Museum Bahari pada zaman dahulu adalah gudang VOC untuk menyimpan rempah-rempah. Kini, jejak kejayaan Maritim Indonesia tersimpan di bangunan ini.
Pada zaman dahulu konon kapal bisa langsung merapat sangat dekat ke gedung museum, namun saat ini area sekita museum sudah penuh dengan pemukiman penduduk.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung museum ini dipakai sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang. Pada tahun 1976, bangunan cagar budaya ini dipugar kembali, dan kemudian pada tanggal 7 Juli 1977 diresmikan sebagai Museum Bahari.
Di museum ini traveler bisa menjumpai berbagai macam perahu tradisional hingga kapal yang digunakan pada zaman kolonial Belanda, alat navigasi, meriam, jangkar, foto-foto dan beraneka biota laut serta sebarannya di Indonesia.
Selain itu di lantai dua museum, kita bisa menjumpai diorama yang menggambarkan para pedagang asing maupun penjajah yang datang ke tanah air pada jaman dahulu.
Selain itu terdapat ruang perpustakaan yang sangat nyaman, berisi aneka buku dan journal tentang sejarah kemaritiman Indonesia sejak jaman penjajahan sampai saat ini.
Perahu tradisional phinisi, perahu lancang kuning, dan perahu Jukung Karere merupakan sebagian koleksi penting yang terdapat dalam museum ini.
Untuk perahu phinis sendiri traveler masih dapat menjumpai di pelabuhan Sunda Kelapa yang berlokasi tak jauh dari museum.
Walaupun beberapa waktu lalu museum ini sempat terbakar, namun patut disyukuri bahwa koleksi-koleksinya yang berharga dan bersejarah masih dapat diselamatkan dan masih dapat dinikmati traveler saat ini.
Yang menarik, tidak jauh dari Museum Bahari ini terdapat Menara Syah Bandar, yang merupakan bangunan paling tinggi yang ada pada masa lalu untuk mengawasi kapal yang keluar dan masuk pelubahan Sunda Kelapa.
Ada Gua Keramat dengan Lafal Allah di Misool
Berwisata ke Misool, Raja Ampat ada destinasi gua yang menarik dikunjungi. Pintu gua ini dihiasi oleh lafal Allah. Konon katanya, ini gua yang keramat.
Misool terkenal dengan panorama alamnya yang indah dan mempesona. Di tengah keindahan yang ditawarkan alam pulau Misool, terdapat juga jejak sejarah dan peradaban masa silam, baik berupa lukisan tangan pada dinding-dinding karst juga bentuk-bentuk gua yang unik.
Salah satu gua yang sangat terkenal yakni Gua Keramat Ti Pale. Gua ini terletak di antara Distrik Misool Selatan dan Distrik Misool Timur. Mulut gua ini menghadap ke lautan.
Untuk masuk ke tempat ini, kita harus menyusuri sebuah lorong kecil, sebuah aliran air laut yang melintasi celah kecil di antara bebatuan, karang karst dan pepohonan. Sebuah kolam dengan airnya yang biru, segar dan dingin membentang di antara celah bebatuan dan dinding gua.
Keberadaan kolam mini ini tentunya seolah mengingatkan kita pada kisah dan legenda masa lampau, di mana gua dan kolam merupakan tempat istimewa, sebagai tempat permandian para bidadari, putri khayangan.
Ya, gua ini memang begitu eksotis, sebuah mahakarya yang menjadi saksi bisu keagungan dan keindahan tangan Tuhan. Pada dinding dan langit gua bergelantungan stalaktit yang mengeluarkan tetesan air lalu jatuh dan menyebur pada kolam mini. Selain itu, ditemukan banyak tengkorak manusia.
Sedangkan pada serambi gua terdapat dua makam orang yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Kepulauan Misool. Pada sisi dinding atas gua, tampak sebuah lukisan atau tulisan lafadz Allah. Sebuah kalimat suci yang mengungkapkan keagungan Tuhan Sang Pencipta.
Alam memang tak dapat bicara, namun lewat ekspresi keindahannya ia mampu menggerakan akal dan daya manusia. Bahwa keindahan adalah bagian dari daya dan cipta tangan Tuhan. Karena itu, kita dituntun untuk terus melakukan sujud dan syukur.