Minggu, 01 Maret 2020

Saranghae! Turis Korea Jatuh Cinta dengan Ombak Pangandaran

Jumlah turis asal Korea Selatan ke Pantai Batukaras, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat semakin meningkat. Mereka jatuh cinta dengan ombak untuk surfing di sana.

Jaehwan Kim (32), salah seorang pelancong asal Korea Selatan bercerita, kunjungannya ke Batukaras merupakan yang pertama. Jaehwan datang bersama pacar dan dua teman lainnya.

Menurut Jaehwan, ia telah lama mendengar tentang ombak Batukaras yang populer di kalangan para peselancar. Akhirnya tahun ini, setelah dari Bali, ia bertolak ke Batukaras.

Tak tanggung-tanggung, di Batukaras, Jehwan dan teman-temannya merencanakan tinggal hampir sebulan untuk berburu ombak, tercatat sejak 20 Januari lalu.

Selain grupnya, menurut pria asal Kota Busan ini, ada beberapa grup turis Korea lain yang ia jumpai di Pantai Batukaras. Sebagian lainnya, kata dia, telah mengunjungi Batukaras beberapa kali.

"Mereka rata-rata datang untuk berselancar, " kata Jaehwan kepada detikTravel, Kamis (7/2/2019).

Dua pekan melewatkan waktu di Batukaras, Jaehwan mengaku puas dengan kondisi ombak di pantai tersebut. Spot ombak di Batukaras, menurut dia bervariasi, mulai dari yang kecil untuk pemula hingga yang lebih menantang.

"Saya sendiri pengajar surfing di Korea. Tapi di sana ombaknya kecil, jadi di sini cukup sulit, saya masih belajar," kata Jaehwan.

Selain pantai dan ombaknya, Jaehwan juga senang dengan keramahan warga, termasuk para peselancar lokal. Karena kesan ini, ia menyebut akan mempromosikan Batukaras pada teman-temannya di Korea.

Namun begitu, kata dia, ada sedikit kekurangan dari objek wisata Batukaras, yakni kendala jarak. Ia mengaku tidak ada masalah dengan penerbangan dari Bali ke Bandung. Tapi menuju Batukaras dari Bandung, kata dia, cukup merepotkan.

"Kami dari Korea kebanyakan membawa longboard. Kami harus sewa mobil, dan perjalanan sekitar enam jam. Ini lumayan mahal," kata dia.

Ia mendengar Pangandaran telah memiliki landasan udara, tapi daya dukungnya masih terbatas. Ia berharap, Pangandaran segera memiliki bandara yang representatif.

Kampung Nelayan di Penang yang Diakui UNESCO

Di Penang, Malaysia ada kota tua Georgetown yang menjadi situs warisan budaya UNESCO. Di kota ini ada kampung nelayan terapung yang traveler mesti datangi.

Liburan ke Penang, Malaysia beragam destinasi yang bisa kamu temukan di kota tua Georgetown. Salah satunya adalah kampung nelayan yang berumur lebih dari satu abad yang bernama Chew Jetty.

Beberapa waktu lalu detikTravel berkunjung ke Penang bersama Princess Cruise dan singgah ke Chew Jetty. Kampung nelayan ini beitu ramai dikunjungi orang.

James, guide yang mendampingi kami mengungkapkan kampung Chew Jetty adalah kampungnya orang China. Mereka datang hampir 2 abad yang lalu dan masih bertahan hingga sekarang.

"Kampung nelayan ini telah ada sejak abad ke-19 dan dihuni oleh keturunan China. Mereka imigran yang datang langsung dari Xinglinshe Village, Tong An District dan Fujian," jelas James.

Karena ini adalah pemukiman terakhir dari keturunan China kuno, maka UNESCO pun menobatkan Georgetown termasuk di dalamnya Chew Jetty, sebagai salah satu Warisan Budaya UNESCO di Penang.

Maulid Akbar dan 1.000 Hidangan, Banda Aceh Tarik Perhatian Wisman

 Pemerintah Banda Aceh punya strategi baru untuk menarik wisatawan. Mereka mengadakan Maulid Akbar dengan 1.000 hidangan. Seperti apa ya?

