Minggu, 05 Januari 2020

Beijing yang Ramah Turis Muslim

Beijing, salah satu negara yang memiliki banyak destinasi lengkap. Selain itu, Beijing juga sangat menghargai kaum muslim.
Pernah nggak kamu merasa kalau apa-apa yang kamu impikan perlahan akan sirna? Setiap impianmu terasa akan mengabur. Hilang ditelan kata-kata nasehat yang terasa tiada berujung. Makna hidup memperjuangkan mimpi demi mimpi seakan hanya terjadi pada orang lain. Waktu sedang tidak berpihak denganmu.

Yang ada hanya sedih, dan larut dalam duka yang entah kapan akan berakhir. Waktu itu, usia saya sudah lebih dari seperempat abad. Satu persatu teman menemukan pasangan hidupnya. Sahabat tempat bertukar cerita suka dan duka dalam proses peminangan.

Pria pendamping hidup belum tampak batang hidungnya. Kerjaan di kantor menumpuk dan terasa semakin jauh dari ideal. Jabatan sebagai staf admin, namun serasa mengerjakan segala hal hingga urusan keuangan. Pengajuan beasiswa juga belum berhasil.

Ditambah lagi pertanyaan soal hati. Pertanyaan kapan menikah bukan hal sekedar basa-basi. Hal yang harus diajak serius. Meski semua yang disekeliling sudah sangat paham bahwa jodoh adalah hak pregrogatif Tuhan. Jika saja, saya tau dimana ia berada. Saya akan menetapkan langkah awal jika selama ini ia mungkin enggan menemui. Namun, tidak. Urusan penantian jodoh bagi saya pribadi, adalah semacam ujian.

Ujian untuk memanfaatkan masa single dalam memperjuangkan mimpi-mimpi. Namun, dunia akan sepi jika manut dengan paham sedemikian. Seakan Allah mengambil satu persatu apa-apa yang ada dalam genggaman. Dan ingin hanya Dia yang jadi teman hati. Seberkas cahaya itu datang menghampiri hidupku.

Email dari penyelenggara lomba membawa kebahagiaan yang tiba-tiba membuncah. Terasa ada sejuk yang menelusup ke sanubari. Allah menunjukkan kasih sayangNya. Atas izin-Nya saya menjadi salah satu pemenang lomba blog dengan hadiah traveling ke Beijing, China. Masya Allah, Allahu Akbar. Tak terkatakan bahagianya hati. Kurang lebih 3 minggu sebelum perjalanan dimulai, kabar bahagia itu bisa membangunkan saya untuk bangun lebih pagi setiap harinya.

Persiapan musim dingin dilakukan. Mulai baca artikel, hingga tanya-tanya ke teman yang sudah berpengalaman. Musim dingin, satu musim yang dinanti-nantikan. Selama ini hanya banyak dilihat lewat layar televisi. Mencoba meraba-raba dinginnya musim salju.

Pada intinya, masa itu saat membuat saya sangat exited. Seakan segala luka yang masih ada di hati, tiba-tiba menyembuhkan diri sendiri. Allah yang Maha pemberi kesembuhan. Tibalah saya mendarat di Bandara Internasional, Beijing Capital International Airport.

Saya dan dua teman lainnya menikmati perjalanan. Naik pesawat air bus pertama kalinya, disuguhi makanan yang enaknya dari awal berangkat hingga menjelang tidur. Makanan berat, pilihan jus dan minuman yang tersedia, masih ditawari dengan pilihan es krim yang ingin dinikmati.

Tempat duduk yang nyaman, pilihan nonton dari berbagai genre tersedia. Masya Allah, Fabiayyi ala irabbikuma tukadzdziban, Nikmat Tuhan mana lagi yang aku dustakan. NikmatNya seakan datang berlipat-lipat dan terus bergulir. Beban hati hilang begitu saja. Kegundahan turut terbang dan menghilang. Alloh menunjukkan bahwa aku masih layak bahagia di atas segala bentuk ujian yang Dia beri. Kami tiba siang hari di daratan Beijing, Ibu Kota China.

Bangkok dan Ragam Wisatanya

Bangkok, sebuah Kota yang memiliki keanekaragaman wisata. Mulai dari kuil hingga wisata alam, memiliki daya tarik untuk wisatawan mancanegara.
Traveling saat ini sudah menjadi gaya hidup banyak orang. Bukan hanya untuk pengalaman, tapi menjadi salah satu kebutuhan untuk menghilangkan jenuh dan stress.

