Jumat, 12 Juni 2020

Pelabuhan Kijing di Kalbar Ditargetkan Operasi Akhir Tahun

Terminal (Pelabuhan) Kijing diperkirakan bakal bisa beroperasi pada akhir tahun ini. Sebab progres fisik pembangunan pelabuhan yang masuk proyek strategis nasional dan dilaksanakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ini sudah mencapai 60% hingga akhir Mei dan ditargetkan selesai pada November 2020. Terminal Kijing akan menjadi pelabuhan berstandar internasional terbesar di Pulau Kalimantan. Sebab keberadaannya akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mempawah, sehingga akan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat.
Menurut Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut, Subagiyo, pembangunan Terminal Kijing telah dimulai sejak tahun 2018 yang diawali dengan ditandatanganinya perjanjian Konsesi Pembangunan dan Pengusahaan Terminal Kijing antara Kementerian Perhubungan dan PT. Pelabuhan Indonesia II (persero) pada bulan Juli 2018.

Ruang lingkup dari perjanjian konsesi ini meliputi pemberian hak kepada PT. Pelabuhan Indonesia II (persero)/IPC untuk melakukan pembangunan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan dengan jangka waktu perjanjian konsesi selama 69 tahun.

"Terminal Kijing merupakan pengembangan dari Pelabuhan Pontianak dan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan tujuan untuk mengantisipasi dan meningkatkan kapasitas Pelabuhan Pontianak," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (11/6/2020).

"Mengingat kondisi Pelabuhan Pontianak yang ada saat ini sulit untuk dikembangkan khususnya dalam melayani kapal yang lebih besar dikarenakan kendala teknis berupa kedalaman alur yang dangkal dan sedimentasi yang tinggi," sambung Subagiyo.

Menurut Subagiyo, meskipun beberapa bulan terakhir Indonesia masih dilanda wabah pandemi COVID-19, tetapi pembangunan infrastruktur di Indonesia, termasuk pembangunan Terminal Kijing terus berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.

Pembangunan Terminal Kijing yang dilaksanakan oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) ini dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama total investasi pembangunan adalah sebesar Rp 14,45 triliun dan ditargetkan akan mulai beroperasi sebagian pada akhir tahun 2020.

"Adapun rencana pembangunan Kijing ini meliputi pembangunan sisi laut (offshore) dan pembangunan sisi darat (onshore) yang berada di dalam lahan seluas 200 hektare tersambung oleh trestle sepanjang 3,5 km," kata Subagiyo.

Subagiyo juga menjelaskan beberapa fasilitas yang akan dibangun di Terminal Kijing ini nantinya meliputi empat zona, yaitu Zona Petikemas dengan total kapasitas 1.950.000 Teus/tahun (Tahap I : 950 Teus/tahun dan Tahap II: 1.000.000 Teus/tahun), Zona Curah Cair dengan total kapasitas sebesar 12.180.000 ton/tahun (Tahap I: 8.340.000 ton/tahun dan Tahap II: 3.840.000 ton/tahun), Zona Kering dengan total kapasitas sebesar 15.000.000 ton/tahun, dan Zona Multipurpose dengan total kapasitas sebesar 1.000.000 ton/tahun (Tahap I: 500.000 Ton/Tahun, Tahap II: 500.000 Ton/Tahun).

Sedangkan pada tahap pertama (Tahap Inisial), lanjut Subagiyo, beberapa fasilitas yang dibangun antara meliputi lapangan Terminal Petikemas ukuran 1.000 m x 100 m, lapangan sisi darat seluar 13, 8 hektare, trestle ukuran 3.450 x 19,8 m, dengan estimasi kapasitas pada terminal petikemas sebanyak 500.000 Teus dan estimasi kapasitas Terminal Multipurpose sebanyak 500.000 ton.

"Saat ini, berdasarkan laporan pelaksanaan progres pekerjaan dari PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) pelaksanaan pembangunan fisik konstruksi Terminal Kijing hingga akhir Mei 2020 telah mencapai sekitar 60% dan ditargetkan akan selesai pada pada bulan November 2020. Dengan demikian sebagian dari pembangunan Terminal Kijing ini akan bisa beroperasi pada Akhir tahun 2020," kata Subagiyo.

