Minggu, 01 Maret 2020

Penutupan Komodo Tahun 2020, KLHK & Pemprov NTT Akan Sosialisasi

Apabila jadi, penutupan Pulau Komodo dilakukan Januari tahun 2020 mendatang. Terkait hal itu, pihak KLHK hingga pemprov NTT akan melakukan sosialisasi.

Bertempat di lantai 8 ruang rapat Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK, Jakarta, Rabu, (6/2/2019), Dirjen KSDAE KLHK Wiratno beserta Asisten Didang Ekonomi dan Pembangunan NTT Alexander Sena serta sejumlah stakeholder terkait bicara lebih lanjut soal wacana penutupan Pulau Komodo.

Rapat itu pun menghasilkan sejumlah keputusan baru, seperti wacana perubahan penutupan TN Komodo yang jadinya berubah hanya Pulau Komodo, waktu penutupan hingga pembuatan tim terpadu yang nantinya akan diisi oleh para stakeholder terkait.

Dalam waktu sesingkat-singkatnya, tim terpadu bentukan KLHK dan stakeholder terkait akan memberi laporan pada Menteri KLHK pada bulan Juli 2019. Di mana dari data itu akan jadi rujukan soal jadi tidaknya penutupan Pulau Komodo.

Ditemui detiktravel di KLHK, Kadispar NTT Marius Ardhu Jelamu berjanji untuk segera mengabarkan para pelaku wisata di TN Komodo terkait hasil rapat tersebut.

"Kami akan secepatnya sosialisasikan ya, karena nanti sampai Juli. Penutupannya itu kan Januari 2020. Jadi masih ada waktu," ujar Marius.

Diungkapkan oleh Marius, para traveler yang telah melakukan pemesanan wisata ke TN Komodo masih memiliki waktu untuk datang berkunjung tahun ini. Tidak ada masalah berarti.

"Yang sudah melakukan komitmen antara travel agent luar negeri dan dalam negeri untuk ke Komodo tetap berjalan sampai waktu yang telah ditentukan. Jadi sama sekali tidak mengganggu mereka punya komitmen," ungkap Marius.

Senada dengan Marius, Dirjen KSDAE KLHK Wiratno juga berjanji untuk mengabarkan hasil rapat tersebut beserta perkembangannya pada khalayak ramai.

"Saya juga menekankan pentingnya komunikasi agar tidak ramai seperti sekarang. Setelah ini akan ada press release, info dari kita lewat medsos. Ini hasilnya akan diberikan juga," tutup Wiratno.

Telaga Sarangan, yang Kata Sandiaga Uno Mirip Danau di Swiss

Ada di kaki Gunung Lawu, Telaga Sarangan begitu memikat keindahannya. Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno membandingkannya dengan Danau Geneva.

Sandi mengirimkan salam untuk Menteri Susi dalam kunjungannya di Telaga Sarangan, Rabu (6/2/2019). Ia pernah ditantang untuk menyulap Danau Sunter menjadi seperti Geneva di Swiss, dan kini ia seperti punya destinasi sepadan.

"Bu Susi, ini salam balik saya dari Lake Sarangan atau Telaga Sarangan, keindahan dan kebersihannya nggak kalah dengan Lake Geneva, nanti kita tingkatkan lagi pelayanan dan penataannya, paling nggak sama dengan Lake Geneva," kata Sandi setelah berlari mengelilingi Telaga Sarangan.

Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Telaga Sarangan juga dikenal Telaga Pasir, adalah telaga alami yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dengan alamat Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga ini berjarak sekitar 16 kilometer arah barat Kota Magetan.

Telaga Sarangan memiliki luas sekitar 30 hektar dengan kedalaman 28 meter. Suhu udaranya antara 15 hingga 20 derajat Celsius yang mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya.

Telaga Sarangan adalah lokasi tepat bagi para pemburu sunrise karena lokasinya ada di ketinggian. Foto sunrisenya amat cantik karena berlatar danau dan bukit-bukit.

Telaga Sarangan memiliki berbagai fasilitas terutama speedboat. Ada pula aktivitas berkuda, pusat oleh-oleh, dan penginapan yang terbilang terjangkau dengan tiket masuk Rp 20 ribu untuk dewasa dan anak-anak Rp 15 ribu.

Ini Kamar Termewah di Laut, Biaya Pembangunannya Rp 2,8 M

Inilah kamar suite kapal pesiar terbesar di dunia. Kamar tidur yang lengkap fasilitas ini dibangun dengan biaya USD 200.000 atau setara Rp 2,784 M.

