Senin, 01 Juni 2020

Pasien Meninggal Positif Corona, Kemenkes Jelaskan Kenapa Sempat Negatif

 Seorang pegawai Telkom yang meninggal di Rumah Sakit Dr Hafidz (RSDH) Cianjur sempat dinyatakan negatif virus Corona. Belakangan diketahui, almarhum ternyata positif Corona. Kementerian Kesehatan menjelaskan perubahan hasil tes dari negatif ke positif COVID-19 itu.
"Pemeriksaan menjadi positif nggak bisa sekali periksa langsung positif. Beberapa kasus PDP (pasien dalam pengawasan), kita memeriksa 2 hingga 3 kali baru ketahuan dan positif COVID-19," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, kepada wartawan, Minggu (15/3/2020).

Yurianto merupakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan. Dia menjelaskan, hasil tes COVID-19 baru diketahui hasilnya setelah tiga kali pemeriksaan. Masing-masing pemeriksaan makan waktu tiga hari.

"Butuh proses. Tidak kemudian sekali datang langsung positif," kata Yuri.

Pasien yang meninggal di Cianjur ini mengembuskan napas terakhirnya pada 3 Maret lalu. Yuri menjelaskan, pasien tersebut awalnya dirawat di Bekasi dan dites COVID-19 di situ, hasilnya negatif. Si pasien tersebut sudah mengalami berbagai macam penyakit, yakni diabetes hingga hipertensi. Namun demikian, si pasien dipulangkan dari rumah sakit usai dinyatakan sembuh oleh rumah sakit di Bekasi.

Si pasien kemudian bepergian ke Cianjur. Di lokasi ini, kondisi kesehatan si pasien memburuk dan dibawa ke RSDH. Dia dites COVID-19 lagi.

"Karena kondisinya memburuk, diambil lagi spesimen kedua. Belum selesai pemeriksaan spesimen kedua, dia meninggal. Sehingga pemeriksaan spesimen kedua, baru diberikan terakhir, ternyata positif. Itu sudah diketahui setelah meninggal," kata Yuri.

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyatakan warganya itu meninggal dunia dan sempat dinyatakan negatif COVID-19. Belakangan barulah diketahui, si pasien tersebut positif COVID-19.

"Satu warga Bekasi di Cianjur yang meninggal dunia. Kemudian di Kabupaten Bekasi ada istri dan anak dari pasien meninggal dunia di Cianjur juga positif (Corona)," kata pria yang akrab disapa Emil itu di Gedung Pakuan, Kota Bandung, tadi.

Cara Pakai Masker yang Benar Agar Tak Menularkan Virus Corona

 Saat ini total sebanyak 117 kasus virus corona yang ada di Indonesia. Delapan di antaranya dinyatakan sembuh, 5 lainnya dilaporkan meninggal.
Menggunakan masker adalah hal wajib bagi kamu yang sedang sakit agar tak menularkan orang lain. Namun masih banyak yang belum tahu nih bagaimana seharusnya memakai masker yang benar. Berikut cara memakai masker yang benar menurut dokter:

Bisa Langsung Pakai Nggak Sih?
Jika kamu terbiasa langsung memakai masker tanpa memastikan kebersihan tangan, itu keliru. Menurut dokter spesialis pulmonologi dari Rumah Sakit (RS) Awal Bros Tangerang, dr Fitri Rahayu Sari, SpP, hal yang paling penting dilakukan sebelum memakai masker adalah mencuci tangan.

Bagian Mana yang Pertama Kali Dipegang?
Saat mengambil masker, dr Fitri menyarankan untuk mengeluarkan masker dari tempatnya dengan memegang bagian talinya. Selain itu, pastikan masker dalam kondisi yang baik dan tali untuk mengaitkannya kuat.

Bagian Mana yang Harus Ada di Depan? Sisi Berwarna atau Sisi Putih?
Menurut dr Fitri, apa pun warna maskernya, kamu harus selalu menempatkan sisi berwarna di bagian depan, bukan malah sebaliknya.

