Apabila jadi, penutupan Pulau Komodo dilakukan Januari tahun 2020 mendatang. Terkait hal itu, pihak KLHK hingga pemprov NTT akan melakukan sosialisasi.
Bertempat di lantai 8 ruang rapat Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK, Jakarta, Rabu, (6/2/2019), Dirjen KSDAE KLHK Wiratno beserta Asisten Didang Ekonomi dan Pembangunan NTT Alexander Sena serta sejumlah stakeholder terkait bicara lebih lanjut soal wacana penutupan Pulau Komodo.
Rapat itu pun menghasilkan sejumlah keputusan baru, seperti wacana perubahan penutupan TN Komodo yang jadinya berubah hanya Pulau Komodo, waktu penutupan hingga pembuatan tim terpadu yang nantinya akan diisi oleh para stakeholder terkait.
Dalam waktu sesingkat-singkatnya, tim terpadu bentukan KLHK dan stakeholder terkait akan memberi laporan pada Menteri KLHK pada bulan Juli 2019. Di mana dari data itu akan jadi rujukan soal jadi tidaknya penutupan Pulau Komodo.
Ditemui detiktravel di KLHK, Kadispar NTT Marius Ardhu Jelamu berjanji untuk segera mengabarkan para pelaku wisata di TN Komodo terkait hasil rapat tersebut.
"Kami akan secepatnya sosialisasikan ya, karena nanti sampai Juli. Penutupannya itu kan Januari 2020. Jadi masih ada waktu," ujar Marius.
Diungkapkan oleh Marius, para traveler yang telah melakukan pemesanan wisata ke TN Komodo masih memiliki waktu untuk datang berkunjung tahun ini. Tidak ada masalah berarti.
"Yang sudah melakukan komitmen antara travel agent luar negeri dan dalam negeri untuk ke Komodo tetap berjalan sampai waktu yang telah ditentukan. Jadi sama sekali tidak mengganggu mereka punya komitmen," ungkap Marius.
Senada dengan Marius, Dirjen KSDAE KLHK Wiratno juga berjanji untuk mengabarkan hasil rapat tersebut beserta perkembangannya pada khalayak ramai.
"Saya juga menekankan pentingnya komunikasi agar tidak ramai seperti sekarang. Setelah ini akan ada press release, info dari kita lewat medsos. Ini hasilnya akan diberikan juga," tutup Wiratno.
Telaga Sarangan, yang Kata Sandiaga Uno Mirip Danau di Swiss
Ada di kaki Gunung Lawu, Telaga Sarangan begitu memikat keindahannya. Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno membandingkannya dengan Danau Geneva.
Sandi mengirimkan salam untuk Menteri Susi dalam kunjungannya di Telaga Sarangan, Rabu (6/2/2019). Ia pernah ditantang untuk menyulap Danau Sunter menjadi seperti Geneva di Swiss, dan kini ia seperti punya destinasi sepadan.
"Bu Susi, ini salam balik saya dari Lake Sarangan atau Telaga Sarangan, keindahan dan kebersihannya nggak kalah dengan Lake Geneva, nanti kita tingkatkan lagi pelayanan dan penataannya, paling nggak sama dengan Lake Geneva," kata Sandi setelah berlari mengelilingi Telaga Sarangan.
Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Telaga Sarangan juga dikenal Telaga Pasir, adalah telaga alami yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dengan alamat Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga ini berjarak sekitar 16 kilometer arah barat Kota Magetan.
Telaga Sarangan memiliki luas sekitar 30 hektar dengan kedalaman 28 meter. Suhu udaranya antara 15 hingga 20 derajat Celsius yang mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya.
Telaga Sarangan adalah lokasi tepat bagi para pemburu sunrise karena lokasinya ada di ketinggian. Foto sunrisenya amat cantik karena berlatar danau dan bukit-bukit.
Telaga Sarangan memiliki berbagai fasilitas terutama speedboat. Ada pula aktivitas berkuda, pusat oleh-oleh, dan penginapan yang terbilang terjangkau dengan tiket masuk Rp 20 ribu untuk dewasa dan anak-anak Rp 15 ribu.