Militer Suriah dilaporkan mencegat sejumlah peluru kendali Israel yang dilepaskan ke arah sebuah fasilitas penelitian di Provinsi Aleppo pada Senin (4/5) kemarin.
"Pertahanan udara Suriah mencegat serangan Israel yang mengarah ke pusat penelitian di Provinsi Aleppo," demikian laporan kantor berita Suriah, SANA, pada Selasa (5/5).
Mengutip sumber militer Suriah, SANA menuturkan rudal-rudal itu ditembakkan ke arah sejumlah "situs militer" di daerah Al-Safira, tenggara Aleppo.
Dilansir AFP, kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights melaporkan bahwa serangan rudal itu menyebabkan "ledakan berbahaya" di daerah tersebut.
Lembaga itu menuturkan rudal-rudal Israel itu menargetkan depot senjata milik milisi pro-Iran dan pasukan pemerintah Suriah. Mereka memaparkan Israel juga meluncurkan serangan kedua di timur Suriah tak lama setelah serangan pertama.
Pesawat tempur Israel menghantam basis milisi pro-Iran di gurun Mayadeen.
Hingga kini belum ada laporan mengenai jumlah korban maupun kerusakan akibat serangan rudal itu. Sampai saat ini pula Israel belum menerbitkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.
Jika insiden ini terkonfirmasi, serangan kemarin merupakan serangan Israel yang kelima kali ke Suriah dalam dua pekan terakhir.
Israel telah tercatat meluncurkan ratusan serangan ke Suriah sejak 2011, ketika perang sipil antara kelompok pemberontak dan pasukan Presiden Bashar Al-Assad pecah. Serangan-serangan Israel itu berupaya menargetkan pasukan pemerintahan Assad dan pasukan Iran yang merupakan sekutu Suriah.
Israel jarang sekali mengonfirmasi langsung rincian operasi serangannya ke Suriah. Namun, Tel Aviv kerap mengatakan bahwa dukungan Iran terhadap Presiden Bashar Al-Assad merupakan ancaman terhadap Israel.
Stasiun TV China Sebut Menlu AS Tidak Waras soal Virus Corona
Stasiun televisi pemerintah China, CCTV, menyebut pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, terkait asal-usul virus corona yang memicu pandemi Covid-19 tidak waras dan berusaha mengelak, sehingga semakin memicu ketegangan kedua negara.
Seperti dilansir AFP, Selasa (5/5), Pompeo pada Minggu pekan lalu mengatakan mempunyai bukti yang menunjukkan virus mematikan itu berasal dari sebuah laboratorium di China, klaim ini berulang kali ditolak oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai pakar ilmiah.
Virus corona telah membunuh lebih dari 247.000 orang dan 3,5 juta telah terinfeksi di seluruh dunia.
Tajuk pemberitaan CCTV terkait Pompeo berjudul "Pompeo yang jahat secara sembarangan menyebarkan racun dan kebohongan".
Editorial itu menyitir pendapat Direktur Eksekutif WHO, Mike Ryan, dan pakar virus asal Universitas Columbia, W Ian Lipkin. Keduanya berpendapat virus itu berasal dari alam dan bukan hasil rekayasa manusia di laboratorium.
"Pernyataan yang salah dan tidak masuk akal dari para politisi Amerika ini memperjelas kepada banyak orang bahwa mereka tidak mempunyai bukti. Apa yang disebut 'virus yang lepas dari sebuah laboratorium Wuhan', sepenuhnya adalah kebohongan. Politisi Amerika menggeser kesalahan dan menekan China ketika upaya anti-epidemi domestik mereka berantakan," demikian isi editorial tersebut.
Dua editorial lainnya diterbitkan pada Senin kemarin oleh surat kabar pemerintah China, People's Daily, menyerang Pompeo dan mantan penasihat Gedung Putih Steve Bannon. Mereka menyebut keduanya sebagai sepasang badut pembohong dan mengecam Bannon sebagai 'fosil hidup Perang Dingin'.
Pekan lalu Bannon dalam sebuah acara bincang-bincang sayap kanan AS mengatakan China telah melakukan serangan "Chernobyl biologis" terhadap AS, dan mendukung teori bahwa virus itu berasal dari Institut Virologi Wuhan, sejalan dengan yang digaungkan oleh Gedung Putih.