Kali ini, saya mau berbagi cerita tentang apa saja yang bisa kita lakukan atau kemana saja tempat-tempat yang wajib dikunjungi jika kita tidak punya waktu yang banyak di Kota Bangkok.

Pertama, Wat Arun dan Wat Traimit Golden, sebuah kuil yang namanya di ambil dari nama Dewa Fajar, Aruna. Kuil ini adalah salah satu situs paling terkenal di Thailand.

Hari pertama untuk menuju tempat ini, saya dan beberapa kenalan yang lain menyewa bus elf. Maklum, ada beberapa teman yang belum terbiasa naik kendaraan umum.

Siang itu, bus berhenti di sekitaran sebuah candi bernama Wat Pho. Dari sini, saya berjalan kaki sampai memasuki tempat antrean menuju loket dermaga dengan membayar sebesar 4 Baht. Harga untuk menyeberangi Sungai Chaopraya sampai di Wat Arun entrance.

Setelah turun dari Kapal Ferry, saya pun memasuki area khusus kuil dengan harga tiket masuk 50 Baht. Mulailah saya mengitari kuil ini, mencari spot-spot foto untuk koleksi pribadi.

Selain ada objek foto, ada pasar souvenir di samping kuil yang menawarkan harganya murah. Sisa uang beli oleh-oleh bisa beli jajanan untuk mengganjal perut.

Setelah kembali ke dermaga dan menaiki Kapal Fery, saya melanjutkan perjalanan menuju Wat Traimit Golden temple. Tempat ini tidak memiliki banyak aktifitas. Saya masuk dengan melepas alas kaki dan hanya bisa mengambil beberapa foto. Pengunjung dilarang mengambil video di ruang paling atas, yaitu tempat diletakkannya patung Buddha yang asli terbuat dari emas.

Hari semakin sore, saya memilih menghabiskan malam di Asiatique The Riverfront, tempat yang dulu difungsikan sebagai gudang pelabuhan perdagangan. Kini, tempat ini disulap menjadi mall populer dengan pemandangan sungai. Banyak sekali kafe, restoran, toko baju dan souvenir di sini, tetapi saya tidak memilih untuk belanja karena harganya tergolong mahal untuk backpacker seperti saya.

Saat makan malam, saya mendapat tempat dengan harga murah, tepatnya di depan Asiatique. Setelah makan, saya mengeksplore semua area pasar malam sambil berfoto-foto sampai kembali ke hotel.

Keesokan paginya, saya bergegas menuju Chocolate Ville. Tempat ini umumnya buka jam 4 sore sampai malam. Jadi, saya ke sini hanya untuk sekedar berfoto dengan bangunan kafe-kafe yang lucu dan unik. Setelah puas mengelilingi sebagian spot foto, saya bergegas ke pusat perbelanjaan yang ramai.

Saya berkunjung ke Pasar Pratunam, shopping murah yang mudah dijangkau di pusat kota. Di sini, ada dua tempat belanja yang berhadapan, yaitu Platinum Mall dan City complex. Selain itu, ada juga tempat belanja yang bernama Siam Discovery Mall dan MBK Center Mall. Saya menemukan jajanan unik di tempat ini, yaitu Nasi ketan Mangga, rasanya nikmat sekali.

Dari MBK mall menuju Siam Discovery mall, saya melewati jembatan penyeberangan yang keren, traveler bisa beristirahat santai di atas jembatan ini sambil menikmati suasana sekitar antara MBK mall dan Siam Discovery.

Hal yang begitu membuat saya terharu adalah bisa bermain bersama burung-burung dara di tengah-tengah jembatan. Tak semua pejalan kaki yang lewat bisa menikmati waktu bermain bersama burung-burung di sini. Ketika hari menjelang sore, saya bergegas ke Don Mueang Airport untuk kembali ke Jakarta.

Saya bersyukur sudah beberapa kali mengunjungi tempat-tempat ini. Ayo, bagi traveler yang tidak punya cukup waktu, jangan ragu. Siapkan rencanamu untuk menikmati liburan di kota Bangkok dan sekitarnya.

Dubai adalah kota yang selalu masuk dalam list destinasi para traveler, termasuk saya. Selain berada di negara yang jauh dari Indonesia yang mempunyai atmosfer  berbeda, Dubai juga punya banyak hasil karya yang mendunia dalam hal infrastructure dan arsitektur bangunan yang terkenal.

Jika saya berada di Dubai, saya ingin memanjakan mata di atas gedung Burj Khalifa memandang kota Dubai, menikmati Hotel termewah Burj Al Arab, Safari Gurun Pasir dan mengunjungi Love lake Dubai, serta santai cantik di Jumeirah Beach.