengguna Kenalan, Ini Tindakan Ovo

Oknum karyawan Ovo mengganggu privasi pengguna karena menghubungi secara langsung melalui WhatsApp dan bahkan mengajak berkenalan. Pihak Ovo telah melakukan tindakan pada karyawan bersangkutan.
"Pertama-tama, kami mohon maaf atas terjadinya ketidaknyamanan terkait dengan layanan Ovo. Ovo berkomitmen untuk melindungi privasi data pengguna, sesuai dengan tujuan perusahaan untuk terus memberikan layanan keuangan terbaik bagi masyarakat Indonesia," sebut Sinta Setyaningsih, Head of Public Relations Ovo dalam keterangannya.

"Tindakan oknum karyawan tersebut merupakan pelanggaran berat dari prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan terkait perlindungan data pengguna. Dan saat ini yang bersangkutan sudah tidak berstatus karyawan Ovo," tambahnya.

"Terima kasih atas semua masukan dan kritik, Ovo akan terus memastikan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang," pungkas Sinta.

Seperti diberitakan, seorang user Twitter membagikan screenshot obrolan antara adiknya dengan seorang karyawan dari Ovo. Karyawan tersebut menanggapi permintaan sang adik untuk upgrade akun Ovo, tapi tidak dengan cara yang semestinya.

"Halo @ovo_id ini adek saya mau upgrade akun kemudian dapet chat seperti ini. Apakah memang prosedurnya seperti ini? Jika tidak, kenapa bisa ada chat ke nomer pribadi yang pada dasarnya privasi pengguna jasa ya?," tulisnya.

Dalam percakapan itu, sang oknum karyawan menyapa untuk berkenalan dengan bahasa candaan dan bahkan mengirimkan KTP sang pengguna. Hal tersebut tentu dianggap kurang pantas dan mengganggu privasi.

Beberapa saat kemudian, akun tersebut menginformasikan bahwa pihak Ovo telah menghubunginya dan meminta maaf. Pihak Ovo berjanji melakukan investigasi dan hasilnya kemudian, sang karyawan telah diberhentikan karena perbuatan itu.
https://kamumovie28.com/god-of-gamblers/

Permudah Pengalaman Pelanggan, Gojek Gabungkan Nama Aplikasi di 4 Negara

PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) memperkuat posisinya sebagai super app di Asia Tenggara. Hal ini ditunjukkan dengan rencana pengintegrasian nama aplikasi di empat negara seperti Indonesia, Singapura, Vietnam hingga Thailand yang akan dilakukan pada Agustus 2020 mendatang.
Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan saat ini Gojek beroperasi di Indonesia dan Singapura dengan nama aplikasi Gojek, lalu nama GoViet di Vietnam dan GET di Thailand. Ke depan nama Gojek akan berlaku di empat negara tersebut, sehingga dapat meningkatkan pengalaman pengguna.

"Integrasi aplikasi Gojek di empat negara ini sejalan dengan misi kami mempermudah kehidupan sehari-hari bagi seluruh pengguna, termasuk pada salah satu periode tersulit dalam sejarah ini," ujar Andre dalam keterangannya, Jumat (3/7/2020).

Pengguna Gojek di Indonesia nantinya dapat langsung menggunakan aplikasi Gojek di Singapura, Vietnam maupun Thailand, begitu juga sebaliknya. Andre menuturkan perkembangan tersebut mencerminkan komitmen yang mendalam terhadap inovasi pelanggan.

"Selain itu, integrasi ini merupakan bagian dari strategi bisnis Gojek untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada semua orang di ekosistem kami, hari ini dan di tahun-tahun mendatang," jelasnya.

Sementara itu, Co-CEO Gojek Kevin Aluwi menambahkan pihaknya sangat menantikan peluncuran platform integrasi ini. Ia pun berharap dengan menyatukan teknologi ini, Gojek dapat mengubah pengalaman pelanggan ke arah yang lebih baik melalui berbagai fitur dan produk yang lebih cepat.

"Kami sangat bersemangat untuk meluncurkan platform teknologi baru kami, dan untuk meresmikan kolaborasi erat yang kami miliki dengan tim GET dan GoViet selama bertahun-tahun. Dengan menyatukan teknologi kami, Gojek akan dapat mengubah pengalaman pelanggan, menghadirkan fitur dan produk baru ke pasar lebih cepat, mempercepat skala pelayanan di banyak negara, dan meningkatkan peluang penghasilan bagi mitra kami. Kami terus menerapkan visi kami sembari fokus pada perkembangan Gojek dalam sepuluh tahun ke depan. Kami optimis dengan masa depan Gojek," pungkasnya.

Sebagai informasi, sejak pertama diluncurkan tahun 2015, Gojek telah bertumbuh secara eksponensial menjadi super app dengan lebih dari 170 juta pengguna di seluruh pasarnya. Ke depan Gojek memastikan berbagai layanannya akan kembali dikembangkan lebih cepat baik di Indonesia maupun di negara-negara lain.

Cerita Korban Penipuan di Lazada, Uang Jutaan Melayang

Kasus penipuan saat belanja online terjadi lagi. Kali ini dialami pengguna Lazada, uang jutaan rupiah pun melayang.
Kejadian tersebut dialami pasangan suami istri Steven dan Andrea. Lantaran baru menempati rumah baru, mereka ingin mengisi dengan perangkat rumah tangga.

Lantaran kerap di-bombardir iklan diskonan, keduanya pun memilih beli perangkat yang dibutuhkan di Lazada awal Mei lalu.

"Kita belanja banyak barang rumah tangga, salah satunya vacuum cleaner. Total belanja Rp 4,8 jutaan," cerita Andrea saat dihubungi detikINET.

Setelah proses membayar selesai, Steven mengaku ditelpon seseorang yang mengaku dari Lazada. Dia diminta untuk melakukan konfirmasi terkait pengiriman barang.

"Dia bilang karena produk diskon dibutuhkan konfirmasi lagi, benar atau tidak," kata Steven.

Dia kemudian dikirimkan link di bagian chat dengan penjual. Tanpa curiga, Steven mengklik link tersebut.

Tak berapa lama, sang penjual menginformasikan adanya pembatalan massal dari Lazada dan menanyakan soal OTP. Di sinilah kecurigaan Steven timbul, mekin kuat setelah melihat alasan pembatalan karena pembeli berubah pikiran dan ada permintaan refund ke nomor rekening yang tidak dikenal.

Steven pun langsung melapor ke Lazada setengah jam setelah transaksi. Sayangnya meski ditanggapi oleh bagian customer service dan dijanjikan investigasi, dua bulan berlalu tidak ada solusi.

"Kami malah mendapat email refund telah telah terjadi, tapi nggak tau ke rekening mana. Setidaknya dari sana kita bisa lacak agar pihak kepolisian mengungkap," ujar Steven kesal.

"Pas ditanya nomor rekening refund nggak pernah jawab. Malah dapat pesan kejadian ini menjadi pelajaran buat kami," timpal Andrea geram.

Akhirnya pasangan suami istri ini melaporkan kejadian ke pihak kepolisian. Keduanya berharap kasus penipuannya dapat diusut tuntas.

"Untuk berharap uang kembali sih masih fifty-fifty-kan. Saya sih berharapnya orang-orang lebih aware kalau belanja online di sini. Lazada pun jangan tutup mata dengan kasus seperti ini, karena complain kami selalu disepelein," tutur Andrea.
https://kamumovie28.com/bagi-bagi-dong/