Mempertahankan bisnis di tengah pandemi menjadi tantangan tersendiri untuk pelaku usaha. Namun hal tersebut harus terus dilakukan agar bisnis terus bertahan.
Harus diakui bahwa tidak semua penjualan bisa dilakukan secara online karena terbatas letak geografi dan jenis produk yang dijual. Sebut saja minuman, jika berjualan online pun pasarnya sangat terbatas.
Pengusaha Jaya Setiabudi memiliki beberapa tips untuk pelaku usaha yang tidak bisa beralih ke online agar tetap bisa mempertahankan bisnisnya. Pertama, harus membuat pengumuman besar di depan toko bahwa bisnis yang Anda miliki sudah buka kembali.
"Harusnya kayak soft opening lagi, harusnya semua rumah makan yang sekarang sudah open harus membuat soft opening lagi atau grand opening lagi dengan simple umbul-umbul sudah buka jam sekian sampai sekian," kata dia dalam acara d'Mentor @detikcom, Selasa (30/6/2020).
Pria yang akrab disapa mas J ini menyebut hal itu harus dilakukan agar masyarakat mengetahui bahwa usaha yang Anda miliki sudah buka kembali. Dengan begitu, kemungkinan penjualan bisa kembali kembali normal akan besar.
Kedua, menjemput calon pembeli dengan cara berjualan secara mobile sementara waktu. Misalnya jika bisnis yang dijalankan adalah coffee shop, Anda bisa berjualan di tempat yang ramai orang berolahraga.
"Pindahin tempatnya nggak apa-apa sementara, mungkin pakai armada motor sekarang kan ada motor yang pakai gerobak seperti itu juga boleh. Deketin di tempat mereka mangkal. Cari tempat orang yang ramai misalnya habis olahraga, biasanya habis sepedaan mereka mau nongkrong ngopi, minum, bisa dijualin kayak minuman semacam boba atau kopi," ucapnya.
"Jadi kalau masih mau industri yang sama, produk yang sama ya ke tempat sarang semutnya sekarang berpindah ke mana. Tidak semua kosong kok, dekatin saja," tambahnya.
Gegara Corona, Airbus PHK 15.000 Karyawannya
Produsen pesawat asal Prancis, Airbus mengumumkan rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 15.000 karyawannya di seluruh dunia. Langkah tersebut diambil sebagai upaya perusahaan menghadapi krisis yang disebabkan pandemi COVID-19.
Aksi PHK akan dilaksanakan bergiliran dalam setahun ke depan. Kelompok kedirgantaraan terbesar di Eropa mengungkapkan sekitar 5.000 pekerja di Prancis akan jadi korban PHK, 5.100 lain di Jerman, 900 pekerja dari Spanyol akan dipangkas, termasuk 1.700 di Inggris dan 1.300 di sejumlah daerah lain.
Pemangkasan ini juga termasuk rencana PHK 900 pekerja di AEROTEC Jerman sebelum krisis COVID-19 merebak. Untuk diketahui, karena Corona, Airbus tercatat mengalami kerugian hingga 40% di bisnis yang bernilai US$ 61,8 miliar itu.
"Ini akan menjadi pertempuran besar untuk menyelamatkan pekerjaan," ujar Koordinator CFE-CGC Airbus dikutip dari Reuters, Rabu (1/7/2020).
Serikat buruh di Inggris menyebut langkah yang diambil Airbus akan berakibat fatal terhadap penambahan angka pengangguran. Sementara serikat buruh yang berhaluan keras di Prancis menyebut langkah Airbus itu sebagai 'vandalisme industri' dan mereka siap menentang PHK besar-besaran tersebut.
"Jumlah PHK yang diumumkan oleh Airbus berlebihan. Kami berharap Airbus sepenuhnya menggunakan instrumen yang diberlakukan oleh pemerintah untuk mengurangi PHK," kata seorang narasumber dari Kementerian Keuangan Prancis.
Meski begitu, Airbus tampaknya menolak imbauan tersebut, namun raksasa pabrikan pesawat ini memastikan aksi PHK ini akan dibuat secara sukarela dan langkah-langkah yang lebih baik lainnya. Aksi PHK ini akan mulai diterapkan mulai musim gugur ini dan selesai pada musim panas mendatang.
"Ini kenyataan yang harus kami hadapi dan kami berusaha memberikan perspektif jangka panjang kepada Airbus," kata Kepala Eksekutif AirbusGuillaumeFaury.
https://kamumovie28.com/shokugeki-no-souma-season-3-episode-14/