Pemerintah Kota Banda Aceh menggelar Maulid Akbar dengan menyediakan seribu hidangan. Ribuan warga termasuk wisatawan dari sejumlah negara ikut menikmati makan nasi ramai-ramai sambil duduk lesehan.

Maulid Akbar tahun ini digelar Pemko Banda Aceh di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Aceh, Rabu (6/2/2019) kemarin. Di lokasi, sejumlah tenda dan sebuah panggung dibikin. Hidangan ditaruh memanjang dan disiapkan untuk warga yang hadir. Masyarakat berbagai kalangan duduk bersama dan menyantap nasi maulid bersama.

Hadir dalam kegiatan ini Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud serta pejabat lainnya. Selain itu, juga ada wisatawan dari Malaysia, Brunei Darussalam, Australia serta Turki yang ikut menikmati nasi dengan berbagai macam lauk.

Maulid Akbar ini akan menjadi event tahunan Pemko Banda Aceh. Tujuannya, selain untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad, juga untuk melirik wisatawan asing. Para traveler yang datang ke acara maulid, bebas menikmati hidangan yang disediakan.

"Ini maulid pertama paling besar di Banda Aceh dan akan menjadi agenda rutin ke depan. Jumlah hidangan yang kita sediakan 1.000 lebih yang dibawa untuk 50 ribu orang yang hadir," kata Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman kepada wartawan usai acara.

Menurutnya, maulid tersebut akan menjadi salah satu agenda wisata islami di Banda Aceh. Pemko sendiri tahun depan akan menetapkan waktu lebih cepat sehingga traveler dari berbagai negara dapat menghadirinya.

"Selanjutnya adalah dengan maulid ini jadi tujuan wisata Islami untuk ke depan. Karena ini banyak tamu dari Malaysia, Australia, Turki dan Brunei Darussalam hadir. Nantinya kita targetkan ke depan kita tetapkan tanggal lebih awal hingga masyarakat mancanegara dan provinsi lain tahu dan datang kemari makan nasi maulid bersama," ungkap Aminullah.

Selain itu, kata Aminullah, agenda maulid ini juga mempunyai beberapa hikmah yang dapat dipetik. Di antaranya yaitu sebagai wujud rasa syukur atas kehadiran nabi Muhammad, serta menjadi ajang silaturrahmi antara pemerintah dengan masyarakat.

"Kita hari ini juga menyantuni anak yatim. Maulid ini juga akan menghidupkan ekonomi kecil karena kenduri ini telur asin dan bahan masakan menjadi banyak sekali yang beli," ujar Aminullah.

Saranghae! Turis Korea Jatuh Cinta dengan Ombak Pangandaran

Jumlah turis asal Korea Selatan ke Pantai Batukaras, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat semakin meningkat. Mereka jatuh cinta dengan ombak untuk surfing di sana.

Jaehwan Kim (32), salah seorang pelancong asal Korea Selatan bercerita, kunjungannya ke Batukaras merupakan yang pertama. Jaehwan datang bersama pacar dan dua teman lainnya.

Menurut Jaehwan, ia telah lama mendengar tentang ombak Batukaras yang populer di kalangan para peselancar. Akhirnya tahun ini, setelah dari Bali, ia bertolak ke Batukaras.

Tak tanggung-tanggung, di Batukaras, Jehwan dan teman-temannya merencanakan tinggal hampir sebulan untuk berburu ombak, tercatat sejak 20 Januari lalu.

Selain grupnya, menurut pria asal Kota Busan ini, ada beberapa grup turis Korea lain yang ia jumpai di Pantai Batukaras. Sebagian lainnya, kata dia, telah mengunjungi Batukaras beberapa kali.

"Mereka rata-rata datang untuk berselancar, " kata Jaehwan kepada detikTravel, Kamis (7/2/2019).

Dua pekan melewatkan waktu di Batukaras, Jaehwan mengaku puas dengan kondisi ombak di pantai tersebut. Spot ombak di Batukaras, menurut dia bervariasi, mulai dari yang kecil untuk pemula hingga yang lebih menantang.

"Saya sendiri pengajar surfing di Korea. Tapi di sana ombaknya kecil, jadi di sini cukup sulit, saya masih belajar," kata Jaehwan.