Jumat, 01 Mei 2020

Disebut Potensial Sebagai Obat Virus Corona, Apa Itu Hydroxychloroquine?

Beberapa waktu lalu, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa hydroxychloroquine atau obat anti-malaria sangat berpotensi untuk mengatasi wabah virus Corona COVID-19. Bahkan obat ini telah digunakan untuk merawat 4.000 pasien Corona di New York.
Dalam beberapa kasus, penggunaan hydroxychloroquine dikombinasikan dengan obat lainnya, seperti antibiotik Zithromax atau azithromycin. Hasil yang diberikan pun cukup menjanjikan.

Apa sih hydroxychloroquine itu?

Hydroxychloroquine adalah obat quinoline yang digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit malaria, yaitu penyakit yang disebabkan parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk. Tetapi, obat ini tidak efektif untuk mengatasi semua jenis malaria.

Mengutip Medlineplus, obat ini juga ditujukan untuk anti-rematik. Bisa digunakan untuk mengobati gejala rheumatoid arthritis, untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada radang sendi.

Selain itu, kegunaan lain dari obat ini juga bisa mencegah dan mengobati discoid lupus erythematosus (DLE) suatu kondisi peradangan kronis pada kulit. Dan, systemic lupus erythematosus (SLE) yaitu suatu kondisi peradangan kronis pada tubuh.

Apa ada efek sampingnya?

Seperti obat pada umumnya, hydroxychloroquine juga memiliki efek samping saat mengkonsumsinya. Beberapa efek samping yang biasanya muncul, seperti:

- Sakit kepala
- Mual
- Diare
- Sakit perut
- Pusing
- Kehilangan selera makan
- Muntah
- Ruam

Dilansir dari Drugs, ada beberapa efek samping lain yang jarang terjadi. Misalnya terjadi perubahan pigmen kulit, perubahan rambut, otot lemah, kehilangan penglihatan, hingga gangguan aritmia jantung jika dosisnya tidak sesuai.

Dosis penggunaan

Dalam mengkonsumsi hydroxychloroquine harus sesuai dengan arahan dokter. Jangan mengkonsumsinya kurang atau lebih dari dosis yang diberikan. Bahkan, penggunaan hydroxychloroquine ini hanya diberikan setiap satu minggu sekali atau tergantung arahan yang diberikan.

Untuk mengobati pasien virus Corona, Badan Badan Pengawas Makanan dan Obat Federal telah memberikan izin penggunaan darurat hydroxychloroquine ini. Tapi, obat ini harus melalui penelitian yang lebih lanjut lagi.

Diduga Corona, Puluhan Mayat dalam Truk Membusuk di Rumah Duka di AS

Polisi menemukan 100 mayat ditumpuk di truk yang tidak didinginkan di luar rumah duka di Brooklyn, pada Rabu (29/4/2020) setelah adanya keluhan dari warga yang terus melaporkan adanya bau busuk di daerah tersebut. Pihak berwenang menemukan truk U-Haul tanpa pendingin yang digunakan untuk menyimpan mayat di depan Rumah Pemakaman Andrew T. Cleckley di Flatlands, Brooklyn, New York, Amerika Serikat.
Laporan ABC News menemukan ada sekitar 50 mayat yang disimpan di setiap truk karena fasilitas rumah duka kewalahan mengimbangi lonjakan jenazah yang luar biasa akibat wabah virus Corona. Polisi menemukan mayat-mayat tersebut telah mengalami pembusukan.

Pemilik rumah duka mengatakan kepada pejabat kota bahwa pendingin mereka berhenti bekerja dan terpaksa menggunakan truk sebagai penyimpanan sementara sembari menunggu proses pemakaman atau kremasi.

Seorang warga menuturkan sudah berminggu-minggu selalu ada truk di depan rumah duka tersebut. "Anda bisa mencium bau kematian," ujarnya.

Rumah duka di seluruh Kota New York telah kewalahan dalam beberapa pekan terakhir selama pandemi coronavirus. Mereka diharuskan menyimpan mayat yang menunggu penguburan atau kremasi dalam kondisi khusus agar mencegah infeksi.

Beberapa rumah duka terpaksa mendatangkan truk pendingin untuk karena tak ada lagi ruang yang tersisa untuk menyimpan mayat dengan benar.

Walikota Bill de Blasio menyebut situasi tersebut sama sekali tidak dapat diterima dan pemerintah akan mengambil langkah untuk mencegah insiden serupa kembali terjadi.

