Setelah itu, ada juga pagelaran budaya yang akan dilaksanakan pada 30-31 Mei 2019 di Lapangan Pancasila Ende. Kegiatan ini akan menampilkan tarian tradisional, tarian kreasi baru, lagu-lagu daerah yang diiringi dengan alat musik tradisional.
"Peserta pagelaran seni budaya adalah kelompok sanggar masyarakat dari 21 Kecamatan se-Kabupaten Ende, sekolah-sekolah dalam wilayah Kota Ende, serta paguyuban-paguyuban Nusantara yang ada di Ende," sebut Derson.
Yang tak kalah menarik, akan ada Ende Culture Expo. Kegiatan ini Menampilkan Kerajinan Tangan (suvenir) berupa tenun ikat, busana, dompet, tas, kipas, topi, dasi, asbak rokok, tempat tissue, alas gelas, juga hiasan dinding, yang dibuat dari bahan lokal setempat dengan harga terjangkau.
"Selain itu menampilkan makanan khas daerah yang diadakan oleh kelompok-kelompok pelaku kuliner setempat. Ende Culture Expo akan dilaksanakan pada 30-31 Mei 2019 di Lapangan Pancasila," lanjut Derson.
Untuk para pecinta kopi, lanjut Derson, dapat mengikuti Festival Kopi yang juga digelar di tempat dan waktu yang sama. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak para petani kopi, peracik, dan para penikmat kopi untuk mengangkat dan memperkenalkan kopi ke masyarakat luas.
"Nanti ada pakar kopi yang menyampaian materi tentang kopi dan filosofinya, cara meracik dan memperkenalkan berbagai jenis kopi yang ada dengan berbagai rasa yang berbeda," katanya.
Dan yang paling ditunggu-tunggu adalah keseruan Parade Laut. Parade ini akan bertolak dari Pulau Ende menuju Pelabuhan Ende. Parade ini akan didahului dengan upacara deba, zikir yang diselenggarakan pada malam hari di Pulau Ende oleh tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat di Pulau Ende.
Rombongan Parade laut start dari pulau Ende pada 31 Mei 2019 pada 09.00 WITA dan tiba di Ende pada pukul 12.00 WITA. Menurut Derson, peserta diperkirakan sebanyak 100 unit perahu dan dipimpin oleh kapal KRI Angkatan Laut.
Sementara itu, Ketua Calendar of Event (CoE) Kemenpar, Esthy Reko Astuti mengatakan, FPPK telah menjadi ikon wisata sejarah budaya bagi Kota Ende. Sekaligus melengkapi daya tarik alam yang telah melegenda di Kabupaten Ende seperti Danau Kelumutu, desa-desa adat serta alam tropis Flores.
"Daya tarik ini hendaknya disadari penuh dan dikemas secara profesional dengan standar global," kata Esthy.
Esthy menambahkan, pemerintah sebelumnya telah menetapkan Badan Otorita Terpadu Labuan Bajo dan Flores, sebagai satu dari 10 destinasi prioritas. Strategi dan arah kebijakan telah digariskan dan kini giliran masyarakat dan para pemangku kepentingan yang perlu terlibat dan berperan.
"Kita harus menjadikan pariwisata sebagai penggerak ekonomi, menghidupkan kreativitas budaya sekaligus mempererat soliditas sosial," ujar Esthy.
Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap, FPPK dapat diselengarakan secara berkelanjutan serta dikelola dengan lebih kreatif. Dan tentunya melibatkan partisipasi warga yang akhirnya dapat menjadi perayaan tahunan yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat Ende.
Arief menegaskan, pemerintah akan terus mendukung terutama melalui 3 langkah prioritas. Yakni digitalisasi pemasaran, pembangunan homestay desa wisata dan aksesibilitas bandara, yang juga hendaknya menjadi panduan bagi pemda, swasta dan masyarakat.
"Sesuatu yang tidak terlalu sulit bagi Ende karena modal sosial dan infrastruktur telah terbentuk," kata Arief.