"Untuk memakai masker medis yang ada berbagai macam warna seperti hijau, pink, dan biru, yang berwarna harus di depan, jangan sampai terbalik," jelasnya kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
http://cinemamovie28.com/death-note-episode-13/

Sudah Jangkiti 141 Negara, Begini 4 Fase Virus Corona Menyerang Tubuh

Hingga kini, virus corona COVID-19 telah menyebabkan 5.720 kematian di seluruh dunia. Tercatat sudah ada 152.428 kasus positif tersebar di 141 negara.
Bagaimana sih kondisi seseorang yang terserang virus corona COVID-19? Dikutip dari BBC, begini cara virus corona COVID-19 saat menyerang tubuh:

Masa Inkubasi
Virus corona COVID-19 menginfeksi sel-sel yang melapisi tenggorokan, saluran udara, dan paru-paru. Ketika virus masuk ke dalam tubuh, virus akan terus berkembang dan menginfeksi lebih banyak sel.

Pada tahap ini, sebagian orang yang terinfeksi tidak akan merasakan sakit bahkan beberapa orang tidak pernah mengalami gejala. Waktu gejala pertama muncul sangat bervariasi, tetapi rata-rata lima hari.

Penyakit Ringan
Gejala yang timbul pada tahap ini seperti demam, batuk, sakit badan, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Tahap ini berlangsung sekitar satu minggu.

Sebagian orang bisa pulih karena sistem kekebalan tubuh yang kuat dapat memerangi virus ini. Namun, beberapa lainnya akan masuk ke tahap yang lebih serius dari virus corona COVID-19.

Penyakit Parah
Jika penyakit ini berkembang, itu disebabkan sistem kekebalan tubuhnya lemah, dan akan meradang di tubuh.

"Virus ini memicu ketidakseimbangan dalam respon kekebalan tubuh, ada terlalu banyak peradangan, bagaimana menyembuhkannya ini kita belum tahu," kata dr Nathalie MacDermott, spesialis penyakit menular, dari King's College London.

Pada tahap ini seseorang akan mengalami sesak napas hingga kesulitan bernapas.

Penyakit Kritis
Pada fase ini, seseorang berisiko mengalami kematian karena tubuh mulai gagal mendapatkan oksigen yang cukup. Hal ini terjadi karena dia mengalami peradangan di paru-paru.

Sistem kekebalan tubuh berada di luar kendali dan menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh. Tekanan darah turun secara drastis dan menghentikan kerja organ-organ pada tubuh.

Peradangan luas di paru-paru akan menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut yang dapat menghentikan ginjal dan merusak lapisan usus. Senior Clinical Lecturer dari Univesitas of Exter Dr Bharat Pankhania juga mengatakan virus ini menyebabkan tingkat peradangan yang sangat besar sehingga menyebabkan kematian dan kegagalan multi-organ.

Pasien Meninggal Positif Corona, Kemenkes Jelaskan Kenapa Sempat Negatif

 Seorang pegawai Telkom yang meninggal di Rumah Sakit Dr Hafidz (RSDH) Cianjur sempat dinyatakan negatif virus Corona. Belakangan diketahui, almarhum ternyata positif Corona. Kementerian Kesehatan menjelaskan perubahan hasil tes dari negatif ke positif COVID-19 itu.
"Pemeriksaan menjadi positif nggak bisa sekali periksa langsung positif. Beberapa kasus PDP (pasien dalam pengawasan), kita memeriksa 2 hingga 3 kali baru ketahuan dan positif COVID-19," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, kepada wartawan, Minggu (15/3/2020).

Yurianto merupakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan. Dia menjelaskan, hasil tes COVID-19 baru diketahui hasilnya setelah tiga kali pemeriksaan. Masing-masing pemeriksaan makan waktu tiga hari.

"Butuh proses. Tidak kemudian sekali datang langsung positif," kata Yuri.

Pasien yang meninggal di Cianjur ini mengembuskan napas terakhirnya pada 3 Maret lalu. Yuri menjelaskan, pasien tersebut awalnya dirawat di Bekasi dan dites COVID-19 di situ, hasilnya negatif. Si pasien tersebut sudah mengalami berbagai macam penyakit, yakni diabetes hingga hipertensi. Namun demikian, si pasien dipulangkan dari rumah sakit usai dinyatakan sembuh oleh rumah sakit di Bekasi.
http://cinemamovie28.com/death-note-episode-15/