Sabtu, 28 Maret 2020

Sudah Dilarang, Warga Washington Nekat Saksikan Sakura Mekar

Selain Jepang, momen mekarnya bunga sakura juga dinikmati warga Washington, Amerika Serikat meskipun kini tengah terjadi pandemi Corona.
Warga Washington sendiri sebenarnya telah dilarang oleh otoritas setempat untuk datang ke taman bunga sakura. Hal ini terpaksa dilakukan untuk menghindari munculnya kerumunan orang yang dapat berpotensi menularkan Corona.

Pejabat setempat bahkan meluncurkan gerakan #StayHomeCherryBlossomsChallange agar kunjungan ke taman-taman menjadi rendah. Walikota Washington, Muriel Bowser juga berharap agar baik warganya maupun pendatang untuk tinggal di rumah saja meskipun cuaca cerah. Selain itu, ada pula aturan agar orang-orang saling menjaga jarak sekitar 6 kaki atau sekitar hampir 2 meter agar virus ini tak menulari lebih banyak orang.

Dilansir dari Associated Press, Jumat (27/3/2020), Departemen Kepolisian Metropolitan telah menutup belasan jalan, jembatan, dan lalu lintas guna membatasi kerumunan orang di Jefferson Memorial dan Tidal Basin. Sistem kereta Metro juga menutup stasiun-stasiun yang dekat dengan kawasan Tidal Basin untuk mengurangi gerombolan orang berdatangan ke taman sakura itu.

Namun sejumlah orang tetap saja datang untuk memandangi bunga sakura yang mekar. Masa puncak bunga sakura mekar ini adalah pada hari Jumat (21/3) dan akan bertahan selama 10 hari.

Kendati orang-orang tetap berdatangan ke taman, mereka berkumpul dalam kelompok kecil yang terdiri atas tiga atau empat orang. Mereka tidak datang bergerombol dalam kelompok besar.

Sementara itu orang-orang juga tampak menjaga diri mereka dari terpaan virus, seperti salah seorang remaja berusia 17 tahun yang menggunakan pakaian hazmat berwarna kuning, lengkap dengan masker gas, sepatu boots dan sarung tangan.

Remaja yang tak ingin disebutkan namanya itu mengatakan. "Saya tak khawatir karena saya masih muda."

"Saya menggunakan (hazmat) untuk berjaga-jaga jika saya kontak dengan orang yang lebih tua, saya tak akan menulari mereka," ia menjelaskan.

Di sisi lain ada juga pengunjung Asia bernama Milla Tang dan Aaron Chen yang datang melihat bunga sakura sambil mengenakan masker.

"Saya dengar orang bilang, mengenakan masker itu lucu,"kata Tang.

"Itu membuat saya sedih, masker bukanlah barang becandaan, itu (masker) akan membuat orang-orang tetap aman. Kami ingin diperlakukan sama seperti orang lain, bukan seperti orang Asia yang berbahaya," lanjutnya.

Bagi kebanyakan orang terutama yang usianya masih muda, virus Corona hanya menyebabkan gejala ringan atau sedang seperti demam dan batuk. Sementara bagi orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan masalah kesehatan, virus ini dapat menyebabkan penyakit yang diderita mereka menjadi makin parah, termasuk menimbulkan pneumonia.

Menurut WHO, orang yang sakit ringan dapat sembuh dalam waktu sekitar 2 minggu sedangkan yang sakit parah membutuhkan waktu 3-6 minggu untuk pulih. Amerika kini menjadi negara dengan kasus positif Corona terbanyak di dunia. Total ada 85.505 kasus, melebihi China 81.782 orang.

Bukannya di Rumah, Warga Italia Malah Main Ping Pong di Pantai

 Italia sudah lebih dulu menerapkan kebijakan lockdown. Namun masih saja ada warganya yang tidak peduli. Walikota Bari di Italia, Antonio Decaro, blusukan untuk memastikan warganya taat untuk tinggal di rumah. Tapi Antionio justru dibuat kesal.

Antonio mendapati warganya masih banyak yang nongkrong dan berkumpul untuk hal yang tidak penting. Bahkan masih ada warga yang main ping pong di pinggir pantai.

