Beberapa waktu lalu, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa hydroxychloroquine atau obat anti-malaria sangat berpotensi untuk mengatasi wabah virus Corona COVID-19. Bahkan obat ini telah digunakan untuk merawat 4.000 pasien Corona di New York.
Dalam beberapa kasus, penggunaan hydroxychloroquine dikombinasikan dengan obat lainnya, seperti antibiotik Zithromax atau azithromycin. Hasil yang diberikan pun cukup menjanjikan.
Apa sih hydroxychloroquine itu?
Hydroxychloroquine adalah obat quinoline yang digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit malaria, yaitu penyakit yang disebabkan parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk. Tetapi, obat ini tidak efektif untuk mengatasi semua jenis malaria.
Mengutip Medlineplus, obat ini juga ditujukan untuk anti-rematik. Bisa digunakan untuk mengobati gejala rheumatoid arthritis, untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada radang sendi.
Selain itu, kegunaan lain dari obat ini juga bisa mencegah dan mengobati discoid lupus erythematosus (DLE) suatu kondisi peradangan kronis pada kulit. Dan, systemic lupus erythematosus (SLE) yaitu suatu kondisi peradangan kronis pada tubuh.
Apa ada efek sampingnya?
Seperti obat pada umumnya, hydroxychloroquine juga memiliki efek samping saat mengkonsumsinya. Beberapa efek samping yang biasanya muncul, seperti:
- Sakit kepala
- Mual
- Diare
- Sakit perut
- Pusing
- Kehilangan selera makan
- Muntah
- Ruam
Dilansir dari Drugs, ada beberapa efek samping lain yang jarang terjadi. Misalnya terjadi perubahan pigmen kulit, perubahan rambut, otot lemah, kehilangan penglihatan, hingga gangguan aritmia jantung jika dosisnya tidak sesuai.
Dosis penggunaan
Dalam mengkonsumsi hydroxychloroquine harus sesuai dengan arahan dokter. Jangan mengkonsumsinya kurang atau lebih dari dosis yang diberikan. Bahkan, penggunaan hydroxychloroquine ini hanya diberikan setiap satu minggu sekali atau tergantung arahan yang diberikan.
Untuk mengobati pasien virus Corona, Badan Badan Pengawas Makanan dan Obat Federal telah memberikan izin penggunaan darurat hydroxychloroquine ini. Tapi, obat ini harus melalui penelitian yang lebih lanjut lagi.
Diduga Corona, Puluhan Mayat dalam Truk Membusuk di Rumah Duka di AS
Polisi menemukan 100 mayat ditumpuk di truk yang tidak didinginkan di luar rumah duka di Brooklyn, pada Rabu (29/4/2020) setelah adanya keluhan dari warga yang terus melaporkan adanya bau busuk di daerah tersebut. Pihak berwenang menemukan truk U-Haul tanpa pendingin yang digunakan untuk menyimpan mayat di depan Rumah Pemakaman Andrew T. Cleckley di Flatlands, Brooklyn, New York, Amerika Serikat.
Laporan ABC News menemukan ada sekitar 50 mayat yang disimpan di setiap truk karena fasilitas rumah duka kewalahan mengimbangi lonjakan jenazah yang luar biasa akibat wabah virus Corona. Polisi menemukan mayat-mayat tersebut telah mengalami pembusukan.
Pemilik rumah duka mengatakan kepada pejabat kota bahwa pendingin mereka berhenti bekerja dan terpaksa menggunakan truk sebagai penyimpanan sementara sembari menunggu proses pemakaman atau kremasi.
Seorang warga menuturkan sudah berminggu-minggu selalu ada truk di depan rumah duka tersebut. "Anda bisa mencium bau kematian," ujarnya.
Rumah duka di seluruh Kota New York telah kewalahan dalam beberapa pekan terakhir selama pandemi coronavirus. Mereka diharuskan menyimpan mayat yang menunggu penguburan atau kremasi dalam kondisi khusus agar mencegah infeksi.
Beberapa rumah duka terpaksa mendatangkan truk pendingin untuk karena tak ada lagi ruang yang tersisa untuk menyimpan mayat dengan benar.
Walikota Bill de Blasio menyebut situasi tersebut sama sekali tidak dapat diterima dan pemerintah akan mengambil langkah untuk mencegah insiden serupa kembali terjadi.
"Aku tidak tahu bagaimana rumah duka bisa membiarkan ini terjadi. Kenapa mereka tidak menginfokan dan pergi ke kantor polisi New York untuk meminta bantuan," tutur Blasio.