Melansir CNN Travel, Kamis (7/2/2019), Anda belum bisa menyewanya karena baru beroperasi di tahun 2020. Traveler penggemar kapal pesiar dijamin tidur dengan kenyamanan tinggi.

Kamar suite kapal pesiar terbesar juga super mewah di dunia ini dijuluki Regent Suite, adalah bagian dari kapal cruise Regent Seven Sea yang akan datang, yakni Seven Seas Splendor. Suite ini seluas 412 m2, mencakup kamar tidur utama yang megah, kamar tidur tamu, ruang makan pribadi, ruang santai, sauna, ruang uap dan ruang spa.

Selain menikmati fitur-fitur mewah, Anda dapat mengagumi pemandangan laut yang selalu berubah dari jendela yang tinggi. Jarak langit-langit dan beranda pribadi suite ini pun dijamin lega.

Hanya akan ada satu Regent Suite di atas kapal. Kamar ini mengambil inspirasi dari Regent Suite yang lebih kecil di kapal Seven Seas Explorer.

Adapun tempat tidur mahal itu dibuat khusus oleh brand asal Swedia https://www.detik.com/tag/swedia, Hastens. Disebut sebagai tempat tidur paling mewah di laut dengan bingkai kayu pinus, pegas baja dan kasur yang empuk tentunya.

Adapun Tillberg Design of Sweden menciptakan lampu gantung emas, marmer Italia, dan karya seni yang tak ternilai. Jika Anda memesan ke suite mewah ini, akan mendapatkan layanan VIP sepanjang perjalanan.

Sebelum naik, Anda akan memberi tahu Pre-Voyage Concierge tentang linen, bantal dan produk perawatan kulit pilihan. Traveler https://www.detik.com/tag/wisatawan juga akan duduk di penerbangan kelas bisnis gratis sebelum dan sesudah perjalanan cruise hingga diberi mobil pribadi beserta sopir di setiap pelabuhan.

Tidak mengherankan, jika semua kemewahan ini harus dibayar dengan biaya tinggi. Regent Suite dihargai USD 11.000 atau setara Rp 153 juta per malam. Gilanya lagi, kamar ini hampir sepenuhnya terjual habis untuk pelayaran perdana Seven Seas Splendor 2020.

Penutupan Komodo Tahun 2020, KLHK & Pemprov NTT Akan Sosialisasi

Apabila jadi, penutupan Pulau Komodo dilakukan Januari tahun 2020 mendatang. Terkait hal itu, pihak KLHK hingga pemprov NTT akan melakukan sosialisasi.

Bertempat di lantai 8 ruang rapat Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK, Jakarta, Rabu, (6/2/2019), Dirjen KSDAE KLHK Wiratno beserta Asisten Didang Ekonomi dan Pembangunan NTT Alexander Sena serta sejumlah stakeholder terkait bicara lebih lanjut soal wacana penutupan Pulau Komodo.

Rapat itu pun menghasilkan sejumlah keputusan baru, seperti wacana perubahan penutupan TN Komodo yang jadinya berubah hanya Pulau Komodo, waktu penutupan hingga pembuatan tim terpadu yang nantinya akan diisi oleh para stakeholder terkait.

Dalam waktu sesingkat-singkatnya, tim terpadu bentukan KLHK dan stakeholder terkait akan memberi laporan pada Menteri KLHK pada bulan Juli 2019. Di mana dari data itu akan jadi rujukan soal jadi tidaknya penutupan Pulau Komodo.

Ditemui detiktravel di KLHK, Kadispar NTT Marius Ardhu Jelamu berjanji untuk segera mengabarkan para pelaku wisata di TN Komodo terkait hasil rapat tersebut.

"Kami akan secepatnya sosialisasikan ya, karena nanti sampai Juli. Penutupannya itu kan Januari 2020. Jadi masih ada waktu," ujar Marius.

Diungkapkan oleh Marius, para traveler yang telah melakukan pemesanan wisata ke TN Komodo masih memiliki waktu untuk datang berkunjung tahun ini. Tidak ada masalah berarti.

"Yang sudah melakukan komitmen antara travel agent luar negeri dan dalam negeri untuk ke Komodo tetap berjalan sampai waktu yang telah ditentukan. Jadi sama sekali tidak mengganggu mereka punya komitmen," ungkap Marius.

Senada dengan Marius, Dirjen KSDAE KLHK Wiratno juga berjanji untuk mengabarkan hasil rapat tersebut beserta perkembangannya pada khalayak ramai.

"Saya juga menekankan pentingnya komunikasi agar tidak ramai seperti sekarang. Setelah ini akan ada press release, info dari kita lewat medsos. Ini hasilnya akan diberikan juga," tutup Wiratno.