"Aku tidak tahu bagaimana rumah duka bisa membiarkan ini terjadi. Kenapa mereka tidak menginfokan dan pergi ke kantor polisi New York untuk meminta bantuan," tutur Blasio.

Klaim Punya Bukti, Trump Yakin Virus Corona Berasal dari Laboratorium di Wuhan

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meyakini bahwa virus Corona (COVID-19) berasal dari laboratorium virologi China. Trump bahkan mengklaim memiliki bukti soal itu.
Dilansir Reuters, Jumat (1/5/2020), Trump pada Kamis (30/4) lalu mengaku sudah melihat bukti yang memberinya 'tingkat kepercayaan yang tinggi' jika virus mematikan itu berasal dari Institut Virologi Wuhan, China. Namun, Trump enggan membeberkan bukti yang dimilikinya.

"Ya, ya sudah," katanya, menolak untuk memberikan spesifik.

"Aku tidak bisa memberitahumu itu. Saya tidak diizinkan memberi tahu Anda tentang itu," imbuh Trump.

Trump mengatakan bahwa ada kemungkinan China tidak dapat menghentikan penyebaran virus Corona atau membiarkannya menyebar. Dia menolak mengatakan apakah dia menganggap Presiden China Xi Jinping bertanggung jawab atas apa yang dia sebut sebagai informasi yang salah tentang kemunculan virus Corona.

Trump sebelumnya juga menuturkan, pemerintahannya telah berusaha untuk menentukan apakah virus Corona berasal dari laboratorium Wuhan. Hal itu menyusul laporan media yang menyebut diduga virus itu telah disintesis secara buatan di laboratorium yang didukung negara China atau mungkin melarikan diri dari fasilitas seperti itu.

Beberapa pekan terakhir ini, Trump memang telah menunjukkan rasa frustrasi yang meningkat terhadap China. Hal itu, lantaran pandemi virus Corona telah menyebabkan puluhan ribu nyawa di Amerika Serikat, hingga memicu kontraksi ekonomi dan mengancam peluangnya untuk terpilih kembali pada November.

Hal itu pun membuat hubungan AS dan China semakin memanas karena bersitegang mengenai asal mula virus Corona. Beijing menyebut militer AS mungkin membawa virus ke China dan Trump mengatakan China gagal memperingatkan dunia akan risiko secara tepat waktu dan transparan.

Sementara, Institut Virologi Wuhan yang didukung negara China sebelumnya telah menampik tuduhan terhadapnya. Pejabat AS lainnya juga meremehkan kemungkinan bahwa virus Corona berasal dari laboratorium China. Kebanyakan ahli juga percaya virus itu berasal dari pasar yang menjual satwa liar di Wuhan dan melompat dari hewan ke manusia.

Sekretaris Negara AS Mike Pompeo pada Kamis (30/4) juga mengatakan tidak diketahui apakah virus tersebut berasal dari laboratorium.

"Kami tidak tahu apakah itu berasal dari Institut Virologi Wuhan. Kami tidak tahu apakah itu berasal dari pasar basah atau tempat lain. Kami tidak tahu jawaban itu, "kata Pompeo dalam sebuah wawancara dengan Newsradio 1040.

Disebut Potensial Sebagai Obat Virus Corona, Apa Itu Hydroxychloroquine?

Beberapa waktu lalu, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa hydroxychloroquine atau obat anti-malaria sangat berpotensi untuk mengatasi wabah virus Corona COVID-19. Bahkan obat ini telah digunakan untuk merawat 4.000 pasien Corona di New York.
Dalam beberapa kasus, penggunaan hydroxychloroquine dikombinasikan dengan obat lainnya, seperti antibiotik Zithromax atau azithromycin. Hasil yang diberikan pun cukup menjanjikan.

Apa sih hydroxychloroquine itu?

Hydroxychloroquine adalah obat quinoline yang digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit malaria, yaitu penyakit yang disebabkan parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk. Tetapi, obat ini tidak efektif untuk mengatasi semua jenis malaria.

Mengutip Medlineplus, obat ini juga ditujukan untuk anti-rematik. Bisa digunakan untuk mengobati gejala rheumatoid arthritis, untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada radang sendi.

Selain itu, kegunaan lain dari obat ini juga bisa mencegah dan mengobati discoid lupus erythematosus (DLE) suatu kondisi peradangan kronis pada kulit. Dan, systemic lupus erythematosus (SLE) yaitu suatu kondisi peradangan kronis pada tubuh.