Salah seorang petinggi militer Amerika Serikat, yakni Jenderal Mark Milley mengaku tidak tahu apakah virus corona (Covid-19) benar-benar berasal dari laboratorium di Wuhan, China atau tidak.
Pernyataan itu bertentangan dengan Presiden Donald Trump yang yakin virus corona berasal dari laboratorium di Wuhan, China. Mengutip CNN, Milley mengatakan belum ada bukti konklusif.
"Apakah itu keluar dari laboratorium virologi di Wuhan, apakah itu terjadi di pasar basah di sana di Wuhan atau apakah itu terjadi di tempat lain? Dan jawabannya adalah kita tidak tahu," kata Milley mengutip CNN, Rabu (6/5).
Milley mengatakan sejauh ini memang masih belum diketahui pasti virus corona tersebut muncul alamiah atau buatan manusia. Belum ada bukti kuat untuk menyimpulkan hal tersebut.
Meski demikian, dia juga berharap Pemerintah China mengizinkan tim untuk menyelidiki asal usul virus corona. Menurutnya itu akan membantu pengungkapan dari mana virus corona berasal.
"Ini akan sangat membantu jika pemerintah Tiongkok mau membuka dan mengizinkan penyelidik untuk pergi ke sana dengan transparansi penuh sehingga dunia dapat mengetahui sumber asli yang sebenarnya sehingga kita mendapat pelajaran untuk mencegah wabah di masa depan," kata Milley.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyebut virus corona berasal dari salah satu laboratorium di Wuhan, China. Dia mengaku punya bukti mengenai hal itu meski sejauh ini belum dipaparkan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan hal serupa pada Senin (4/5). Dia bersikukuh memiliki bukti kuat bahwa virus corona berasal dari laboratorium di Wuhan, China.
Tudingan Trump ditampik pemerintah China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menyatakan bahwa Pemerintah Amerika Serikat cenderung spekulatif.
"Kami belum menerima data atau bukti spesifik dari pemerintah Amerika Serikat yang berkaitan dengan asal-usul virus. Jadi dari sudut pandang kami ini masih spekulatif," ucap Ryan mengutip AFP, Selasa (5/5).
Trump Klaim Tak Terlibat dalam Misi Penculikan Maduro
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki kaitan dengan sekelompok tentara yang ditangkap di Venezuela. Diketahui, tentara tersebut diduga ingin menangkap Presiden Nicolas Maduro.
"Itu tidak ada hubungannya dengan pemerintah kita," kata Trump di Gedung Putih, mengutip AFP, Selasa (5/5).
Sejauh ini, Trump mau pun pejabat pemerintah AS lainnya belum menjelaskan lebih lanjut ihwal tudingan pemerintah Venezuela.
Sebelumnya, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengklaim pihaknya telah menangkap sekelompok tentara bayaran, termasuk dua orang warga Amerika Serikat, yang diutus untuk menangkapnya. Mengutip Associated Press, tentara bayaran tersebut ditangkap pada Senin (4/5).
Mereka dilaporkan sempat menyerang pantai di Venezuela untuk menangkap Maduro. Maduro juga sempat memperlihatkan dua buah paspor dengan lambang negara Amerika Serikat saat jumpa pers Senin lalu (4/5).
"Mereka yang ditangkap dalam penyerbuan tersebut adalah warga Amerika Serikat Airan Berry Sack, yang mengaku sebagai seorang tentara bayaran profesional AS, dan ajudan (Presiden AS) Donald Trump, dan Luke Alexander Denman, juga merupakan ajudan Donald Trump. Mereka dan seluruh anggota kelompok teroris tersebut sudah mengaku," kata Maduro.
Mantan anggota korps Baret Hijau Angkatan Darat AS, Jordan Goudreau menyatakan dia serta Luke dan Airan memang ditugaskan dalam operasi militer bersandi "Gideon" untuk menangkap Maduro serta menumbangkan rezim pemerintahan Venezuela.