ABC News
@ABC
"Go and play with your PlayStation at home."

The mayor of the southern Italian city of Bari angrily confronted citizens who refuse to obey lockdown rules. https://abcn.ws/2UeRP6n 

Video terlekat
297
17.47 - 25 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
121 orang memperbincangkan tentang ini

"Ping pong tidak diperbolehkan saat ini. Kalian tidak boleh main tenis meja. Ayo pulang!," teriak Antonio, gregetan.

Sambil mendatangi mereka satu persatu, Antonio meminta mereka untuk pulang. Kalau mereka tak mau menurut maka akan ada polisi yang mengangkut mereka.

"Ini keputusan negara, saya adalah walikota dan saya akan membuat warga untuk mentaati keputusan tersebut. Kalian harus pulang sekarang. Saya tidak mau ada seorang pun di sini," tegas Antonio kepada warga.

Antonio menjelaskan bahwa dirinya kerap mendapat pesan bahwa masih banyak warga yang tidak mentaati peraturan untuk diam di rumah. Antonio berkeliling Kota Bari untuk memastikan warga untuk tetap diam di rumah sampai waktu yang ditentukan.

"Ini darurat nasional, ini bukan permainan. Gambar tersebut bukan dari film, orang-orang sekarat. Bagaimana saya menjelaskan ini? Kalian benar-benar membuat saya sakit. Kalian akan membuat saya kena serangan jantung," ujar Antonio kesal.

Italia sendiri menjadi negara terparah di Eropa yang menghadapi pandemi Corona. Totalnya sudah ada 74.386 kasus yang ditangani oleh Italia.

"Bermainlah dengan playstation di rumah. Ayo pulang," pinta Antonio kepada warganya.

Sudah Dilarang, Warga Washington Nekat Saksikan Sakura Mekar

Selain Jepang, momen mekarnya bunga sakura juga dinikmati warga Washington, Amerika Serikat meskipun kini tengah terjadi pandemi Corona.
Warga Washington sendiri sebenarnya telah dilarang oleh otoritas setempat untuk datang ke taman bunga sakura. Hal ini terpaksa dilakukan untuk menghindari munculnya kerumunan orang yang dapat berpotensi menularkan Corona.

Pejabat setempat bahkan meluncurkan gerakan #StayHomeCherryBlossomsChallange agar kunjungan ke taman-taman menjadi rendah. Walikota Washington, Muriel Bowser juga berharap agar baik warganya maupun pendatang untuk tinggal di rumah saja meskipun cuaca cerah. Selain itu, ada pula aturan agar orang-orang saling menjaga jarak sekitar 6 kaki atau sekitar hampir 2 meter agar virus ini tak menulari lebih banyak orang.

Dilansir dari Associated Press, Jumat (27/3/2020), Departemen Kepolisian Metropolitan telah menutup belasan jalan, jembatan, dan lalu lintas guna membatasi kerumunan orang di Jefferson Memorial dan Tidal Basin. Sistem kereta Metro juga menutup stasiun-stasiun yang dekat dengan kawasan Tidal Basin untuk mengurangi gerombolan orang berdatangan ke taman sakura itu.

Namun sejumlah orang tetap saja datang untuk memandangi bunga sakura yang mekar. Masa puncak bunga sakura mekar ini adalah pada hari Jumat (21/3) dan akan bertahan selama 10 hari.

Kendati orang-orang tetap berdatangan ke taman, mereka berkumpul dalam kelompok kecil yang terdiri atas tiga atau empat orang. Mereka tidak datang bergerombol dalam kelompok besar.

Sementara itu orang-orang juga tampak menjaga diri mereka dari terpaan virus, seperti salah seorang remaja berusia 17 tahun yang menggunakan pakaian hazmat berwarna kuning, lengkap dengan masker gas, sepatu boots dan sarung tangan.

Remaja yang tak ingin disebutkan namanya itu mengatakan. "Saya tak khawatir karena saya masih muda."

"Saya menggunakan (hazmat) untuk berjaga-jaga jika saya kontak dengan orang yang lebih tua, saya tak akan menulari mereka," ia menjelaskan.