Kat Subagiyo, dengan beroperasinya Terminal Kijing ini, ke depan diharapkan akan meningkatkan kuantitas, kualitas serta efisiensi pengelolaan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan khususnya di wilayah di Kalimantan Barat.

"Selain itu, dengan dibangunnya Terminal Kijing diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar-pulau di Indonesia dalam rangka menekan biaya logistik serta sebagai salah satu dari beberapa Pelabuhan yang menjadi komponen program tol laut," tutup Subagiyo.

IHSG Anjlok, Rupiah Kembali Terperosok ke Rp 14.253/US$

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini kembali menguat. Dolar AS berhasil menekuk rupiah dan kembali merangsek ke level Rp 14.000-an.
Mengutip data perdagangan Reuters, Jumat (12/6/2020), nilai tukar dolar AS pada pukul 09.15 WIB berada di level Rp 14.253. Hingga pagi ini, mata uang Paman Sam terpantau bergerak di level Rp 14.002 hingga Rp 14.253.

Penguatan nilai tukar dolar AS terpantau sejak awal pekan ini. Dolar AS kembali menguat terhadap rupiah setelah sempat ditekan hingga ke bawah level Rp 14.000.

Dari data RTI, dolar AS pagi ini ada di level Rp 14.052. Angka ini menguat 50 poin atau 0,36% pada pagi ini.

Dolar AS tercatat menguat 1,3% pada sepekan terakhir. Namun dibandingkan sebulan yang lalu, masih kalah unggul 5,4% terhadap rupiah.

Selain menekan rupiah, dolar AS pagi ini juga menekan yuan China. Namun tertekan oleh dolar Australia, euro, poundsterling, yen Jepang, dan dolar Singapura.

Sementara rupiah meskipun kalah dari dolar AS, pagi ini berhasil menguat terhadap dolar Australia, euro, yuan China, dan dolar Singapura.

Pelabuhan Kijing di Kalbar Ditargetkan Operasi Akhir Tahun

Terminal (Pelabuhan) Kijing diperkirakan bakal bisa beroperasi pada akhir tahun ini. Sebab progres fisik pembangunan pelabuhan yang masuk proyek strategis nasional dan dilaksanakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ini sudah mencapai 60% hingga akhir Mei dan ditargetkan selesai pada November 2020. Terminal Kijing akan menjadi pelabuhan berstandar internasional terbesar di Pulau Kalimantan. Sebab keberadaannya akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mempawah, sehingga akan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat.
Menurut Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut, Subagiyo, pembangunan Terminal Kijing telah dimulai sejak tahun 2018 yang diawali dengan ditandatanganinya perjanjian Konsesi Pembangunan dan Pengusahaan Terminal Kijing antara Kementerian Perhubungan dan PT. Pelabuhan Indonesia II (persero) pada bulan Juli 2018.

Ruang lingkup dari perjanjian konsesi ini meliputi pemberian hak kepada PT. Pelabuhan Indonesia II (persero)/IPC untuk melakukan pembangunan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan dengan jangka waktu perjanjian konsesi selama 69 tahun.

"Terminal Kijing merupakan pengembangan dari Pelabuhan Pontianak dan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan tujuan untuk mengantisipasi dan meningkatkan kapasitas Pelabuhan Pontianak," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (11/6/2020).

"Mengingat kondisi Pelabuhan Pontianak yang ada saat ini sulit untuk dikembangkan khususnya dalam melayani kapal yang lebih besar dikarenakan kendala teknis berupa kedalaman alur yang dangkal dan sedimentasi yang tinggi," sambung Subagiyo.

Menurut Subagiyo, meskipun beberapa bulan terakhir Indonesia masih dilanda wabah pandemi COVID-19, tetapi pembangunan infrastruktur di Indonesia, termasuk pembangunan Terminal Kijing terus berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.

Pembangunan Terminal Kijing yang dilaksanakan oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) ini dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama total investasi pembangunan adalah sebesar Rp 14,45 triliun dan ditargetkan akan mulai beroperasi sebagian pada akhir tahun 2020.
https://indomovie28.net/orgasmic-image-girl-massage-2/